Kamis, 31 Juli 2014

Memperdaya Guru Biologi yang Cantik (Cerita17+)

Hari itu aku berangkat pagi-pagi ke sekolah. Habis
mau bagaimana lagi, tempat tinggalku agak jauh
dari tempatku mengajar. O,ya aku sekolah di SMA
negeri di kota X. Sekolah ini termasuk unggulan,
namun bukan dalam hal akademisnya melainkan
dalam hal ekskulnya. Ssetiap pulang para siswa
terlebih dahulu mengikuti ekskul hingga sore hari.
Karena termasuk sekolah baru, guru yang
mengajar umumnya masih muda. Mereka rata-
rata tidak ada yang berumur lebih dari 30 tahun.
Jam 6 pagi aku sudah pergi ke ruang guru. Disitu
baru nampak beberapa pengajar yang sudah hadir
bersamaan. Diantara mereka ada yang amat
menarik perhatianku dari semenjak ia pertama kali
bergabung bersama staf pengajar di sekolah ini.
Namanya Firdhayanti biasa dipanggil oleh
lingkungan sekolah Bu Firdha dan dia mengajar
biologi. Selain mengajar biologi, dia juga menjadi
pengurus UKS maklum sekolah ku masih baru 2
tahun berdiri jadinya minim SDM. Bagiku dia
termasuk kategori perempuan yang manis,
umurnya terpaut 5 tahun lebih tua dariku.
Tingginya dibawah beberapa senti dariku dengan
berat badan yang ideal. Perempuan itu selalu
berpenampilan rapi dengan secarik kain jilbab
menghiasi kepalanya. Dia baru mulai mengajar
sekitar 2 bulan yang lalu. Pagi itu Firdha datang
memakai baju lengan panjang berwarna biru muda
dipadu dengan rok panjang sewarna pula
sedangkan jilbab yang dikenakanannya berwarna
putih bermotifkan bunga, amat serasi. Sejujurnya,
yang membuat aku begitu tertarik padanya diluar
wajahnya yang manis menggemaskan itu tidak lain
karena bentuk tubuhnya yang aduhai mengundang
birahiku. Pakaian yang dikenakannya selalu terlihat
agak ketat entah disengaja atau tidak. Dan
walaupun jilbab yang dikenakannya panjang
selengan namun ukuran payudaranya yang
montok selalu tersembul dari balik baju dan
jilbabnya. Belum lagi kalau memperhatikan saat ia
berjalan, pantatnya yang montok itu selalu
bergoyang naik turun membuat selalu tidak
konsen. Akibat sering membayangkan Firdha
jadinya aku sering berfantasi sedang
menyetubuhinya dalam keadaan dia telanjang
namun tetap mengenakan jilbabnya. Tentu
merupakan hal yang menarik apabila wanita
berjilbab namun tidak berbusana. Selama ini aku
hanya bisa mengkhayal Firdha yang berjilbab
telanjang di depanku. Memikirkan hal itu aku jadi
sering merasa horny. Sampai-sampai aku
bertekad untuk bisa melancarkan hasrat
terpendam yang begitu menyiksa ini.
Pukul 1 siang dan bel pulang berbunyi dan aku
masih berada di lingkungan sekolah ini sampai
sore karena memang hari itu aku punya jadwal
untuk ikut les tambahan untuk anak kelas 2. mulai
jam 2 siang hingga 4 sore.
Tak terasa sudah jam 4 sore. Semua murid les
pulang, sedangkan aku masih ada di sekolah
untuk membereskan perlengkapan belajarku. Sore
hari itu sekolah yang tadinya ramai kini menjadi
sepi.
Aku berjalan menuju ruang guru untuk
mengembalikan penggaris dan kulihat nampak tas
kepunyaan Firdha masih ada di ruangan.
Nampaknya guru lainnya sudah pulang sedangkan
dia masih di sekolah. Aku penasaran mencari tahu
keberadaan perempuan cantik itu . Tapi
sebelumnya aku ingin sekali cuci muka melepas
kepenatan selama belajar tadi. Segera aku menuju
kamar mandi dekat ruang guru. Di sana hanya ada
2 kamar mandi satu untuk pria satu untuk wanita.
Namun dindingnya tidak membatasi dengan
sempurna, ada sekitar 30 cm celah di atas dinding
yang membatasi kamar mandi itu.
Perlahan kubuka pintu kamar mandi khusus guru
pria dan belum lagi kututup pintunya aku
mendengar suara desahan pelan dari kamar mandi
sebelah. Terkesima dengan suara yang aku
dengar, segera kuberjingkat-jingkat menaiki bak
mandi untuk mengintip ke kamar mandi sebelah.
Saat mengintip aku terkejut bukan kepalang
karena ternyata di sana kulihat Firdha, guru
berjilbab yang mempunyai wajah manis nan
menggemaskan itu sedang berjongkok tanpa
mengenakan rok panjangnya. Terlihat roknya
berada di gantungan kamar mandi. Saat itu dia
memandangi gambar di ponselnya. Aku menduga
dia tengah menonton blue film, karena terlihat dia
tidak bias mengendalikan diri dan menggosok-
gosok vaginanya. Tak kusangka walaupun
berjilbab, Firdha terlihat sangat birahi. Kuabadikan
masturbasi guru berjilbab tersebut dalam ponsel
kameraku. Firdha tidak sampai mengerang,
mungkin dia takut ketahuan apabila terdengar
orang lain. Melihat ia sedang bermasturbasi
membuat gairah birahi mulai menguasai pikiranku.
Tak dinyana, kesempatan untuk melampiaskan
hasratku padanya telah muncul dengan sendirinya.
Kira-kira 15 menit setelah Firdha guru biologi
berjilbab yang “alim” itu baru keluar dari kamar
mandi. Sekali lagi kulihat-lihat rekaman video dan
foto hasil jepretanku tadi. Kulihat seeorang wanita
manis berjilbab dengan tangan yang sedang asyik
memainkan jemarinya di vaginanya. Kakinya
terlihat putih dan mulus sekali. Ini menjadikan
birahiku semakin meluap-luap. Segera aku
bergegas menuju ruangan guru seraya
menghampirinya yang sedang duduk. Kemudian
dengan tanpa basa-basi kuelus-elus kepalanya
yang berjilbab putih dengan motif bunganya.
Dengan gerak refleks guru berjilbab itu terlompat
dari duduknya.
“Astaga! Kurang ajar! Apaan sih maksud kamu
Ar!”, hardik Firdha yang terkaget-kaget dengan
kelakuanku terhadapnya tadi dengan wajah
memerah karena marah.
Tanpa banyak omong kutunjukkan fotonya saat
bermasturbasi tadi, kulihat dia sangat shock.
“Dengar sayang, kalo kamu sampai berani
menolak melayaniku, foto dan video ini akan
kusebar luaskan”, ancamku seraya mendekatinya
lalu mengelus-elus jilbabnya.
Dia hanya bisa terdiam tanpa kata-kata. Sekilas
kemudian kujambak jilbabnya agar dia mengikutiku
menuju ruang UKS. Sesampainya di sana pintu
kukunci.
“Firdha meskipun kamu pakai jilbab ternyata
libidonya tinggi juga yah?”, kataku sembari
tersenyum penuh kemenangan.
Guru cantik berjilbab itu hanya bisa diam tertunduk
sambil duduk di kursi. Air matanya hampir keluar.
Kudekati ia seraya menjamah dan mengelus
kepalanya yang berjilbab. “Sudahlah sayang kamu
tidak usah banyak tingkah. Yang penting kamu
tinggal ikut saja apa mauku semuanya pasti beres.
Yakinlah kamu akan segera tahu apa bedanya
main sendirian dengan main berpasangan”,
ucapku lagi seraya menurunkan ritsluiting
celanaku. Melihat hal itu wajah Firdha semakin
tertunduk. Aku hanya bisa tertawa kecil melihat ia
serasa tidak berdaya.
Setelah celanaku melorot seluruhnya kebawah
segera kuperintah Firdha untuk menurunkan
celana dalamku seraya memintanya untuk mulai
mengoral penisku. Mulanya ia berontak namun
karena ancamanku yang akan menyebarkan
gambar dan video yang memalukan itu akhirnya
dengan sangat terpaksa dia menurutiku karena
takut gambarnya tersebar. Dari tempatnya duduk,
sambil berdiri kuusap-usap kepalanya yang
berjilbab itu saat mulut Firdha perlahan mulai
memainkan penisku. Air matanya terlihat menetes
membasahi jilbabnya. Namun aku hanya
tersenyum lebar penuh kemenangan sambil
mengusap-usap jilbabnya. “Sshh…mmmhh…ennak
sekallii sayaangg..”, desahku saat penisku keluar
masuk mulutnya. “Mmmh…slurp…cupp..”, desah
suara dan bunyi yang dari mulut guru berjilbab itu
menahan birahi yang nampaknya mulai merasuki
dirinya. Ya, sepertinya ia mulai terangsang karena
saat ia sedang mengoralku tanganku yang satu
lagi asik meremas-remas payudara montok
miliknya dari luar busananya.
Sekitar 10 menit kemudian kurasakan gejolak
yang tidak tertahankan di ujung penisku.
Nampaknya aku tak mampu lagi menahan lebih
lama dan, “Croot…croott”, spermaku keluar
dengan deras. Karena kaget Firdha melepas
hisapannya sehingga spermaku tidak hanya
menodai wajah manisnya namun juga jilbabnya.
Kulihat jilbabnya yang bermotif bunga kini
bertambah dengan bercak-bercak spermaku.
Namun aku belum puas. Kuperintahkan dia
melepas semua bajunya namun tetap mamakai
jilbabnya. Dan aku juga segera melepas bajuku.
Fantasiku melihat Firdha yang berjilbab namun
tidak berbusana akhirnya terpenuhi” kataku dalam
hati.
Kulihat dugaanku tidak salah, Firdha terlihat
menantang walau telanjang tanpa melepas
jilbabnya. Dadanya montok seolah minta untuk
diemut. Segera kuraih dada kanannya dan
kukulum dengan rakus.
“Ohh…ah..ah…ah..”, walau kupaksa ternyata Firdha
terdengar amat menikmatinya. Kulihat wajahnya di
balik jilbab ketika sedang horny, hal itu segera
membuat penisku kembali tegang. Lalu
kubaringkan Firdha di ranjang yang berada dalam
ruangan UKS dan kuserbu mulut guru berjilbab itu
dengan nafsunya. Sembari menciuminya tangan
kananku meremas buah dada montok miliknya itu
sedangkan tanganku yang kiri mulai mengelus dan
memainkan vaginanya. Sekitar 10 menit kulakukan
hal itu. Kemudian kupandangi wajahnya yang
cantik masih terbalut jilbab nampak sedang
terangsang karena ulahku.
Terasa jemariku yang bermain di vaginanya mulai
kebasahan akibat cairan kewanitaan yang keluar
dari dalam. “Hmm…nampaknya dia benar-benar
sudah terangsang” ujarku dalam hati. Sejurus
kemudian kubalik tubuhnya seraya
menunggingkan bokongnya yang sekal itu. Lalu
kulebarkan kedua paha putih mulus guru berjilbab
itu. Sembari mencengkeram pantatnya dengan
tangan kananku, tangan kiriku membimbing
penisku menyodok perlahan ke dalam belahan
vagina Firdha. “Ouhh…”, desahnya dengan tubuh
bergetar kala kupenetrasi liang surgawi miliknya.
Perlahan tapi pasti penisku masuk sesenti demi
sesenti dan rasanya sempit sekali. Dan akhirnya
setelah berjuang beberapa menit penisku bisa
menembus dalam-dalam sampai menyentuh
dinding rahim miliknya. “UUhhhh..”, hela nafasku
sembari melirik kebawah. Kulihat batang penisku
tidak seluruhnya masuk tersisa sesenti. Dan yang
tidak kusangka-sangka ternyata dari situ tidak
terlihat adanya darah tanda keperawanan. “Hmm…
Sepertinya Firdha sudah tidak lagi perawan”, ujar
batinku namun tidak kupedulikan karena yang
penting sekarang menuntaskan birahi yang
selama ini kupendam padanya habis-habisan.
Perlahan kugenjot tubuh sintal guru berjilbab ini
seraya kedua tanganku mencengkram bongkahan
pantatnya yang montok. Seperti joki yang memacu
kuda. “Ohhh…nikmat sekali milikmu sayang…”,
racauku seraya menggenjot penisku keluar masuk.
“Ouuhhh…uuuhh...Arrr....riii”, balasnya mendesah
penuh nikmat. Dari belakang dapat kulihat jelas
kedua tangannya meremas-remas kasur menahan
nikmat. Sedangkan kepalanya yang terbungkus
jilbab menggeleng ke kanan dan ke kiri dengan
wajahnya yang cantik nampak seperti terbuai oleh
nikmatnya sodokanku dari belakang. “Plak…
plakk…”, bunyi selangkanganku beradu dengan
pantatnya yang sekal ini.
Sekitar 15 menit dapat kurasakan penisku sudah
tidak dapt lagi menahan gejolak sperma yang akan
keluar.
“Sayyanggh…akkkuuu…keluarr…nnih…!”, seruku
yang akan klimaks. “Akkhh....say....yang....”, sahut
Firdha dengan wajah mendongak keatas yang
ternyata juga akan mencapai puncak orgasmenya.
“Ooohhh…”, desahku panjang saat kubenamkan
penisku dalam-dalam bersamaan dengan
keluarnya spermaku kedalam vaginanya. Setelah
keluar semua. kuambil rok panjang biru milik guru
jilbab ini untuk membersihkan penisku dan
vaginanya dari cairan yang keluar baik dari milik
kami berdua.
Setelah aku merasa kembali mendapatkan tenaga
menggenjot Firdha, kuminta dia untuk berbaring
telentang. Tanpa membuang waktu segera
kuaduk-aduk vaginanya. Dia terlihat sangat
menikmati permainanku ini. Puas dengan posisi
itu, gantian aku yang telentang, kemudian kuminta
dia menggenjot penisku dari atas. Jepitan
vaginanya terasa nikmat sekali. Genjotannya yang
liar membuatku tidak bisa bertahan lama. Tujuh
menit kemudian aku memuncratkan spermaku di
lubang kenikmatan Firdha. Terlihat wajahnya yang
manis menunjukkan ekspresi kepuasan.
Sehabis itu kami ngobrol sebentar sambil
memakai pakaian kami kembali. Dan dari situ
muncul pengakuan kalau dulu Firdha pernah nge-
seks dengan pacarnya sebelum pakai jilbab.
Sebelum berpisah aku mendapatkan kesepakatan
dengan guru berjilbab ini apabila aku berjanji tidak
akan pernah menyebarkan foto dan video yang
kuambil di kamar mandi tadi, dia bersedia
berhubungan seks denganku lagi. Tentunya lain
kali dengan menggunakan pengaman! Setelah
memeluk dan melumat bibirnya yang manis itu
kami segera keluar sekolah karena takut ketahuan
orang lain.
Tak terasa hari hampir gelap kulihat Firdha segera
menuju tempat parkir dan menutupi jilbabnya yang
penuh sperma dengan helm sepeda motor,
mungkin dia malu bila ketahuan ada sperma di
jilbabnya. Akupun segera pulang dengan senyum
kepuasan di wajah karena kutahu, mulai besok
aku akan menjalani hari dengan penuh gairah
birahi!


=TAMAT=

0 komentar:

Posting Komentar