saat ini 20 asli Bandung,tinggal di
daerah Setiabudi Regency, dan saat
ini kuliah sastra inggris semester 4
di salah satu pts Bandung, kata
temen2 kampusku aku termasuk
cewek cantik dan beruntung,
kenapa? karena bentuk tubuhku
(kata temen)bisa dibilang
proporsional dan bikin terangsang
kaum cowo(semua ini kata temen2
deketku seperti si Nita,Asni,Ruri)
tapi sampai sekarang aku belum
punya pacar karena ga boleh sama
ortu.o ya,di rumah kami tinggal
berlima aku dua bersaudara adikku
cewek dan aku dan kedua orang
tuaku satu lagi pembantu sekaligus
sopir pribadi keluargaku sebut saja
mang Sardi(maaf,nama samaran)
(dia itu usia nya hampir seusia
papahku yaitu sekira 50
tahunan)jadi genap berlima
semuanya..
kejadian aneh dan mengasikan itu
terjadi kira2 beberapa bulan lalu
saat bulan puasa, waktu itu hari
jum’at (tanggalnya lupa) kami di
rumah hanya berdua yaitu saya
sama mang Sardi, sedangkan
mamah-papah sama si Danti(nama
adikku yg masih smp itu) sedang ke
Bogor (berangkat hari jum’at subuh
setelah makan sahur) karena papah
serah terima jabatan di Pemda
Bogor dan mereka menginap
selama 3 hari,sedangkan saya mesti
kuliah semester pendek, jadi ga
bisa ikut, dan di rumah ditemani
supir kami mang Sardi karena
disuruh papah jagain aku. Jadi
resmi di rumah yg besar ini(karena
saat nulis email ini lagi dirumah)
kami berdua, saya dan mang Sardi
di ruang bawah. setelah
keberangkatan mereka dan makan
sahur saya kembali lanjutkan tidur
sementara mang Sardi beres2
ruang bawah, nah kejadian
anehnya ini berawal ketika saya
mau mandi di ruang bawah (karena
sowernya deket ruang tamu) saat
itu saya mau kuliah jam 8.00,
sedangkan saat bangun jam 7.00
saya agak santai saat itu karena
selain jarak kampusku deket juga
ada mobil civic grand
kesayanganku itu yg selalu
menemani kemanapun.
saat mau mandi saya langsung buka
daster seperti biasa kalo pake
daster saya selalu tidak pake BH
dan CD, jadi hanya baju tidur aja,
demi kesehatan, begitu menurut
mamaku…asal tau aja kalo tubuhku
seperti yg dikatakan temen2ku itu
betul2 proporsional dg ukuran BH
34A dan pinggul yg agak bulat serta
kulitku yang putih mulus tanpa
cacat kalo disamain, kata teman2ku
aku ini mirip2 sedikit dengan Putri
Patricia artis sinetron itu(bukan
geer lho) , setelah telanjang gitu
saya mencoba buka kran sower tapi
ga keluar air alias macet dan saya
agak jengkel sambil setengah
teriak panggil mang Sardi…..”mang
Sardiiii….kesini cepat”,dan dg
spontan dia datang tergopoh2, saya
lupa saat itu udah telanjang dan
pintu ga dikunci, begitu dateng dia,
langsung mukanya merah padam
karena melihat saya telanjang bulat
di hadapannya, saya pun malu
spontan tanganku menyambar kain
daster di gantungan dan bilang ke
dia kalo sower ga jalan, lalu dia
terbata2 bilang gini “maaf
neng,mamang lupa bukain jet
pump di dapur, lalu saya suruh dia
“cepet mang bukain udah dingin
nih!!”
lalu dia menganguk dan setengah
berlari dia ke dapur, setelah
menyala sowernya itu lalu aku
semprotkan sower air panas ke
bathtub dan aku langsung agak
loncat ke bathtub tanpa ada rasa
lupa mengunci pintu toilet
tersebut, dan setelah aku selesai
mandi aku lupa kalo aku juga ga
bawa handuk lalu aku panggil
mang Sardi tapi saat itu posisiku
masih didalam bathtub berbusa
tentu saja telanjang, tak lama dia
datang dan dengan meminta ijin
dia masuk ke toilet dengan hati2
sekali, “mang tolong bawain
handuk bunga2 yg warna merah di
kamar” begitu kataku saat itu, dia
menganguk dan langsung ke
kamarku lalu saya tersenyum
sendirian melihat tingkah laku
mang Sardi barusan yg hati2 sekali
dan malu2 tertunduk itu, sekilas
ada hasrat untuk mengerjainya
waktu itu, ga berapa lama dia
muncul bawa handuk lalu aku
keluar dari bathtub dengan posisi
membelakangi dia sehingga yg dia
lihat punggung mulusku saat itu
(tentu saja saat itu saya masih
telanjang bulat) dengan suara agak
gemetar dia bilang gini “sudah ya
neng ini handuknya!” lalu saya
bilang “bentar dulu mang,
mendingan mamang yg
menghanduki saya biar tahu sekali2
rasanya menghanduki cewe(begitu
awalnya saya mengerjainya,o ya
asal tau aja kalo mang Sardi itu
adalah duda tanpa anak sejak 7
tahun lalu)
semula dia keliatan kikuk dan ragu2
melakukannya (saya tahu karena
liat cermin didepanku walaupun
membelakangi dia) dengan wajah
tertunduk dan mimik muka yg
malu2 lalu dia mengusapkan
handuk ke punggungku yg masih
berbusa sabun, dan cukup lama dia
mengusap2 punggungku…lalu saya
bilang “seluruhnya donk mang, dari
rambut ke kaki paling bawah” dan
“iya…eee..iya neng sebentar” dia
terbata2 jawabnya. Sekilas saya
sempet tertawa kecil karena
merasa seneng udah kerjain dia,
lalu dia mengusapkan handuk dari
rambut ke leher, lembut sekali,
bahu punggung dan di posisi
pinggang dan bokong (belahan
anus) agak lama menghandukinya,
sekilas terasa seperti diusap2
lembut dan ada rasa enak ketika dia
menghanduki daerah deket anus,
lalu ke paha belakang dan terakhir
di kaki bawah. Saat itu terlintas
saya mau menyudahinya karena
mungkin waktu sudah jam 7.30
pikirku, namun entah setan apa yg
merasuki aku saat itu sehingga ada
pikiran nakal lagi mau
mengerjainya lebih, dan secara
refleks aku berbalik badan dan saat
itu kontan dia terbelalak kaget
dengan posisi tubuh telanjangku
menghadap dia yg masih
memegang handukku itu lalu dia
tertunduk dan aku langsung
berkata seperti ini “mamang
sekarang membersihkan dan
menghanduki bagian depan ya
mang!!” begitu suruhku sambil
agak setengah ketawa(habis ga
tahan tingkah laku dia yg kikuk itu)
lalu diapun menghanduki badan
bagian depanku mulai dari rambut
lalu wajah (aku tertawa kecil saat
dia handuki wajahku) tapi yg aku
tahu dia tetap tertunduk, dan
setelah wajah ke leher lalu (aku
agak deg2an saat itu)dia
menghanduki bagian dada kiri
kananku agak lama(sejenak dia
agak terhenti saat menghanduki
daerah dada) dan saat itu juga aku
berhenti ketawa2 kecil dan ada rasa
aneh yg belum pernah dirasakan
saat mang Sardi menghanduki
dadaku, soalnya selama ini kalo
sama sendiri rasanya biasa2 aja,
tapi pas sama orang lain yg
menghandukinya jadi agak lain
rasanya, ada perasaan enak dan
nikmat sementara saya seperti
dibius saja terpejam beberapa saat
tanpa sadar berkata seperti ini
“hmmm….hmmm…hmmm” kontan
saja mang Sardi bertanya “kenapa
neng?neng Dita marah ya sama
mamang?”…dia mencoba untuk
menegakan kepalanya yang agak
melihat ke wajahku yg lebih
jangkung dari dia, dan dia semakin
berani malah saat itu menatap
wajahku ,aku menggeleng dan
berkata “ngga mang…saya ga
marah cuman…” aku ga
meneruskan kata2ku saat itu….lalu
dia tanya lagi “cuman apa neng?
bilang sama mamang?” suaranya
seperti ketakutan kalo2 saya akan
memarahinya..lalu saya teruskan
kata2ku “cuman ada perasaan enak
di elus2 gitu mang!!” jawabku polos
saat itu tanpa ada rasa malu kalo
ternyata saat itu adalah pertama
kali terangsang secara seksual,
gilanya lagi oleh pembantu
sekaligus sopirku mang Sardi!!!
Mang Sardi malah senyum setelah
saya ungkapkan kepolosanku itu
lalu berkata gini “nah…neng…
mamang tau sebenarnya kalo neng
Dita ini mau mengerjain mamang
ya…dan ternyata malahan neng Dita
sendiri yang mulai terangsang!!!”
begitu katanya dengan logat sunda
yang kental sambil tetap tangannya
memutar-mutar dadaku kiri kanan
dengan handuk, padahal kalo saya
lihat udah kering dadaku itu, justru
yg masih basah adalah bagian perut
dan kemaluanku yg agak masih
jarang bulu2nya hanya bulu halus
seperti rambut, lalu saya
memegang tangan mang Sardi
dua2nya dan berkata “cukup mang,
Dita kesiangan nih kuliah udah
telat dari tadi”, lalu mamang
menganguk dan melilitkan handuk
itu ke tubuh saya seperti saat dia
melilitkan handuk ke tubuh saya
saat SD…..dan sebelum dia keluar
saya menarik tangan kirinya sambil
berkata “jangan bilang sama
mamah-papah ya, diem aja nanti
deh pulang kuliah dihandukin lagi
sama mamang seperti tadi, mau
ga?” kataku cepet2, dia cuman
menganguk.
Lalu pas di tempat kuliah saya ga
bisa konsentrasi, kepengen cepet
pulang selain lapar karena puasa
juga kepengen cepet mandi dan
dihanduki lagi sama mang Sardi..
Setelah selesai kuliah kira2 jam
12.30 aku bergegas pulang dan
sampe di rumah jam 13.00 langsung
menuju kamar dan ganti pake
daster dengan maksud mau mandi
siang sambil membawa handuk
saya lihat mang Sardi terbengong-
bengong dengan tingkah lakuku itu
dan sambil tersenyum saya berkata
seperti ini ke dia “mamang
handukin lagi Dita ya mang?” dia
menganguk setengah tersenyum
dan bilang gini “neng Dita mandi
aja dulu nanti kalo udah selesai
panggil mamang, pasti deh
mamang nyamperin ke toilet” saya
menganguk dan mandi, setelah
selesai mandi saya panggil dia dan
langsung masuk ke toilet tanpa
permisi dan sepintas dia
menyambar handukku dan tanpa
basa basi saya keluar dari bathtub
dan dia menghampiri, kali ini saya
langsung menghadapnya dengan
telanjang badan tanpa
membelakanginya seperti pagi hari
tadi, lalu dia langsung
menghanduki rambutku yg basah
kuyup oleh air dan saat itu kami
tidak bicara satu sama lain hanya
mungkin kata hati kami masing2
bicara sementara dia handukin
rambut leher dan pundak saya ,
malah terpejam(mungkin saya
sedikit menikmatinya) dan yg
paling mendebarkan saat mang
Sardi menghanduki dadaku kiri
kanan itu benar2 lebih
mendebarkan ketimbang di pagi
hari itu.
Dan saat bermenit-menit mang
Sardi mengusap dadaku kiri kanan
dengan handuk tiba2 dia nyeletuk
seperti ini “neng Dita, kalo
diusapnya tidak pake handuk
seperti ini akan lebih nikmat!!!” lalu
aku jawab “maksud mamang???
langsung pake tangan mamang
gitu!!!” dia menganguk seolah
minta restu dariku, lalu saya pun
menganguk tanda setuju….dan
ternyata jauh dari pikiranku lebih
nikmat langsung dielus pake
tangan mang Sardi ketimbang
dielus memakai handuk, sesaat
tangan kiri dulu lalu kemudian
tangan kanannya menyusul
meremas lembut sambil sesekali
melintir seperti memainkan
volume radio tapeku. Dan benar
saja nikmat sekali rasanya apalagi
ini baru pertama kalinya seorang
laki2 menyentuh langsung dengan
telapak tangan ke dadaku dan
lama-lama makin mengeras saja
payudaraku saat itu, tidak sadar
ternyata seperti mau pipis rasanya
dan geli, nikmat, asik, enak campur
aduk jadi satu saat mang Sardi terus
mengelus buah dadaku yg belum
pernah dielus itu, ternyata
kejadianya hampir 1/4 jam kala dia
mengelus dadaku ini. Semakin
lama semakin tak sadar sambil
terpejam saya merapatkan badan
ke tubuh mang Sardi dan dia
mundur ke belakang, punggungnya
menyentuh dinding toilet dan saya
terus semakin merapatkannya
sambil tetap dia mengelus2 halus
buah dada ini kiri kanan, dan posisi
itu yang saya ingat, menimbulkan
semacam gesekan benda yang
mengeras hangat di balik
sarungnya(o ya, saya lupa saat itu
dia memakai kaos oblong dan kain
sarung karena pulang Jum’atan di
masjid depan rumahku) mungkin
dia ga pake celana kolor karena dari
gesekan tubuhku ini terasa sekali
semacam kemaluan laki2(yg
selama ini saya tau dari film dan
cerita2 temen2)
saat saya terpejam begitu lama2
dia berani menjulurkan lidahnya ke
leher saya waktu itu, semula saya
mau menghindar tapi tak kuasa
untuk menghindarinya dan
mencoba untuk menikmatinya,
agak geli karena berkumis tapi
lucunya posisi dia mendongkak ke
atas karena saya lebih jangkung
dari dia dan agak berjinjit kakinya
dan dia menjilati leher kebawah
lalu pundak dan akhirnya di dada,
ini lebih nikmat rasanya ketimbang
pake tangan dan ga sadar saya
mengeluarkan suara”SSSSTT…
AHHH… AHHH…. HMMMMMM”mungkin
begitu seingatku saat itu.dan itu
adalah nikmat dari segala nikmat
menurutku saat itu, lalu lama2 dia
seperti mau berjongkok dan
ternyata berjongkok lidahnya
menciumi perutku, udel, lalu ke
kemaluan ku yang masih jarang
berbulu ini,dan ahhhhh….saya tak
sadar bersuara agak keras saat dia
menciumi kemaluanku ini, karena
saat itu benar2 baru pertama kali
diciumin seperti itu sama
laki2.nikmat sekali rasanya….Lalu
terdengar telepon berdering,
buru2 saya melepaskan pelukan
mang Sardi di pinggang dan berlari
ke ruang tengah sambil telanjang
bulat dan agak basah tubuhku saat
itu, basah karena air mandi dan liur
mang Sardi, ternyata papah dari
Bogor telepon mengabari kalo
beliau sudah sampe disana, dan
setelah telepon ditutup saya
membalikan badan ternyata mang
Sardi sudah ada dibelakangku, dia
mengikutiku sejak tadi berlari ke
ruang tamu ini, dan dia bertanya
dari siapa teleponnya,saya jawab
dari papah di Bogor, lalu mang
Sardi menyuruh saya berpakaian
lagi sambil menyodorkan daster
yang tadi ditanggalkan di toilet,
lalu aku pakaikan dasterku saat itu
dan masuk kamar.
Sepintas saya liat jam 3.30 sore hari
lalu aku tertidur di kasur sampe
terbangun dengan ketukan di pintu
kamar “neng bangun neng udah
magrib”begitu terdengar suara
mang Sardi di balik pintu kamar,
lalu aku ke bawah dan makan di
meja makan sementara mang Sardi
di dapur, lalu aku panggil, untuk
makan sama2 di meja makan,
semula dia menolak tapi akhirnya
mau juga. Setelah makan, badan
merasa gerah dan aku bermaksud
untuk mandi lagi tepat jam 7.00
malam hari, lalu aku lihat mang
Sardi sedang nonton tivi dan aku
sengaja ajakin dia untuk sama2 ke
toilet, semula dia menolak dengan
alasan kalo nanti ketauan sama
papah, tapi aku jawab papah di
Bogor ini, jadi ga usah takut,
akhirnya dia mau juga aku ajak ke
toilet, entah kenapa saat itu
pikiranku bener2 ngeres sejak
mang Sardi siang harinya menciumi
sekujur tubuhku.Setelah berada di
toilet langsung saja aku masuk ke
bathtub sementara mang Sardi saya
suruh semburin air hangat yg
keluar dari sower untuk disiramin
ke sekujur tubuhku (tentu saja aku
dalam keadaan telanjang bulat saat
itu, ga ada suara , hening, yg
terdengar hanya gemericik air
disiramin diatas tubuh ini, sambil
aku tiduran di bathub menikmati
aliran air mang Sardi sepintas
terlihat hanya memandang tubuh
telanjangku, tapi aku pura2 ga liat,
khawatir dia kabur ke luar toilet
kalo tahu saya pandangin dia.
Dan entah kenapa setelah air itu
penuh di bathtub, aku punya ide
gila untuk mengajak dia mandi
bareng2, tapi tentu saja dia
menolak(asal tau saja kalo mang
Sardi ini orangnya loyal bgt sama
keluarga kami)setelah tau dia
menolak secara halus akhirnya saya
ga kehabisan akal, saya menyuruh
dia untuk menyabuni seluruh
badan ini, seperti yg dilakukan
mang Sardi disaat saya kecil, dan
dia setuju. Lalu mulailah dia
menyabuni mulai dari
rambut,leher,bahu,punggung dada
kiri kanan,dan berhenti di
pinggang, saya tanya “kenapa
mamang berhenti??”lalu dia jawab
“takut dosa neng,neng Dita kan
anak majikan saya neng!!!, nanti
saya dikejar2 perasaan itu terus”
saya mengerti dari raut mukanya
dan menjawab seperti ini “mamang
ga usah takut, kan kita cuman
berdua, lagipula kalo Dita lakukan
sama orang lain ga mungkin,
soalnya mamang tau sendiri sifat
mamah seperti apa ke Dita!!,sejak
mamang ciumin tubuh Dita tadi
siang jadi suka terbayang2 sama
Dita mang” begitu penjelasanku
polos saat itu, dan dia berkata”iya
neng, mamang juga tadi siang
bener2 khilaf, dan mamang pun
udah lama ga seperti ini apalagi
neng Dita sekarang ini tambah
cantik,putih mulus jauh sekali
dibandingkan dengan istri mamang
dulu”katanya sedih”lalu tanpa
sadar saya berusaha untuk
menghiburnya dengan refleks
memeluknya dan ga terasa saya
malah memegang kemaluannya
diluar celananya dan terasa sekali
sudah mengeras,tidak terlalu besar
tapi saat itu benar2 pertama kali
saya memegangnya, walaupun
mang Sardi itu usianya 50 tahunan
tapi masih keras sekali
kemaluannya itu, terasa saat
dipegang.
Dan dia malah balas memelukku
saat itu dalam keadaan basah
kuyup dengan siraman sower kami
saling memeluk sehingga baju
oblong yang dipake sama mang
Sardi ikut basah juga akhirnya
secara diam2 saya bukakan kaos
oblongnya sementara dia diam
saja, dan terlihatlah dadanya yang
berbulu dan kelihatan masih tegap,
lebih tegap dibandingkan dengan
tubuh papah, dia diam saja saat
saya mencoba mengelus dadanya
itu(seperti pada film2 porno yang
saya tonton sama temen2 kampus)
saya sempat bergetar kala
mengelus dada yg berbulu itu, lalu
secara spontan dia membelai
rambut saya yg basah dan
tangannya itu dua2nya mengelus
pipiku lembut sekali saya cuman
terpejam seakan dielus sama papah
yg selama ini sibuk dengan
pekerjaan kantornya. Dan sesaat
terdiam saat dia memegang bahu
saya dan turun tangannya ke dada
yg kiri sementara tangan kanannya
mengelus paha dan kemaluan saya,
saya sempat diam dan malah
memaju mundurkan tubuh saat itu
seakan menikmati setiap
belaiannya itu, sambil tetap mata
ini terpejam dan secara refleks
malah saya memeluknya erat
sekali.
Dan tak lama dengan posisi
memeluk sambil berdiri itu saya
secara perlahan membuka gesper
kulitnya seraya menurunkan celana
panjang mang Sardi saat itu, dan
setelah saya menurunkan
celananya yg basah tersiram sower
itu kemudian saya juga
menurunkan celana kolor nya itu
perlahan dan terlihatlah kemaluan
laki2nya begitu mengkilat yang
baru pertama kali saya lihat secara
nyata dan asli di usia saya yang saat
itu 19 tahun(sekarang udah 20
tahun), dan setelah terlihat itu
dadaku tambah bergetar tak karuan
ketika saya mencoba untuk
memegangnya secara perlahan,
dan dalam gengnggaman saya saat
itu begitu hangat kemaluannya dan
berdenyut seperti seekor burung,
tapi menambah penasaran untuk
berbuat lebih jauh tanpa
memikirkan lagi yang namanya
logika mana majikan mana
pembantu.
Mang Sardi saat itu juga sepintas
saya lihat memejamkan mata yang
pada akhirnya kami saling
membelai, dimana mang Sardi
membelai kemaluan saya yg
semakin basah dan hangat,
sementara saya pun membelai
kejantanan mang Sardi yg hangat
itu, lama2 saya secara naluri
mengocok2nya seperti di film dan
mang sardi seperti menikmati
kocokan itu hampir sekira 15 menit
saya mengocoknya sementara saya
telah mencapai puncak kenikmatan
ketika mang Sardi memasukan
jarinya maju mundur ke dalam
kemaluan saya. Dan seperti mau
pipis tapi enak dan nikmat rasanya
ketika tubuh saya bergetar dan
mengeluarkan suara mungkin
seperti ini ini yang saya ingat
“AAAhhhhhh..mmmmm.m.mmmmm
..mm. .ennaakk mmaamang”sambil
terus tanganku mengocok2
kejantanannnya itu, dan beberapa
saat setelah saya merasa di puncak
kenikmatan mang Sardi
mengeluarkan pipis berwarna
putih kental dan hangat belepotan
di tanganku waktu itu yg akhirnya
saya tau dari buku kalo itu adalah
cairan sperma laki-laki, setelah itu
dia melepaskan tangannya dari
kemaluanku dan saya pun
melepaskan kocokan di burungnya
dan membersihkan tanganku yg
penuh sperma dengan air sower,
lalu mang Sardi menyuruhku
memakai handuk dan tidur. Akupun
naik ke atas dan ganti daster lalu
tidur.
Selintas di jam dinding kamarku
jam 9.30 malam, saya ga bisa tidur
sama sekali, yg terlintas di
bayanganku saat itu hanyalah
kejadian demi kejadian hari itu
yang betul2 pengalaman
mengasikan yg dilakukan kami
berdua yaitu saya dengan mang
Sardi, dan setelah kejadian itu kami
seringkali melakukannya disaat
adeku dan ortuku tidak ada di
rumah, terkadang mang Sardi saya
ajak pura2 mengantarku pake
mobil kesayanganku atau mobil
papah dan kami melakukannya di
berbagai tempat seperti dago,
Lembang, Pangalengan dan
tempat2 sejuk lainnya, tentu saja
cari tempat yang aman tidak
diketahui banyak orang, tapi
sampai saat ini saya masih tulen
perawan karena menurut mang
Sardi, asal jangan dimasukin
burungnya mamang, neng Dita
akan tetap perawan, demikian
tuturnya, lama-kelamaan saya jadi
jatuh cinta sama mang Sardi yang
terpaut jauh usia diatasku, karena
mungkin saya mencari figur papah
yg selama ini kerap sibuk dinas di
pekerjaannya.
daerah Setiabudi Regency, dan saat
ini kuliah sastra inggris semester 4
di salah satu pts Bandung, kata
temen2 kampusku aku termasuk
cewek cantik dan beruntung,
kenapa? karena bentuk tubuhku
(kata temen)bisa dibilang
proporsional dan bikin terangsang
kaum cowo(semua ini kata temen2
deketku seperti si Nita,Asni,Ruri)
tapi sampai sekarang aku belum
punya pacar karena ga boleh sama
ortu.o ya,di rumah kami tinggal
berlima aku dua bersaudara adikku
cewek dan aku dan kedua orang
tuaku satu lagi pembantu sekaligus
sopir pribadi keluargaku sebut saja
mang Sardi(maaf,nama samaran)
(dia itu usia nya hampir seusia
papahku yaitu sekira 50
tahunan)jadi genap berlima
semuanya..
kejadian aneh dan mengasikan itu
terjadi kira2 beberapa bulan lalu
saat bulan puasa, waktu itu hari
jum’at (tanggalnya lupa) kami di
rumah hanya berdua yaitu saya
sama mang Sardi, sedangkan
mamah-papah sama si Danti(nama
adikku yg masih smp itu) sedang ke
Bogor (berangkat hari jum’at subuh
setelah makan sahur) karena papah
serah terima jabatan di Pemda
Bogor dan mereka menginap
selama 3 hari,sedangkan saya mesti
kuliah semester pendek, jadi ga
bisa ikut, dan di rumah ditemani
supir kami mang Sardi karena
disuruh papah jagain aku. Jadi
resmi di rumah yg besar ini(karena
saat nulis email ini lagi dirumah)
kami berdua, saya dan mang Sardi
di ruang bawah. setelah
keberangkatan mereka dan makan
sahur saya kembali lanjutkan tidur
sementara mang Sardi beres2
ruang bawah, nah kejadian
anehnya ini berawal ketika saya
mau mandi di ruang bawah (karena
sowernya deket ruang tamu) saat
itu saya mau kuliah jam 8.00,
sedangkan saat bangun jam 7.00
saya agak santai saat itu karena
selain jarak kampusku deket juga
ada mobil civic grand
kesayanganku itu yg selalu
menemani kemanapun.
saat mau mandi saya langsung buka
daster seperti biasa kalo pake
daster saya selalu tidak pake BH
dan CD, jadi hanya baju tidur aja,
demi kesehatan, begitu menurut
mamaku…asal tau aja kalo tubuhku
seperti yg dikatakan temen2ku itu
betul2 proporsional dg ukuran BH
34A dan pinggul yg agak bulat serta
kulitku yang putih mulus tanpa
cacat kalo disamain, kata teman2ku
aku ini mirip2 sedikit dengan Putri
Patricia artis sinetron itu(bukan
geer lho) , setelah telanjang gitu
saya mencoba buka kran sower tapi
ga keluar air alias macet dan saya
agak jengkel sambil setengah
teriak panggil mang Sardi…..”mang
Sardiiii….kesini cepat”,dan dg
spontan dia datang tergopoh2, saya
lupa saat itu udah telanjang dan
pintu ga dikunci, begitu dateng dia,
langsung mukanya merah padam
karena melihat saya telanjang bulat
di hadapannya, saya pun malu
spontan tanganku menyambar kain
daster di gantungan dan bilang ke
dia kalo sower ga jalan, lalu dia
terbata2 bilang gini “maaf
neng,mamang lupa bukain jet
pump di dapur, lalu saya suruh dia
“cepet mang bukain udah dingin
nih!!”
lalu dia menganguk dan setengah
berlari dia ke dapur, setelah
menyala sowernya itu lalu aku
semprotkan sower air panas ke
bathtub dan aku langsung agak
loncat ke bathtub tanpa ada rasa
lupa mengunci pintu toilet
tersebut, dan setelah aku selesai
mandi aku lupa kalo aku juga ga
bawa handuk lalu aku panggil
mang Sardi tapi saat itu posisiku
masih didalam bathtub berbusa
tentu saja telanjang, tak lama dia
datang dan dengan meminta ijin
dia masuk ke toilet dengan hati2
sekali, “mang tolong bawain
handuk bunga2 yg warna merah di
kamar” begitu kataku saat itu, dia
menganguk dan langsung ke
kamarku lalu saya tersenyum
sendirian melihat tingkah laku
mang Sardi barusan yg hati2 sekali
dan malu2 tertunduk itu, sekilas
ada hasrat untuk mengerjainya
waktu itu, ga berapa lama dia
muncul bawa handuk lalu aku
keluar dari bathtub dengan posisi
membelakangi dia sehingga yg dia
lihat punggung mulusku saat itu
(tentu saja saat itu saya masih
telanjang bulat) dengan suara agak
gemetar dia bilang gini “sudah ya
neng ini handuknya!” lalu saya
bilang “bentar dulu mang,
mendingan mamang yg
menghanduki saya biar tahu sekali2
rasanya menghanduki cewe(begitu
awalnya saya mengerjainya,o ya
asal tau aja kalo mang Sardi itu
adalah duda tanpa anak sejak 7
tahun lalu)
semula dia keliatan kikuk dan ragu2
melakukannya (saya tahu karena
liat cermin didepanku walaupun
membelakangi dia) dengan wajah
tertunduk dan mimik muka yg
malu2 lalu dia mengusapkan
handuk ke punggungku yg masih
berbusa sabun, dan cukup lama dia
mengusap2 punggungku…lalu saya
bilang “seluruhnya donk mang, dari
rambut ke kaki paling bawah” dan
“iya…eee..iya neng sebentar” dia
terbata2 jawabnya. Sekilas saya
sempet tertawa kecil karena
merasa seneng udah kerjain dia,
lalu dia mengusapkan handuk dari
rambut ke leher, lembut sekali,
bahu punggung dan di posisi
pinggang dan bokong (belahan
anus) agak lama menghandukinya,
sekilas terasa seperti diusap2
lembut dan ada rasa enak ketika dia
menghanduki daerah deket anus,
lalu ke paha belakang dan terakhir
di kaki bawah. Saat itu terlintas
saya mau menyudahinya karena
mungkin waktu sudah jam 7.30
pikirku, namun entah setan apa yg
merasuki aku saat itu sehingga ada
pikiran nakal lagi mau
mengerjainya lebih, dan secara
refleks aku berbalik badan dan saat
itu kontan dia terbelalak kaget
dengan posisi tubuh telanjangku
menghadap dia yg masih
memegang handukku itu lalu dia
tertunduk dan aku langsung
berkata seperti ini “mamang
sekarang membersihkan dan
menghanduki bagian depan ya
mang!!” begitu suruhku sambil
agak setengah ketawa(habis ga
tahan tingkah laku dia yg kikuk itu)
lalu diapun menghanduki badan
bagian depanku mulai dari rambut
lalu wajah (aku tertawa kecil saat
dia handuki wajahku) tapi yg aku
tahu dia tetap tertunduk, dan
setelah wajah ke leher lalu (aku
agak deg2an saat itu)dia
menghanduki bagian dada kiri
kananku agak lama(sejenak dia
agak terhenti saat menghanduki
daerah dada) dan saat itu juga aku
berhenti ketawa2 kecil dan ada rasa
aneh yg belum pernah dirasakan
saat mang Sardi menghanduki
dadaku, soalnya selama ini kalo
sama sendiri rasanya biasa2 aja,
tapi pas sama orang lain yg
menghandukinya jadi agak lain
rasanya, ada perasaan enak dan
nikmat sementara saya seperti
dibius saja terpejam beberapa saat
tanpa sadar berkata seperti ini
“hmmm….hmmm…hmmm” kontan
saja mang Sardi bertanya “kenapa
neng?neng Dita marah ya sama
mamang?”…dia mencoba untuk
menegakan kepalanya yang agak
melihat ke wajahku yg lebih
jangkung dari dia, dan dia semakin
berani malah saat itu menatap
wajahku ,aku menggeleng dan
berkata “ngga mang…saya ga
marah cuman…” aku ga
meneruskan kata2ku saat itu….lalu
dia tanya lagi “cuman apa neng?
bilang sama mamang?” suaranya
seperti ketakutan kalo2 saya akan
memarahinya..lalu saya teruskan
kata2ku “cuman ada perasaan enak
di elus2 gitu mang!!” jawabku polos
saat itu tanpa ada rasa malu kalo
ternyata saat itu adalah pertama
kali terangsang secara seksual,
gilanya lagi oleh pembantu
sekaligus sopirku mang Sardi!!!
Mang Sardi malah senyum setelah
saya ungkapkan kepolosanku itu
lalu berkata gini “nah…neng…
mamang tau sebenarnya kalo neng
Dita ini mau mengerjain mamang
ya…dan ternyata malahan neng Dita
sendiri yang mulai terangsang!!!”
begitu katanya dengan logat sunda
yang kental sambil tetap tangannya
memutar-mutar dadaku kiri kanan
dengan handuk, padahal kalo saya
lihat udah kering dadaku itu, justru
yg masih basah adalah bagian perut
dan kemaluanku yg agak masih
jarang bulu2nya hanya bulu halus
seperti rambut, lalu saya
memegang tangan mang Sardi
dua2nya dan berkata “cukup mang,
Dita kesiangan nih kuliah udah
telat dari tadi”, lalu mamang
menganguk dan melilitkan handuk
itu ke tubuh saya seperti saat dia
melilitkan handuk ke tubuh saya
saat SD…..dan sebelum dia keluar
saya menarik tangan kirinya sambil
berkata “jangan bilang sama
mamah-papah ya, diem aja nanti
deh pulang kuliah dihandukin lagi
sama mamang seperti tadi, mau
ga?” kataku cepet2, dia cuman
menganguk.
Lalu pas di tempat kuliah saya ga
bisa konsentrasi, kepengen cepet
pulang selain lapar karena puasa
juga kepengen cepet mandi dan
dihanduki lagi sama mang Sardi..
Setelah selesai kuliah kira2 jam
12.30 aku bergegas pulang dan
sampe di rumah jam 13.00 langsung
menuju kamar dan ganti pake
daster dengan maksud mau mandi
siang sambil membawa handuk
saya lihat mang Sardi terbengong-
bengong dengan tingkah lakuku itu
dan sambil tersenyum saya berkata
seperti ini ke dia “mamang
handukin lagi Dita ya mang?” dia
menganguk setengah tersenyum
dan bilang gini “neng Dita mandi
aja dulu nanti kalo udah selesai
panggil mamang, pasti deh
mamang nyamperin ke toilet” saya
menganguk dan mandi, setelah
selesai mandi saya panggil dia dan
langsung masuk ke toilet tanpa
permisi dan sepintas dia
menyambar handukku dan tanpa
basa basi saya keluar dari bathtub
dan dia menghampiri, kali ini saya
langsung menghadapnya dengan
telanjang badan tanpa
membelakanginya seperti pagi hari
tadi, lalu dia langsung
menghanduki rambutku yg basah
kuyup oleh air dan saat itu kami
tidak bicara satu sama lain hanya
mungkin kata hati kami masing2
bicara sementara dia handukin
rambut leher dan pundak saya ,
malah terpejam(mungkin saya
sedikit menikmatinya) dan yg
paling mendebarkan saat mang
Sardi menghanduki dadaku kiri
kanan itu benar2 lebih
mendebarkan ketimbang di pagi
hari itu.
Dan saat bermenit-menit mang
Sardi mengusap dadaku kiri kanan
dengan handuk tiba2 dia nyeletuk
seperti ini “neng Dita, kalo
diusapnya tidak pake handuk
seperti ini akan lebih nikmat!!!” lalu
aku jawab “maksud mamang???
langsung pake tangan mamang
gitu!!!” dia menganguk seolah
minta restu dariku, lalu saya pun
menganguk tanda setuju….dan
ternyata jauh dari pikiranku lebih
nikmat langsung dielus pake
tangan mang Sardi ketimbang
dielus memakai handuk, sesaat
tangan kiri dulu lalu kemudian
tangan kanannya menyusul
meremas lembut sambil sesekali
melintir seperti memainkan
volume radio tapeku. Dan benar
saja nikmat sekali rasanya apalagi
ini baru pertama kalinya seorang
laki2 menyentuh langsung dengan
telapak tangan ke dadaku dan
lama-lama makin mengeras saja
payudaraku saat itu, tidak sadar
ternyata seperti mau pipis rasanya
dan geli, nikmat, asik, enak campur
aduk jadi satu saat mang Sardi terus
mengelus buah dadaku yg belum
pernah dielus itu, ternyata
kejadianya hampir 1/4 jam kala dia
mengelus dadaku ini. Semakin
lama semakin tak sadar sambil
terpejam saya merapatkan badan
ke tubuh mang Sardi dan dia
mundur ke belakang, punggungnya
menyentuh dinding toilet dan saya
terus semakin merapatkannya
sambil tetap dia mengelus2 halus
buah dada ini kiri kanan, dan posisi
itu yang saya ingat, menimbulkan
semacam gesekan benda yang
mengeras hangat di balik
sarungnya(o ya, saya lupa saat itu
dia memakai kaos oblong dan kain
sarung karena pulang Jum’atan di
masjid depan rumahku) mungkin
dia ga pake celana kolor karena dari
gesekan tubuhku ini terasa sekali
semacam kemaluan laki2(yg
selama ini saya tau dari film dan
cerita2 temen2)
saat saya terpejam begitu lama2
dia berani menjulurkan lidahnya ke
leher saya waktu itu, semula saya
mau menghindar tapi tak kuasa
untuk menghindarinya dan
mencoba untuk menikmatinya,
agak geli karena berkumis tapi
lucunya posisi dia mendongkak ke
atas karena saya lebih jangkung
dari dia dan agak berjinjit kakinya
dan dia menjilati leher kebawah
lalu pundak dan akhirnya di dada,
ini lebih nikmat rasanya ketimbang
pake tangan dan ga sadar saya
mengeluarkan suara”SSSSTT…
AHHH… AHHH…. HMMMMMM”mungkin
begitu seingatku saat itu.dan itu
adalah nikmat dari segala nikmat
menurutku saat itu, lalu lama2 dia
seperti mau berjongkok dan
ternyata berjongkok lidahnya
menciumi perutku, udel, lalu ke
kemaluan ku yang masih jarang
berbulu ini,dan ahhhhh….saya tak
sadar bersuara agak keras saat dia
menciumi kemaluanku ini, karena
saat itu benar2 baru pertama kali
diciumin seperti itu sama
laki2.nikmat sekali rasanya….Lalu
terdengar telepon berdering,
buru2 saya melepaskan pelukan
mang Sardi di pinggang dan berlari
ke ruang tengah sambil telanjang
bulat dan agak basah tubuhku saat
itu, basah karena air mandi dan liur
mang Sardi, ternyata papah dari
Bogor telepon mengabari kalo
beliau sudah sampe disana, dan
setelah telepon ditutup saya
membalikan badan ternyata mang
Sardi sudah ada dibelakangku, dia
mengikutiku sejak tadi berlari ke
ruang tamu ini, dan dia bertanya
dari siapa teleponnya,saya jawab
dari papah di Bogor, lalu mang
Sardi menyuruh saya berpakaian
lagi sambil menyodorkan daster
yang tadi ditanggalkan di toilet,
lalu aku pakaikan dasterku saat itu
dan masuk kamar.
Sepintas saya liat jam 3.30 sore hari
lalu aku tertidur di kasur sampe
terbangun dengan ketukan di pintu
kamar “neng bangun neng udah
magrib”begitu terdengar suara
mang Sardi di balik pintu kamar,
lalu aku ke bawah dan makan di
meja makan sementara mang Sardi
di dapur, lalu aku panggil, untuk
makan sama2 di meja makan,
semula dia menolak tapi akhirnya
mau juga. Setelah makan, badan
merasa gerah dan aku bermaksud
untuk mandi lagi tepat jam 7.00
malam hari, lalu aku lihat mang
Sardi sedang nonton tivi dan aku
sengaja ajakin dia untuk sama2 ke
toilet, semula dia menolak dengan
alasan kalo nanti ketauan sama
papah, tapi aku jawab papah di
Bogor ini, jadi ga usah takut,
akhirnya dia mau juga aku ajak ke
toilet, entah kenapa saat itu
pikiranku bener2 ngeres sejak
mang Sardi siang harinya menciumi
sekujur tubuhku.Setelah berada di
toilet langsung saja aku masuk ke
bathtub sementara mang Sardi saya
suruh semburin air hangat yg
keluar dari sower untuk disiramin
ke sekujur tubuhku (tentu saja aku
dalam keadaan telanjang bulat saat
itu, ga ada suara , hening, yg
terdengar hanya gemericik air
disiramin diatas tubuh ini, sambil
aku tiduran di bathub menikmati
aliran air mang Sardi sepintas
terlihat hanya memandang tubuh
telanjangku, tapi aku pura2 ga liat,
khawatir dia kabur ke luar toilet
kalo tahu saya pandangin dia.
Dan entah kenapa setelah air itu
penuh di bathtub, aku punya ide
gila untuk mengajak dia mandi
bareng2, tapi tentu saja dia
menolak(asal tau saja kalo mang
Sardi ini orangnya loyal bgt sama
keluarga kami)setelah tau dia
menolak secara halus akhirnya saya
ga kehabisan akal, saya menyuruh
dia untuk menyabuni seluruh
badan ini, seperti yg dilakukan
mang Sardi disaat saya kecil, dan
dia setuju. Lalu mulailah dia
menyabuni mulai dari
rambut,leher,bahu,punggung
kiri kanan,dan berhenti di
pinggang, saya tanya “kenapa
mamang berhenti??”lalu dia jawab
“takut dosa neng,neng Dita kan
anak majikan saya neng!!!, nanti
saya dikejar2 perasaan itu terus”
saya mengerti dari raut mukanya
dan menjawab seperti ini “mamang
ga usah takut, kan kita cuman
berdua, lagipula kalo Dita lakukan
sama orang lain ga mungkin,
soalnya mamang tau sendiri sifat
mamah seperti apa ke Dita!!,sejak
mamang ciumin tubuh Dita tadi
siang jadi suka terbayang2 sama
Dita mang” begitu penjelasanku
polos saat itu, dan dia berkata”iya
neng, mamang juga tadi siang
bener2 khilaf, dan mamang pun
udah lama ga seperti ini apalagi
neng Dita sekarang ini tambah
cantik,putih mulus jauh sekali
dibandingkan dengan istri mamang
dulu”katanya sedih”lalu tanpa
sadar saya berusaha untuk
menghiburnya dengan refleks
memeluknya dan ga terasa saya
malah memegang kemaluannya
diluar celananya dan terasa sekali
sudah mengeras,tidak terlalu besar
tapi saat itu benar2 pertama kali
saya memegangnya, walaupun
mang Sardi itu usianya 50 tahunan
tapi masih keras sekali
kemaluannya itu, terasa saat
dipegang.
Dan dia malah balas memelukku
saat itu dalam keadaan basah
kuyup dengan siraman sower kami
saling memeluk sehingga baju
oblong yang dipake sama mang
Sardi ikut basah juga akhirnya
secara diam2 saya bukakan kaos
oblongnya sementara dia diam
saja, dan terlihatlah dadanya yang
berbulu dan kelihatan masih tegap,
lebih tegap dibandingkan dengan
tubuh papah, dia diam saja saat
saya mencoba mengelus dadanya
itu(seperti pada film2 porno yang
saya tonton sama temen2 kampus)
saya sempat bergetar kala
mengelus dada yg berbulu itu, lalu
secara spontan dia membelai
rambut saya yg basah dan
tangannya itu dua2nya mengelus
pipiku lembut sekali saya cuman
terpejam seakan dielus sama papah
yg selama ini sibuk dengan
pekerjaan kantornya. Dan sesaat
terdiam saat dia memegang bahu
saya dan turun tangannya ke dada
yg kiri sementara tangan kanannya
mengelus paha dan kemaluan saya,
saya sempat diam dan malah
memaju mundurkan tubuh saat itu
seakan menikmati setiap
belaiannya itu, sambil tetap mata
ini terpejam dan secara refleks
malah saya memeluknya erat
sekali.
Dan tak lama dengan posisi
memeluk sambil berdiri itu saya
secara perlahan membuka gesper
kulitnya seraya menurunkan celana
panjang mang Sardi saat itu, dan
setelah saya menurunkan
celananya yg basah tersiram sower
itu kemudian saya juga
menurunkan celana kolor nya itu
perlahan dan terlihatlah kemaluan
laki2nya begitu mengkilat yang
baru pertama kali saya lihat secara
nyata dan asli di usia saya yang saat
itu 19 tahun(sekarang udah 20
tahun), dan setelah terlihat itu
dadaku tambah bergetar tak karuan
ketika saya mencoba untuk
memegangnya secara perlahan,
dan dalam gengnggaman saya saat
itu begitu hangat kemaluannya dan
berdenyut seperti seekor burung,
tapi menambah penasaran untuk
berbuat lebih jauh tanpa
memikirkan lagi yang namanya
logika mana majikan mana
pembantu.
Mang Sardi saat itu juga sepintas
saya lihat memejamkan mata yang
pada akhirnya kami saling
membelai, dimana mang Sardi
membelai kemaluan saya yg
semakin basah dan hangat,
sementara saya pun membelai
kejantanan mang Sardi yg hangat
itu, lama2 saya secara naluri
mengocok2nya seperti di film dan
mang sardi seperti menikmati
kocokan itu hampir sekira 15 menit
saya mengocoknya sementara saya
telah mencapai puncak kenikmatan
ketika mang Sardi memasukan
jarinya maju mundur ke dalam
kemaluan saya. Dan seperti mau
pipis tapi enak dan nikmat rasanya
ketika tubuh saya bergetar dan
mengeluarkan suara mungkin
seperti ini ini yang saya ingat
“AAAhhhhhh..mmmmm.m.mmmmm
..mm. .ennaakk mmaamang”sambil
terus tanganku mengocok2
kejantanannnya itu, dan beberapa
saat setelah saya merasa di puncak
kenikmatan mang Sardi
mengeluarkan pipis berwarna
putih kental dan hangat belepotan
di tanganku waktu itu yg akhirnya
saya tau dari buku kalo itu adalah
cairan sperma laki-laki, setelah itu
dia melepaskan tangannya dari
kemaluanku dan saya pun
melepaskan kocokan di burungnya
dan membersihkan tanganku yg
penuh sperma dengan air sower,
lalu mang Sardi menyuruhku
memakai handuk dan tidur. Akupun
naik ke atas dan ganti daster lalu
tidur.
Selintas di jam dinding kamarku
jam 9.30 malam, saya ga bisa tidur
sama sekali, yg terlintas di
bayanganku saat itu hanyalah
kejadian demi kejadian hari itu
yang betul2 pengalaman
mengasikan yg dilakukan kami
berdua yaitu saya dengan mang
Sardi, dan setelah kejadian itu kami
seringkali melakukannya disaat
adeku dan ortuku tidak ada di
rumah, terkadang mang Sardi saya
ajak pura2 mengantarku pake
mobil kesayanganku atau mobil
papah dan kami melakukannya di
berbagai tempat seperti dago,
Lembang, Pangalengan dan
tempat2 sejuk lainnya, tentu saja
cari tempat yang aman tidak
diketahui banyak orang, tapi
sampai saat ini saya masih tulen
perawan karena menurut mang
Sardi, asal jangan dimasukin
burungnya mamang, neng Dita
akan tetap perawan, demikian
tuturnya, lama-kelamaan saya jadi
jatuh cinta sama mang Sardi yang
terpaut jauh usia diatasku, karena
mungkin saya mencari figur papah
yg selama ini kerap sibuk dinas di
pekerjaannya.
0 komentar:
Posting Komentar