silahkan dibaca

cara bercinta untuk harmosnis

NANTI ADA YANG LIHAT

jangan dibuka mas ya!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

JANGAN SAMPAI MAMA TAU

PELAN PELAN DIBELAHNYA.

TAK ADA COWOK CEWEK PUN JADI

LEPASKAN HASRAT INI

BISA NGAK PUASIN AKU

KESEPIAN SAMAPI GATAL.

Kamis, 31 Juli 2014

Dokter dan Pasien (17+)

Ini adalah salah satu pengalaman
cerita panas yang dialami oleh
salah satu dokter. Memang cerita
dewasa ini sebuah hal yang
terkadang di alami oleh seorang
dokter kalau dokter melihat
pasiennya yang cantik dan mulus.
Terkadang dokter baru juga suka
ngentot dengan cewek kampung
yang lagi ingin di suntuk pakai
kontol dokter pula. Bagaimana
ceritanya, Namaku Rendi,seorang
spesialis kandungan dokter di
rumah sakit negeri di kota
S*******G. Umurku 35 tahun tapi
aku belum nikah, jangan salah
bukan karena aku tidak ganteng
tapi pacarku sedang
menyesaikan S3 nya di amrik,
makanya nungguin dia selesai dulu.
Tinggiku 180 cm karena hobiku juga
main basket, kulit putih , dan wajah
yang bikin cewek pada ngiler.
Dengan punya pacar bukan berarti
aku ngga “ngobyek” dengan yang
lain. Terus terang aku punya
beberapa affair dengan dokter
wanita di sini atau anak kedokteran
yang masih koass. Tentu yang aku
pilih bukan sembarangan, harus
lebih mudan dan cantik.
Sebenernya sudah banyak yang
mencoba menarik hatiku tapi
sejauh ini aku belum mau serius
dan kalau bisa aku manfaatin
selama jauh dengan pacarku. Sudah
banyak yang aku banyak yang aku
perdaya tapi…ada satu orang yang
membuatku sangat penasaran.
Namanya Fatimah, umurnya sekitar
22 tahun, dia anak koas dari
perguruan tinggi negeri dari kota
yang sama.Kebetulan aku jadi
residennya. Wajahnya cantik dan
tatapannya teduh, dia juga
berjilbab lebar berbeda dengan
anak lainnya, walaupun affairan aku
pun sebenernya ada juga yang
berjilbab, tapi tidak seperti dia.
Tinggi semampai sekitar 165 cm,
dengan tubuh yang padat tidak
kurus dan tidak gemuk, sesuai
seleraku. Jilbabnya pun tidak
mampu menutupi lekukan
dadanya, aku taksir kalau tidak 36B
mungkin 36C. Tutur katanya yang
lembut dan halus benar-benar
membuatku mabuk. Apalagi dia
sangat menjaga pergaulan.
Sesekali aku coba berusaha bicara
dengannya tapi dia selalu
menundukkan wajahnya setiap
bicara denganku. Dia pun tidak
menyambut tangaku ketika aku
ajak untuk bersalaman. Kulit
putihnya sangat halus ketika aku
coba perhatika di pipi dan ujung
tangannya, tahi lalat di atas bibir
semakin menambah kesan manis
darinya.
"Mah…kita makan bareng yuk, aku
yang traktir. ujarku berusaha
membujuk untuk bisa pergi bareng.
Terima kasih Dok…saya dengan
teman-teman saja. Ujarnya halus.
Jangan panggil
Dok…panggil saja kak. “baik Dok…
eh…kak”. “tapi terima kasih
tawarannyaaku bareng teman
saja…”, “kalau begitu sekalian ajak
saja teman kamu” setengah
berharap dia mau menerima.
“terima kasih Dok..eh kak, nanti
merepotkan, teman-temanku
makannya banyak lho” sahut dia
sambil tetap menundukkan
kepalanya. Kadang gurauan ringan
itu yang tidak pernah aku dapatkan
dari pacarku atau teman affair-ku.
aku tersenyum kecil mendengar
alasannya yang sangat lucu…
humoris juga dia, “baiklah…
mungkin lain kali” kataku
“oh ya, jika ada apa-apa masalah
administrasi di sini atau masalah
kerjaan jangan sungkan bicara aja
ya, nanti aku bantu” aku masih
berusaha mencari celah.“Terima
kasi pak ehh..kak…saya pamit”
sambil berlaluAku perhatikan dari
belakang, roknya yang juga lebar
tidak bisa menutupi lekukan
pantatnya yang bergoyang
mengikuti langkah
kakinya..perfect…aku menggeleng.
Dia berbeda sekali dengan nita…
anak koas 2 tahun lalu yang pernah
aku perawani juga. Sama-sama
berjilbab walau tak selebar dia. Nita
pun awalnya agak jual mahal…
walau aku tau dari cara
memandangnya dia suka aku.
Dengan beberapa rayuan akhirnya
aku bisa memerawani dia di sebuah
hotel. Tidak dengan paksaan dan
sangat mudah. Affair kita berlalu
dengan selesainya masa koas dia,
juga karena dia tahu aku punya
affair juga dengan temannya. Dia
berbeda sekali, sulit sekali
menaklukannya. Setiap aku melihat
dia selalu aku lihat setiap geriknya,
senyumnya, tawanya, selalu
terbayang. Saat aku sedang
melamun tiba-tiba dari arah
belakangku ada yang memeluk dan
terus menarikku.
“Ngelamun nih…” dengan suara
yang diparaukan
“Mhh…Rasya…kamu nih ganggu
saja” sambil melepaskan pelukan
dia.
“kamu sekarang jarang ke ruangku
lagi” rengeknya.Rasya ini sesama
dokter di sini, umurnya sekitar 27
tahun dan sudah bersuami.
Sayangnya suaminya bekerja di
lepas pantai sehingga jarang
bertemu dan memberikan nafkah
bathin padanya.Memang aku sering
ke ruangnya dulu…sekedar
bercumbu dengan bumbu oral yang
bisa membuat dia melayang. Tapi
kami tidak pernah sampai
melakukan jauh karena dia pun
tidak mau, ya akupun tidak
memaksa. Tidak semua affairku
selalu aku tiduri…yang penting ada
penawaran rindu dan bisa
memuaskanku walau tidak sampai
melakukan senggama.
“Aku sibuk Rasy…banyak yang
melahirkan juga jadi residen”
ujarku sambil memegang
pinggangnya.“tidak ada waktu
untuk aku?…sebentar saja…” lalu
dia memagut bibirku dan
selanjutnya kami pun
bercumbu.Satu persatu aku buka
kancing blousenya aku temukan
dua gunung kembar yang jarang
dijamah pemiliknya. Aku cumbu
dan ciumi dengan lembut. Tapi…
sepintas aku ingat Fatimah lagi dan
akupun menghentikan aktifitasku.
“Kok berhenti…” Rasya pasti sedang
mulai terangsang. “Maaf Rasy…aku
ga konsen banyak pekerjaan…”. “Ya
sudah…” ujarnya tersungut sambil
mengancing kembali blousnya
terus berlalu.
Sore itu aku sedang membantu
persalinan, sengaja aku panggil
Fatimah untuk mendampingiku.
Wajahnya senang sekali karena
jarang mendapat kesempatan
untuk mendampingi dokter saat
persalinan seperti ini.Tidak
mungkin kan semua masuk, ya aku
beralasan yang lain tunggu giliran.
DIa berusaha menjadi asistenku
dengan baik, saat memberikan
gunting aku sengaja pura-pura
tidak tahu menyentuh tangannya…
tapi langsung dia tarik. Gagal lagi
upayaku…tapi aku sudah senang
dengan melihat wajahnya dari
dekat selama persalinan itu.
Sekeluar dari ruang bersalin
“Terima kasih ya kak…jarang ada
kesempatan begitu…”. “Kamu mau
aku bikin begitu…” sambilku
melirik seorang ibu hamil yang
kebetulan lewat. “yee…ga lah,
makanya cepet cari istri
sana…”sambil tersenyum dan
berlalu. Aku kaget…kok dia tau ya…
Sore itu langit mendung dan gelap
sekali. Hujan mulai turun rintik-
rintik, aku memacu FORTUNER ku ke
luar ruang parkir. Aku melihat
Fatimah berlari keluar sambil
menutupi kepalanya dengan tas
agar tidak terkena
hujan.“kesempatan”…tin..tin..a ku
klakson dia. “Mau pulang? bareng
aja yuk…kayaknya mau hujan besar
nih” selalu saja aku cari
kesempatan. “Terima kasih kak…
aku naik angkot saja…sudah biasa
kok” katanya. hujanpun makin
deras.“bener lho…ga apa-apa kok
aku antar kamu sampe kos”.“Terima
kasih kak, ga enak kalau dilihat
orang bisa jadi fitnah”mhh…gilaa…
ini semakin membuatku jatuh cinta
sama dia, aku janji dalam hati, kalau
saja aku bisa dapatkan dia aku akan
putuskan semua affairku, aku
benar-benar jatuh cinta pada dia.
Tidak berapa lama hujan semakin
deras, bahkan aku sulit melihat
jalan saking derasnya hujan.
Sampai aku tertidur jam 10 malam
ini hujan masih juga belum
berhenti.
Keesokan harinya, aku harus
membantu persalinan lagi dan aku
mencari Fatimah.“Fatimah tidak
masuk hari ini dok” sahut Rinda
teman sekampusnya sambil
membedong bayi di ruang
bayi.“Dia sakit? aku mau minta
tolong bantu persalinan lagi”
kataku.“Tidak tau dok…saya tidak
dapat kabarnya” sahutnya sambil
melihatku dengan sopan.Aku lihat
Rinda manis juga, berjilbab lebar
sama dengan Fatimah, walau tidak
secantik Fatimah, Rinda bisa juga
dikatakan high quality. Tingginya
paling hanya 155 atau 160 cm, tapi
tubuhnya proporsional. Dadanya
tidak sampai terlihat betul
lekukannya seperti Fatimah,
kulitnya kuning bersih, kacamata
yang dia kenakan semakin
membuatntya lebih terlihat
anggun. Aku pandangi seluruh
tubuhnya, berbeda juga dengan
Fatimah, dia tidak sungkan untuk
berbicara langsung dan melihatku,
walaupun dia juga sama-sama
menjaga pergaulan.
“Ya sudah kamu saja ya…bantu saya
persalinan…”dia tersenyum senang
“Terima kasih dok…”Keesokan
harinya aku masih belum
menemukan Fatimah. akhirnya aku
di bantu Rinda lagi “Kamu tau
nomor telepon atau kos Fatimah
Rin..”
“Tidak dok…kita beda kos…kenapa
gitu?”
“mhh..atau dokter…hihihi…suka
sama dia ya” sahutnya sambil
tersenyum
“tidak…cuma dia itu cekatan dan
pintar…makanya saya suka sekali
kalau diasisteni dia…lagian juga dia
ngga akan mau sama aku ini”.
“Iya dok…banyak yang sudah mau
khitbah dia..tapi dia tidak mau…dia
mau selesaikan dulu kuliahnya…dia
itu baik dan cantik lagi” sambil
mengikuti langkahku di ruang
persalinan.
“Kamu juga cantik…” aku mulai
mengeluarkan racunku, kalau ga
dapet yang poin 9 ya minimal 7
atau 8 juga tidak apa-apa. Yang
penting aku pengen sekali bisa
memerawani wanita berjilbab
lebar ini. Karena setauku mereka
selalu menjaga diri dan
pergaulannya. Tantangan tersendiri
untuk aku.Rinda tidak menjawab,
hanya tersenyum sambil
menunduk.
Hari keempat baru kulihat Fatimah
datang, namun tak seperti
biasanya. Biasanya Fatimah selalu
ceria, kali ini tidak. Wajahnya
murung dan tatapannya kosong.
Kulihat teman-temannya berusaha
bertanya dan berkumpul di
sekitarnya. Entah apa yang mereka
bicarakan terkadang Fatimah
tersenyum walau getir.
Saat istirahat ku coba dekati. “Kamu
sakit Mah?”
“Nggak kak” lemah sekali bicaranya
“Kenapa kamu murung, ada
masalah?”
“ah nggak kok” Fatimah mencoba
tersenyum walau aku lihat tidak
bisa menutupi kemurungannya.
“Ngga ada masalah cuma agak
kurang sehat aja, maaf saya mau
makan dulu kak” sambil berlalu
meninggalkanku.
“Ya sudah kalau kamu ngga apa-
apa, kalau kamu butuh bantuan
jangan ragu minta tolong ke aku
ya”
“iya kak, terima kasih”
Esokan hari-nya hari jum’at, aku
berencana pulang agak cepat.
Maksudku, aku mau tidur dulu
sebelum agak malam nanti aku
bangun dan pergi clubbing di club
terkenal di kota ini. Ketika aku
sedang membereskan buku dan
berkas yang aku masukkan ke tas,
tiba-tiba pintu kantorku di ketuk,
“Silahkan masuk”.“Maaf, apa saya
mengganggu kakak…” aku lihat
sesosok wanita dengan kemeja
pink berbalut blazer putik khas
dokter, jilbab pink dan rok putih.
Cantik sekali dia terlihat. Wajahnya
sambil agak menunduk walau dia
coba beranikan diri melihat
wajahku.
“Ada apa Mah, tidak menggnggu
kok, saya sedang membereskan
berkas” ujarku santai. “Ada yang
bisa saya bantu?”
“Kakak besok ada acara?”
Aku tersentak, tumben sekali dia
bicara ini. “Tidak…tidak…ada apa?
besok aku bebas kok” Aku
melupakan janjiku untuk bertemu
Dian, passienku yang pernah aku
tolong persalinannya. Dia hamil
oleh pacarnya, tapi kemudian
pacarnya pergi tidak bertanggung
jawab. Karena aku yang
menolongnya hubungan kamipun
dekat, dan tidak perlu dijelaskan
detail apa yang kami lakukan,
karena bukan inti dari cerita ini,
yang pasti kami lakukan dengan
aman.
“Saya mau minta tolong, besok aku
mau pindah kos, apa kakak bisa
bantu bawakan barang”
“Oh…tentu, jam berapa?”
“AKu tunggu di kos ku ya kak, jam 9,
sini alamatnya saya tuliskan dulu”
Fatimahpun menuliskan alamat
pada secarik kertas di atas mejaku,
aku terus memandanginya tanpa
berkedip. perfect girl.“Terima kasih
kak, maaf sekali saya sudah
merepotkan” sambi memberikan
kertas kepadaku, sedikit nakal aku
pura-pura tidak sengaja
menyentuh tangannya. lembut
sekali dan…tak seperti biasanya dia
menarik tangannya, kali ini dia
membiarkan tanganku menyentuh
tangannya.
Fatimah pun berlalu sambil
meninggalkan gerak pinggul yang
sangat menarik, “aku harus
memilikinya”. Aku segara batalkan
semua agenda dan janjiku, aku
segera tidur dan tidak sabar
menunggu datangnya esok. Saat
pertama kali berdua dengan dia.
Esokan harinya aku datang tepat
waktu di alamat yang sudah
diberikannya. Sebuah rumah kos
yang cukup besar walau agak tua,
bangunan inti pemilik rumah ada di
depan, sedangkan bagian
depannya gedung baru berlantai 2
dengan pola bangunan khas
tempat kos. Aku lihat beberapa
orang berkumpul dihalaman depan
juga Fatimah dengan mengenakan
jilbab putih, kemeja biru dan rok
panjang biru donker.
“Kenapa pindah nduk…padahal ibu
seneng kamu di sini, kamu suka
bantuin ibu”
kata seorang wanita berumur lebih
dari separuh baya.
“iya bu…aku mau cari suasana lain
aja, supaya aku bisa tenang bikin
laporan”
“Kalau kak Fatimah ngga ada, kalau
diantara kita ada yang sakit siapa
yang bantuin” seorang wanita
muda yang aku tebak masih maha
siswa juga menimpali.
Fatimah tersenyum sambil
mengacak-acak rambut teman
kosnya itu “kamu boleh kok main
ke sana”. “Bu, kenalkan ini dokter
Budi, yang bantuin saya pindahan”
sambil mengenalkan aku tanpa
sedikitpun mengenalkan aku pada
seorang pria tua yang ada di
sebelah ibu kosnya itu. Sama sekali
wajahnya tidak bersahabat.“Oala
aku kira bojo mu nduk…gantenge…”
ku tersenyum dalam hati
mendengarkan ucapan ibu kosnya
itu.“ah ibu bisa aja…” Fatimah
tersipu. Aku berharap itu menjadi
nyata, dan tidak hanya menjadi
pacarnya tapi aku bisa mengambil
semuanya dari dia.Semua
temannya berusaha membantu
memasukkan kardus ke dalam
fortunerku, tidak lama hanya 1 jam
semua barang sudah dimasukkan.
Kami pun segera pamit, pertama
kali dia duduk bersebelahan
denganku. AKu menancap gas
stelah sebelumnya melambaikan
tangan dulu pada ibu kos itu dan
teman-temannya, wajah pria tua
yang aku kira adalah suami dari ibu
kos itu masih tetap tidak
bersahabat. Mataku coba melirik
nakal padanya, tatapannya kosong
melihat pemandangan di sekitar
jendela. Lekukan dadanya begitu
nampak dan close up di hadapanku,
napasnya naik turun semakin
membusungkan dadanya yang
tertutup jilbab putihnya. Rok biru
donkernya berbahan lembut,
sehingga gampang jatuh, aku lihat
bagian tengah rok antara kedua
pahanya jatuh ke paha sehingga
menampakkan bentuk pahanya
yang jenjang dan penuh. Fatimah
masih menikmati pemandangan
sisi jalan dan tidak sadar kalau aku
memperhatikan tubuhnya. Aku
memacu mobil menuju alamat
yang sudah dia beritahukan
sebelumnya.
Di perumahan itu, rumah type 21
yang dia tempati. Luas tanahnya
masih sangat luas belum
termaksimalkan. Sisi kanan kiri
rumah masih kosong dan membuat
jarak dengan rumah disampingnya.
Aku pun segera membantu
menurunkan barang dan
membereskan barang di rumah
tersebut, hanya berdua. aku
pandangi wajahnya, perhatikan tiap
lekuk tubuhnya yang membuat
penisku tegang.
Sore itu aku mandi di rumah
kontrakannya, aku tidak pernah
lupa membawa alat mandi di
mobilku. begitu juga Fatimah yang
mandi sebelum aku, meninggalkan
bau harum menyengat di kamar
mandi.
“Kak, makan malam di sini saja ya,
sudah aku masakkan” tawarnya
“Baik lah, pasti masakannya enak
sekali” timpalku, padahal aku masih
ingin berlama-lama dengan
dia.Selepas makan malam kami pun
bercengkrama. Semua barang telah
kami rapihkan bersama, hari itu aku
habiskan waktu bersama. “Akhirnya
selesai juga ya Mah, capek juga ya”
sahutku mencoba mencairkan
suasana, sambil duduk di
sebelahnya yang sedang
mengupaskan mangga untukku.
Fatimah tersenyum manis sekali,
“Iya kak, kakak capek ya, mau aku
suapin mangganya?”.aku kaget
dengan tawarannya aku berusaha
tenang “boleh”.
Dia pun memberikan mangga yang
ada ditangannya, dengan nakal aku
coba melahap mangga sampai ke
jarinya, sehingga bibirku
menyentuh jarinya. Dia tarik jarinya
dari mulutku pelan sekali, sambil
tersenyum. “oh god…sweet” ujarku
dalam hati. “Mangganya manis…
apalagi sambil lihat kamu” aku
memancing. Fatimah hanya
tersenyum, “mau lagi?” tawarnya,
akupun mengangguk.
Suapan kedua ini jarinya lebih lama
berada di dalam mulutku. Sengaja
tidak aku lepaskan dan si empunya
jari lentik itu tidak keberatan, dia
hanya diam menunggu.
Tangan kiriku menyentuh tangan
kanannya itu lembut, dia tidak
menolak. aku tempatkan telapak
tangannya yang lembut di pipiku,
sambil menatap wajahnya.
Wajahnya bersemu merah. Mata
kami saling menatap, wajah kami
semakin mendekat…dekat dan
dekat…sehingga aku rasakan
nafasnya menentuh wajahku.
Tangan kananku meraih dagunya
yang lembut seolah tidak ada
tulang di dagunya itu. sedikit aku
tarik dagunya sehingga bibirnya
terbuka, sengal nafasnya bisa aku
rasakan. Ini mungkin rasanya
seorang wanita yang pertama kali
melakukan kissing, wanita yang
selama ini berusaha menjaga
kehormatannya dan tidak pernah
disentuh siapapun sebelumnya.
Matanya terkatup, cantik sekali dia
malam ini.
Akupun mendekatkan bibirku
dengan bibirnya, aku pagut
lembut…dia tidak membalas juga
tidak menolak.Kembai aku pagut
bibirnya, lembut dan manis
kurasakan. ku pagut bibir ats dan
bawahnya bergantian. Kali ini dia
mulai merespon, dia membalas
pagutanku dengan memagut
bibirku juga, basah dan
indah.Pagutan kami semakin liar,
aku pindahkan kedua tanganku
disamping wajahnya dengan posisi
jari jempol menempel ke pipinya
yang lembut.Keempat jariku
berada di bawah telinganya yang
masih tertutup jilbab. aku semakin
menarik wajahnya mendekatiku,
kecupanku semakin liar yang aku
yakin membangkitkan
gairahnya.“mhh…
ummm….aummmmm…” bergantian
kami mengecupi bibir kami.
Kini tangan kiriku melingkari leher
hingga kepundak belakangnya,
sedangkan tangan kananku
menyusup melalui bawah jilbab
putihnya yang lebar kemudian
mencari gundukan lembut tepat di
dadanya. Tangan kananku
menyentuh sebongkah gundukan
lembut yang masih tertutup bra.
“Mhh…payudara yang sangat
indah”.
Tangan kananku pun mulai
meremas lembut payudara itu.
“ehhhmmm…mhhmhh…mmhhhhh”
Fatimah kaget dan mendesah
sambil tetap berpagutan dengan
bibirku. Sekitar 2 menit meremas-
remas dada kirinya, tangan kananku
mencoba mencari kancing
kemejanya. Dan ku buka satu demi
satu hingga meninggalkan
beberapa kancing bagian bawah
yang tetap terpasang.Tangan
kananku lebih aktif lgi masuk ke
dalam kemejanya, benar saj,
gundukan itu sangat lembut, ketika
kulit tanganku bersentuhan
dengan kulit payudaranya yang
halus sekali.
Tanganku menyusup diantar bra
dan payudaranya, meremas lembut
dan sesekali memilin putingnya
yang kecil dan nampak sudah
mengeras. “mhhh…ummmmm,
….aahhh,…mmhh…..m
mmm….mmmmphh….” mulutnya
terus meracau mencoba menikmati
setiap remasanku, matanya masih
saja terpejam seolah dia tidak mau
melihat kejadian ini atau dia
sedang berusaha benar-benar
meresapi rangsangan yang aku
buat.
Aku tarik pundaknya sehingga
tubuhnya terbaring ke samping
kiriku, dan aku pun menarik bibirku
dari bibirnya dengan sedikit suara
kecupan yang menggambarkan dua
bibir yang sudah lengket dan sulit
dilepaskan. “mhuachh…aahhh”
wajahnya memerah dan matanya
masih terpejam, cantik sekali. Kini
tangan kananku mengangkat
jilbabnya ke atas, memberikan
ruang agar kepalaku bisa masuk
kedalamnya. AKu mencium bau
harum dari keringatnya yang mulai
mengalir. Dalam keremangan aku
milihat leher jenjangnya yang
putih dan halus, tanpa membiarkan
waktu berlalu aku segera
mengecupnya lembut dan
kecupanku semakin ganas di
lehernya “aahhh….eengg…ehhhh…
aahhh ….aaa hhh….” mulutnya tak
berhenti meracau. Tangan kananya
meraih belakang kepalaku dan
menekankan kepalaku agar
semakin menempel di lehernya,
sedangkan tangan kirinya
mendekap punggungku.
Untungnya jarang rumah ini
dengan rumah sebelah lumayan
jauh, sehingga desahan kami tidak
terdengar oleh rumah sebelah. Aku
tidak lupa meninggalkan cupang di
lehernya, lalu ciumanku pun turun
ke dadanya.
Tangan kananku mencari sesuatu di
balik punggungnya, ya kait bra.
Setelah aku dapatkan langsung aku
lepaskan. Terlepaslah bra yang
selama ini menutupi keduap
payudara indah itu agar tidak
meloncat keluar. lalu tangan
kananku menarik bra agak ke atas
ke leher Fatimah, sehingga
terpampang dua gunung kembar
yang sangat mengagumkan. Benar
saja 36C. Aku mulai mencium
payudara kanan Fatimah, aku
lakukan masih di dalam jilbabnya,
dan akupun tidak melepas semua
kancing kemejanya, sehingga tidak
semua bagian tubuhnya terlihat.
Namun, itu membuat sensasi
percintaan semakin terasa, tangan
kananku sibuk meremas payudara
kananya yang saat ini sudah tidak
berpenutup lagi. “aaahhhh…
kaaakk….ahhh…..m hhh…k
ak…..aduuhh…..mhh….. ” Fatimah
tidak kuat menahan rangsangan ini,
kepalanya menggeleng ke samping
kanan dan kiri, tangan kanannya
semakin kuat membekap wajahku
ke arah dadanya. Kini tangan
kananku melepas remasan di
dadanya, mulai turun ke bawah,
menyentuh kakinya yang masih ber
kaos kaki. tangan kananku menarik
roknya menyusuri betis yang
tertutup kaos kaki panjang hampir
selutut, setelah itu tanganku
menemukan kulit halus yang putih.
Tangan kananku menyusuri paha
kirinya dan membuat roknya
terangkat sebatas perut. tangan
kananku membelai-belai paha
kirinya dan ciumanku sekarang
sudah mendarat di payudara
kirinya. “ahhh…
kaaaakkk….kakaaa….k k…ahh …”,
nafas Fatimah semakin tersengal-
sengal, aku tidak lupa
meninggalkan cupang juga di
payudara kirinya yang sangat
lembut. Penisku semakin tegang.
Lalu aku tarik wajahku dari
dadanya, aku duduk di samping
tubuhnya yang terbaring. Bulir
keringat mulai membasahi
wajahnya yang putih, nafasnya
tersengal, matany amasih
terpejam, bibirnya terbuka sedikit.
Rok bagian kiri sudah terangkat
sampai ke perut, menyisakan
pemandangan paha putih jenjang
nan indah, namun betisnya
tertutup kaos kaki yang cukup
panjang.
Tangan kananku masuk ke bawah
kedua lututnya, tangan kiriku
masuk ke dalam lehernya, aku pun
memagutnya lagi dan dia faham
apa yang aku maksud. Dia
kalungkan kedua tangannya ke
belakang kepalaku. “Jangan di sini
ya sayang…kita masuk saja ke
dalam…” ujarku sambil
mengangkatnya, birbir kami tak
henti berpagutan. Lalu aku rbahkan
tubuhnya ke kasur busa tanpa
dipan khas milik anak kos. nafasnya
terus tersengal, kedua tangannya
meremas kain sprei kasurnya itu.
Kini aku berada di kedua kakinya,
aku coba tarik roknya sampai
sebatas perut dan aku kangkangkan
kakinya.
Ciumanku mendarat di bagian
bawah perut, “eenngg…ahhh…” aku
tau dia merasa geli dan terangsang
hebat, sambil kedua tanganku
mencoba menurunkan celana
dalamnya. Gerak tubuhnya pun
tidak menggambarkan penolakan,
bahkan dia agak mengangkat
pantatnya ketika tangan ku
mencoba melepas celana dalamnya
sehingga mudah melewati bagian
pantan dan tidak berapa lama
terlepas sudah celana penutup itu.
Vagina muda berwarna pink yang
sangat indah, ditumbuhi bulu halus
yang rapih tercukup. Baunya pun
sangat wangi.
Tapi aku tidak ingin buru-buru, aku
ingin Fatimah membiasakan
suasananya dulu. ciumanku jatuh
ke pahanya, ke bagian sensitif paha
belakang sambil mengangkat
kakinya ke atas. lalu pada sat yang
tepat aku mulai
turunkan ciumanku di antara
selangkangannya. “kaakk…ahh…”,
aku mencoba menjilati bagian luar
vaginanya dari bawah ke atas,
vagina itu mulai lembab dan basah.
Lalu aku renggangkan lebih luas
lagi kakinya, dan aku sibak labia
mayoda dan labia minora
vaginanya, aku temukan lubang ke
wanitaan yang masih sempit
namun berwarna merah seakan
bekas luka atau lecet. AKu tidak
mempedulukan, karena aku
melihat cairan bening meleleh dari
dalam lubang kewanitaan Fatimah,
lalu aku jilati dan lidahku pun nakal
mencoba masuk ke dalam lubang
kewnitaan itu, terus mencari dan
mencari…lalu kecupanku pindah ke
atas menemukan benjolan kecil
tepat di bawah garis vagina atas,
aku gigit-gigit kecil, aku cium aku
sedot, tidak ketinggalan tangan
kananku mencoba sedikit demi
sedikit masuk ke vaginanya.
“aahhhhh…uuhhh….mhh….phhh …
ahhh …akakak…aahh..kakak…
aduuhh…aaahhh…ahhh…”
kepalanya bergeleng tidak teratur
ke kanan dan kekiri,kedua
tangannya semakin kuat
menggenggam sprei yang
dikenakan pada kasur busa
tersebut. ciumanku semakin kuat
dan ganas, cairan kewanitaan
semakin deras keluar dari lubang
kewanitaan Fatimah. secara
bergantian lidahku merangsang
lubang vagina dan clitoris, dan
tangan kananku pun tidak tinggal
dia.
Jika lidahku sedang merangsang
klitoris maka jari tangan kananku
berusaha meransang pubang
vagina, juga ketika lidahku
bermain-main dan mencoba masuk
lebih dalam ke lubang vagina,
jempol tanganku merangang
dengan menggesek dan menekan-
nekan clitoris Fatimah.
“aaahhh….aaaaa…uuuu…enhhh h…
eee mmm…ahh…aaaa….” Tangan
kananya sekarang meremas-remas
rambutku dan menekan kepalaku
agar lebih dalam lagi
mengeksplorasi vaginanya.
Sekitar 15 menit aku mengekplor
vaginanya, dia menjambak
rambutku dan kemudian
mendorongku. Sekarang posisi
kami sama-sama duduk, nafasnya
tersengal-sengal tapi sekarang dia
berani membuka matanya
menatapku, keringat mengucur
dari tubh kami. Tiba-tiba bibirnya
langsung menyerbu bibirku,
ciuman kali ini amat liar terkadang
gigi kami beradu, lidah kami
saliang
bertukar ludah, lidahku coba masuk
ke rongga mulutnya, menjilati
dinding-dinding mulutnya. AKu
sangat kaget ketika tangannya
menarik kaosku ke atas, melewati
mulut kami yang tengah beradu,
kemudian ciumannya turun ke
leherku dan ke dadaku. Tanganya
tidak berhenti sampai di situ, dia
mulai membuka ikat pinggang
celanaku, saat bibirnya masih
menciumi dadaku,
tangannya menurunkan celanaku
dan kemudian celana dalamku.
Penisku yang diameternya 6 cm
dan panjangnya hampir 20 cm
mengacung tegak, kini tangan
kananya menggengam penisku,
aku pun berdiri dan kini wajah
ayunya berada di depan penisku
hanya beberapa senti saja. ku lihat
dia menelan ludah, apa mungkin
dia kaget dengan ukuran ini atau
mungkin dia masih ragu
melakukan ini. Aku pegang
kepalanya yang masih
menggunakan jilbab putih yang
mulai kusut. kudekatkan penisku
dengan bibirnya, bibirnya masih
terkatup ketika ujung penisku
menempel pada bibirnya, mungkin
dia masih bingung apa yang
dilakukannya. “Kulum sayang…
ciumi sayang…ayo…” lalu dia buka
bibirnya sedikit dan mencium
ujung penisku, kaku, tapi
menimbulkan sensasi yang
dahsyat, selain karena bibirnya
yang lembut, hangat dan basah
menyentuh ujung penisku, melihat
seorang wanita yang masih
berpakaian lengkap dengan
jilbabnya itu hal yang belum
pernah aku rasakan sebelumnya.
“cuup..mppuhmm..uhhmm…”
bibirnya berkali-kali mengulum
ujung penisku, sedikit-demi sedikit
kulumannya semakin masuk. AKu
lihat dia masih kaku dan belum
lihat melakukan itu, tapi bagiku
sensasi luar biasa. “mhhh…
aauuuummm…uummhh”akhirny a
mulutnya berani memasukkan
penisku, walau tidak sampai masuk
semua, karena penisku terlalu
panjang dan itu akan
menyakitkannya. “shh…ahh…terus
Mah…keluar masukin…” Fatimah
pun mengikuti perintahku dia
memaju mundurkan kepalanya.
“aahh…sayang…
terus”…”mhh. .uhmm
hh..cuuupp..muuh” Fatimah terus
melakukan aktifitasnya. hanya 5
menit lalu dia berhenti.
“Kak…Fatimah ngga tahan…” diapun
menarik tubuhku dan aku kini
sama-sama duduk berhadapan. Aku
tahu, dia dalam kondisi puncak, dia
tidak dapat lagi menahan libidonya,
akupun merebahkannya dan
menindihnya. AKu regangkan
kedua kakinya. Fatimah tampak
pasrah dia memandangiku dan
memperhatikan penisku yang tepat
dihadapan vaginanya. Aku lupa
sesuatu, segera ku raih celanaku
yang tercecer di samping dan
mengambil sesuatu di dompet. Ya,
aku selalus edia kondom di dompet
setelah ku buka dan akan
kupasangkan, Fatimah menampik
tanganku.
“ngga usah pake itu kak…aku ingin
jadi milik kakak seutuhnya” aku
tersentak dengan ucapannya
“Kamu yakin Mah?” Fatimah
mengangguk.
Kini kuarahkan ujung penisku
mendekati lubang kewanitaannya
“Tahan ya Mah…agak sakit…”
Tangan kananku menggenggam
batang penis dan digesek-
gesekkan pada clitoris dan bibir
kemaluan Fatimah, hingga Fatimah
merintih-rintih kenikmatan dan
badannya tersentak-sentak. Aku
terus berusaha menekan senjataku
ke dalam kemaluan Fatimah yang
memang sudah sangat basah itu.
Perlahan-lahan kepala penisku
menerobos masuk membelah bibir
kemaluan Fatimah. “Tahan kaak…
sakii..t” dia merintih sambi
menggigit bibir bawahnya. Aku pun
menghentikan kegiatanku
sementara, sambil menunggu aku
maju mundurkan kepala penisku ke
bibir kemaluannya supaya bibir
kemaluannya mulai menyesuaikan.
Matanya masih terpejam dan terus
menggigit bibir
bawahnya, nafasnya tersengal.
Sedikit demi sedikit aku masukkan
kembali, pelan tapi pasti. Setiap
penisku masuk Fatimah melengguh
menahan sakit. Vaginanya masih
sempit tapi tanpa halangan penisku
mulai masuk ke dalam. Dengan
kasar Aku tiba-tiba menekan
pantatku kuat-kuat ke depan
sehingga pinggulku menempel
ketat pada pinggul Fatimah.
Dengan tak kuasa menahan diri dan
berteriak, mungkin sakit. Dari
mulut Fatimah terdengar jeritan
halus tertahan, “Aduuuh!..,
ooooooohh.., aahh…sakii…t..kaak..”,
disertai badannya yang tertekuk ke
atas dan kedua tangan Fatimah
mencengkeram dengan kuat
pinggangku.
Beberapa saat kemudian aku mulai
menggoyangkan pinggulku, mula-
mula perlahan, kemudian makin
lama semakin cepat dan bergerak
dengan kecepatan tinggi diantara
kedua paha halus gadis ayu
tersebut. Fatimah berusaha
memegang lenganku, sementara
tubuhnya bergetar dan terlonjak
dengan hebat akibat dorongan dan
tarikan penisku pada kemaluannya,
giginya bergemeletuk dan
kepalanya menggeleng-geleng ke
kiri kanan di atas meja. Fatimah
mencoba memaksa kelopak
matanya yang terasa berat untuk
membukanya sebentar dan melihat
wajahku, dengan takjub.
Fatimah berusaha bernafas dan …:”
“kaa..kk…, aahh…, ooohh…, ssshh”,
sementara aku tersebut terus
menyetubuhinya dengan ganas.
Fatimah sungguh tak kuasa untuk
tidak merintih setiap kali Aku
menggerakkan tubuhku, gesekan
demi gesekan di dinding liang
vaginanya. Setiap kali aku menarik
penisnya keluar, dan menekan
masuk penisku ke dalam vagina
Fatimah, maka klitoris Fatimah
terjepit pada batang penisku dan
terdorong masuk kemudian
tergesek-gesek dengan batang
penisku yang berurat itu. Hal ini
menimbulkan suatu perasaan geli
yang dahsyat, yang mengakibatkan
seluruh badan Fatimah menggeliat
dan terlonjak, sampai badannya
tertekuk ke atas menahan sensasi
kenikmatan yang tidak
dapat dilukiskan dengan kata-kata.
Sementara tanganku yang lain
tidak dibiarkan menganggur.
Tanganku merengkuh
punggungnya yang melengkung
menahan nikmat, kemudian aku
sibak jilbabnya dan terlihat dua
payudara indahnya yang masih
sembunyi dibalik kemeja yang
sudha terbuka kancing bagian
atasnya, branya pun sudha
tersingkap ke atas menambah
sensualitas pemandangan saat itu.
Aku tarik punggungnya sehingga
maskin melengkung ke atas, aku
pun terus bermain-main pada
bagian dada Fatimah dan Mencium
dan kadang menggigit kedua
payudara Fatimah secara
bergantian. Ia berusaha
menggerakkan pinggulnya, akan
tetapi paha, bokong dan kakinya
mati rasa. Tapi ia mencoba
berusaha membuatku segera
mencapai klimaks dengan memutar
bokongnya, menjepitkan pahanya,
akan tetapi aku terus
menyetubuhinya dan tidak juga
mencapai klimaks.
Ia memiringkan kepalanya, dan
terdengar erangan panjang keluar
dari mulutnya yang mungil,
“Ooooh…, ooooooh…, aahhmm…,
ssstthh!”. Gadis ayu itu Semakin
erat mendekap kepalaku agar
semakin rekat dengan
payudaranya, aku tahu pelukan itu
adalah penyaluran dari rasa nikmat
dan klimaks yang mungkin
sebentar lagi dia rasakan. Kedua
pahanya mengejang serta menjepit
dengan kencang, menekuk ibu jari
kakinya, membiarkan bokongnya
naik-turun berkali-kali,
keseluruhan badannya
berkelonjotan, menjerit serak
dan…, akhirnya larut dalam
orgasme total yang
dengan dahsyat melandanya,
diikuti dengan suatu kekosongan
melanda dirinya dan keseluruhan
tubuhnya merasakan lemas seakan-
akan seluruh tulangnya copot
berantakan.
Fatimah terkulai lemas tak berdaya
di atas kasur dengan kedua
tangannya terentang dan pahanya
terkangkang lebar-lebar dimana
penisku tetap terjepit di dalam
liang vaginanya. Itu lah pertama
kali dia merasakan indahnya
orgasme.
Selama proses orgasme yang
dialami Fatimah ini berlangsung,
memberikan suatu kenikmatan
yang hebat yang dirasakan olehku,
dimana penisku yang masih
terbenam dan terjepit di dalam
liang vagina Fatimah dan
merasakan suatu sensasi luar biasa,
batang penisku serasa terbungkus
dengan keras oleh sesuatu yang
lembut licin yang terasa mengurut-
urut seluruha penisku,
terlebih-lebih pada bagian kepala
penisku setiap terjadi kontraksi
pada dinding vagina Fatimah, yang
diakhiri dengan siraman cairan
panas. Perasaanku seakan-akan
menggila melihat Fatimah yang
begitu cantik dan
ayu itu tergelatak pasrah tak
berdaya di hadapannya dengan
kedua paha yang halus mulus
terkangkang dan bibir kemaluan
yang kuning langsat mungil itu
menjepit dengan ketat batang
penisku.
Tidak sampai di situ, beberapa
menit kemudian Aku membalik
tubuh Fatimah yang telah lemas itu
hingga sekarang Fatimah setengah
berdiri tertelungkup di dipan
dengan kaki terjurai ke lantai,
sehingga posisi pantatnya
menungging ke arahku. Aku ingin
melakukan doggy style, tanganku
kini lebih leluasa meremas-remas
kedua buah payudara Fatimah yang
kini menggantung ke bawah,
tangunku menyusup lewat kemeja
bagian bawah. Dengan kedua kaki
setengah tertekuk, secara
perlahan-lahan aku menggosok-
gosok kepala penisku yang telah
licin oleh cairan pelumas yang
keluar dari dalam vagina Fatimah
dan menempatkan kepala penisku
pada bibir kemaluan Fatimah dari
belakang.
Dengan sedikit dorongan, kepala
penisku tersebut membelah dan
terjepit dengan kuat oleh bibir-
bibir kemaluan Fatimah, Fatimah
melengguh agak
kencang..”aahhgg….” ketika
penisku mulai menyeruak ke dalam
vaginanya lagi. Kedua tanganku
memegang pinggul Fatimah dan
mengangkatnya sedikit ke atas
sehingga posisi bagian bawah
badan Fatimah tidak terletak pada
dipan lagi, hanya kedua tangannya
yang masih bertumpu pada kasur.
Kedua kaki Fatimah dikaitkan pada
pahaku. Kutarik pinggul Fatimah ke
arahku, berbarengan dengan
mendorong pantatnya ke depan,
sehingga disertai
keluhan panjang yang keluar dari
mulut Iffa, “Oooooooh…aahh…
shhh…ahh…. !”, penisku tersebut
terus menerobos masuk ke dalam
liang vaginanya dan Aku terus
menekan pantatnya sehingga
perutnyaku menempel ketat pada
pantat Fatimah yang setengah
terangkat. Aku memainkan
pinggulnya maju mundur dengan
cepat sambil mulutku mendesis-
desis keenakan merasakan penisku
terjepit dan tergesek-gesek di
dalam lubang vagina Fatimah yang
ketat itu.
“Ahh…ahhh…aahh…kak..a.duu u..hh
…mhh…teruss…” mulutnya terus
mengaduh, tanda nikmat tiada tara
yang dia rasakan. Tubuhny amaju
mundur terdorong desakan
penisku. Karena bagian pantat
lebih tinggi dari kepala sehingga
kemejanya turn ke bawah
memperlihatkan pungguh mulus
dan putih yang sebelumnya tidak
pernah dilihat siapapun. Tangannya
sambil terus meremas seprei dan
merebahkan kepanaya di kasur.
“shhh…ahh..kakk…aahh..adu uhh…k
ak….” semakin kencang teriakannya
semakin menunjukkan kalau dia
akan merasakan klimaks untuk
kedua kalinya. AKupun
mempercepat doronganku.
“terus..kak…ahh…jangan berhenti…
ahh…kak,…” Fatimahmeracau
semakin tidak karuan.
Dan….diapun mendongakkan
kepalanya ke atas disertai
lengguhan panjang
“aaaaaaa……….hhhhhh….” dia
klimaks untuk kedua kalinya. AKu
cabut penisku dari lubang
vaginanya, aku lihat cairan bening
semakin banyak meleleh dari
vaginanya. Tubuhnya melemas dan
lunglai ketika aku lepaskan.
Navasnya tersengal, pakaian dan
jilbabnya kusut tak karuan.
Keringat membuat pakaian dia
yang tidak dilepas sama-sakeli
menjadi basah. Namun dia memang
wanita yang pandai merawat
tubuhnya, bahkan keringatnya pun
harum sekali baunya.
Setelah aku biarkan dia istirahat
beberapa menit sambil meresapi
orgasme untuk keduakalinya.
Kemudian Aku merubah posisi
permainan, dengan duduk di sisi
tempat tidur dan Fatimah kutarik
duduk menghadap sambil
mengangkang pada pangkuanku.
Aku menempatkan penisku pada
bibir kemaluan Fatimah yang
tampak pasrah dengan
perlakuanku, Lalu aku mendorong
sehingga kepala penisku masuk
terjepit dalam liang kewanitaan
Fatimah, sedangkan tangan kiriku
memeluk pinggul Fatimah dan
menariknya merapat pada badanku,
sehingga secara perlahan-lahan
tapi pasti penisku
menerobos masuk ke dalam
kemaluan Fatimah. Tangan kananku
memeluk punggung Fatimah dan
menekannya rapat-rapat hingga
kini badan Fatimah melekat pada
badanku.
Kepala Fatimah tertengadah ke
atas, pasrah dengan matanya
setengah terkatup menahan
kenikmatan yang melandanya
sehingga dengan bebasnya
mulutku bisa melumat bibir
Fatimah yang agak basah terbuka
itu.Dengan sisa tenaganya Fatimah
mulai memacu dan terus
menggoyang pinggulnya,
memutar-mutar ke kiri dan ke
kanan serta melingkar, sehingga
penisku seakan mengaduk-aduk
dalam vaginanya sampai terasa di
perutnya. Karena stamina yang
sudha terkuras dengan dua klimaks
yang didapatnya, goyangan
Fatimahs emakin melemah.
Aku pindahkan kedua tanganku ke
arah pinggannya dan tanganku
mulai membantu mengangkat dan
mendorong pinggul Fatimah agar
terus bergoyang. Aku ihat penisku
timbul tenggelam dibekap lubang
vaginanya yang hangat. Rintihan
tak pernah berhenti keluar dari
mulutnya. “shh…ah…sshhh…ahhh..”
Goyangannya teratur, setelah
sekian lama dengan posisi itu,
Fatimah mulai bangkit lagi
libidonya, dengan tenaga sisa dia
mulai membantu
tangaku dengan menggerakkan
pinggulnya lebih cepat lagi. Kedua
tangannya kini merangkul kepalaku
dan membenamkannya ke kedua
gunug kembarnya yang besar dan
halus.
Aku tahu dia akan mengalami
klimaksnya yang ketiga. Aku kulum
dan lumat payudaranya, kepala
Fatimah menengadah merasakan
nikmat yang tiada tara atas
rangsangan pada dua titik
tersensitifnya. Tak
berselang kemudian, Fatimah
merasaka sesuatu yang sebentar
lagi akan kembali melandanya.
Terus…, terus…, Fatimah tak peduli
lagi dengan gerakannya yang agak
brutal ataupun suaranya yang
kadang-kadang memekik lirih
menahan rasa yang luar biasa itu.
Dan ketika klimaks itu datang lagi,
Fatimah tak peduli lagi, “Aaduuuh…,
eeeehm..ahh…kaa..kk…aahhh…”,
Fatimah memekik lirih sambil
menjambak rambutku memeluknya
dengan kencang itu. Dunia serasa
berputar. Sekujur tubuhnya
mengejang, terhentak-hentak di
atas pangkuanku.
Kemudian kembaliku gendong dan
meletakkan Fatimah di atas meja
dengan pantat Fatimah terletak
pada tepi dipan dan kasur, kedua
kakinya terjulur ke lantai. Aku
mengambil posisi diantara kedua
paha Fatimah yang kutarik
mengangkang, dan dengan tangan
kananku menuntun penisku ke
dalam lubang vagina Fatimah yang
telah siap di depannya. Aku
mendorong penisku masuk ke
dalam dan menekan badannya.
Desah nafasnya mendengus-
dengus seperti kuda liar,
sementara goyangan pinggulnya
pun semakin cepat dan kasar.
Peluhnya sudah penuh membasahi
sekujur tubuhnya dan tubuh
Fatimah yang terkapar lemas dan
pasrah terhadap apa yang akan aku
lakukan.
Badan gadis itu terlonjak-lonjak
mengikuti tekanan dan tarikan
penisku. Fatimah benar-benar telah
KO dan dibuat benar-benar tidak
berdaya, hanya erangan-erangan
halus yang keluar dari mulutnya
disertai pandangan memelas sayu,
kedua tangannya mencengkeram
Sprei. Dan aku sekarang merasa
sesuatu dorongan yang keras
seakan-akan mendesak dari dalam
penisku yang menimbulkan
perasaan geli pada ujung penisku.
Aku mengeram panjang dengan
suara tertahan, “Agh…, terus”, dan
pinggulku menekan habis pada
pinggul gadis yang telah tidak
berdaya itu,sehingga buah pelirku
menempel ketat dan batang
penisku terbenam seluruhnya di
dalam liang vagina Fatimah.
Dengan suatu lenguhan panjang,
“Sssh…, ooooh!”, sambil membuat
gerakan-gerakan memutar
pantatnya, aku merasakan
denyutan-denyutan kenikmatan
yang diakibatkan oleh *an air
maninya ke dalam vagina Fatimah.
Ada kurang lebih lima detik aku
tertelungkup di atas badan gadis
ayu tersebut, dengan seluruh
tubuhku bergetar hebat dilanda
kenikmatan orgasme yang dahsyat
itu.
Dan pada saat yang bersamaan
Fatimah yang telah terkapar lemas
tak berdaya itu merasakan suatu
*an hangat dari pancaran cairan
kental hangat ku yang menyiram ke
seluruh rongga vaginanya.
Aku melihatnya lemas dengan
jilbab dan pakaian yang sudah
nggak keruan bentuknya lagi. aku
melihatnya menunduk sedih
sambil menangis. Aku faham, gadis
seperti dia tidak mungkin mudah
untuk melakukan hal ini, tapi kali
ini aku benar-benar membuatnya
tak berdaya dan mengikuti nafsu
duniawi. “Kak…” dia membuka
perakapan ditengah hening kami
menikmati pertempuran yang baru
saja selesai. “Ya sayang…” sambil ku
peluk dia.
“Kakak mau tanggung jawab kan?”
“Kakak mau menikahi Fatimah
kan?” parau suaranya terdengar.Aku
tersentak aku tak menyangka kalau
dia langsungmengatakan itu. Tapi
aku benar-benar tidak tega melihat
kondisinya yang sudah
menyerahkan semuanya kepadaku.
Aku pun ingin memilikinya dan
mengakhiri semua kebiasan
burukku. AKu berjanji
meninggalkan pacarku kalau dia
mau menikah denganku,
kenyataannya sekarang itu sudah di
depan mata.“i..iya..Mah…kakak akan
tanggung jawab…kakak akan
menikahi kamu” sahutku. Dalam
wajah sedihnya kuliah bibirnya
menyunggingkan sedikit senyum.
Dan kamipun tertidur dengan
saling memeluk seakan berharap
agar pagi tak segera hadir.
Semenjak kejadian pertama ini,
Fatimah jadi agresif dalam hal
bercinta.Terkadang dia sendiri yang
meminta dientot tanpa aku
minta.Berbagai gaya sudah kami
coba.Selang berapa tahun
kemudian kami menikah dan
mempunyai anak satu perempuan
yang kita namai Yunita.

=TAMAT=

Indri Ibu Rumah Tangga (17+)




Indri adalah seorang ibu rumah
tangga berwajah cantik yang
berkulit putih bersih baru berusia
25 tahun. Wanita cantik ini terlihat
alim dengan jilbab lebar serta
jubah panjang dan kaus kaki
sebagai ciri Muslimah yang taat,
apabila dia keluar rumah atau
bertemu laki-laki yang bukan
mahromnya. Dalam kehidupan
seharinya wanita berjilbab ini
bekerja sebagai karyawan counter
HP yang cukup ternama di
Karanganyar. Karena kesibukannya
mengurus rumah tangganya, maka
indri memohon agar ditempatkan
di tawangmangu yang notabene
dekat dengan rumahnya. Dalam
counter TZN ditawangmangu
tersebut hanya dikelola oleh indri
dan 2 orang laki-laki rekan
kerjanya.
Pagi hari sekitar pukul 8.00 pagi,
suasana counter TZN
ditawangmangu sangat sepi, tidak
seperti hari biasanya banyak yang
beli pulsa atau transaksi jual beli
HP. Dengan jilbab putih yang lebar
warna putih, serta pakaian panjang
sampai diatas lutut berwarna biru
dipadu dengan celana panjang
warna hitam serta kaus kaki
berwarna krem membuat indri
tampak sangat cantik dan alim.
Kebetulan hari itu indri tidak
memakai jubah yang biasa
dikenakannya. Indri duduk
dibelakang etalase bersama teman
laki-lakinya yang bernama nanda
karena kebetulan hari itu jatahnya
temannya yang bernama nanang
libur. Nanda sudah beristri yang
juga berjilbab yangditempatkan di
TZN pusat di karanganyar.
Pagi itu suasana counter TZN
tawangmangu memang sangat
sepi. Belum ada satupun pelanggan
yang beli pulsa atau sekedar
melihat-lihat HP baru.
Sebentar kemudian Nampak
mendung tebal bergayut diatas
kota kecamatan yang terletak
dilereng lawu tersebut. Jarum jam
menunjukkan jam 8.30 pagi, tiba-
tiba saja terlihat kilat disertai
Guntur kemudian disusul hujan
yang lebat. Air hujan bagai tercurah
dari langit diatas bumi
tawangmangu. Suasana tersebut
menambah sepi suasana counter
tersebut, karena jam segitu adalah
jam kerja dan jam sekolah.
Sementara orang yang tidak
beraktifitasmenjadi malas keluar
karena hujan deras.
Tak sengaja Indri menoleh
kesamping, Ups..hati Indri tergetar
ketika menyadari nanda ternyata
juga sedang
memperhatikanya.Laki-laki
tersebut terlihat gugup ketika mata
Indri memergokinya. Segera aja dia
membuang muka, di mata Indri
nanda terlihat cukup baik dan
santun, usianya mungkin sekitar 29
tahunan. Indri hanya tersenyum
melihat kegugupannya.
Malah hujan mas? Indri mengawali
pembicaraan.
Nanda menoleh dan
tersenyum,lantas mengangguk.
Entah mengapa kemudian Indri
menjadi sangat akrab dengan
teman kerjanya tersebut,padahal
Indri bukan seorang wanita yang
mudah akrab dengan laki-laki lain.
Dalam perbincangan itu,entah
mengapa diam-diam Indri
membandingkan Nanda dengan
suaminya. Indri melihat tubuhnya
lebih tinggi dibanding dengan
suaminya, nanda lebih atletis dan
tegap. Dengan dada berdesir,Indri
akhirnya menyadari kalau wajah
Nanda mirip sekali dengan
suaminya. Wanita berusia 25 tahun
ini bagaikan lupa keadaan dirinya
ketika berbincang kian akrab
dengan Nanda. Ketika berulangkali
laki - laki ini memuji kecantikan
wajahnya, Indri menjadi salah
tingkah. Ibu rumah tangga yang
aktif ikut pengajian salah satu
ormas besar disolo ini merasa
tersanjung dengan pujian laki-laki
tersebut.
Ah mas Nanda..desis Indri dengan
wajah terasa panas mendengar
pujian itu walaupun dalam hati
Indri merasa senang.
Bener kok mbak..mbak begitu
cantik, manis apalagi pakai jilbab
seperti ini,jadi kian anggun
beruntung deh yang jadi suami
Mbak..kata Nanda seraya lekat
memandang wajah wanita
berjilbab lebar ini.
Aihh..mas Nanda..udah..udahseru
Indri gemas,dan tanpa sadar jemari
wanita berjilbab ini mencubit
lengannya yang membuat Nanda
meringis.
Namun sesaat Indri kemudian
tersadar,kalau dia adalah seorang
wanita bersuami, apalagi dia adalah
seorang wanita muslimah yang
mengenakan jilbab. Wajah Indri
terasa memanas ketika wanita
berjilbab ini melihat Nanda
tersenyum-senyum setelah dicubit.
Jari mbak
Indrihalus..lentik..desisnya sambil
tersenyum, namun ibu muda satu
anak ini tak lagi menanggapinya.
Indri mulai merasa dia mendapat
pengaruh aneh dari laki - laki di
sampingya itu, sehingga dia begitu
mudahnya akrab dengannya, atau
mungkin kemiripan wajah Nanda
dengan suaminya yang membuat
Indri bagaikan hanyut.
Pukul 9.30 pagi menjelang siang,
suasana counter HP TZN dan
sekitarnya semakin sepi. Hujan
begitu deras di luar counter
menimbulkan suara deru yang
cukup keras. Wanita berjilbab ini
melihat jalan raya tawangmangu
yang menjadi sepi kecuali mobil
yang berseliweran. Indri melirik ke
sebelah, Indri kembali terhanyut
wajah rekan kerjanya yang mirip
sekali dengan suaminya. Baru
sejenak pikiran Indri menerawang,
mendadak wanita berjilbab ini
dikejutkan oleh elusan yang
merayap di pahanya. Indri bagai
tersengat arus listrik karena
terkejutnya, namun sedetik
kemudian Wanita berjilbab lebar
ini membeku bagaikan menjadi
patung es, ketika menyadari tangan
yang merayap dipahanya adalah
tangan laki - laki di sampingnya.
Tubuh wanita muda ini menjadi
kejang ketika tangan kanan Nanda
mengelus perlahan pahanya yang
masih tertutup baju dan celana
panjang warna hitam yang
dikenakannya. Entah kenapa, Indri
hanya mampu menggigit bibir
ketika tangan Nanda mulai nakal
melepas kancing baju yang
dikenakannya pada bagian
dada, ,sehingga beberapa kancing
baju yang dikenakan ibu muda
berjilbab inipun terlepas bagian
dadanya.
Badan Indri kian menggigil,ketika
tangan Nanda mulai menyusup di
balik baju yang kenakannya.
Perlahan wanita berjilbab ini
merasakan tangan laki - laki itu
mengelus dan meremas buah
dadanya beberapa kali. Lantas
wanita berjilbab lebar ini
merasakan tangan laki - laki ini baju
bagian bawahnya kemudian
bergerak mengelus bagian bawah
perutnya. Sesaat kemudian kedua
tangan nanda membuka pengait
celana panjang yang dikenakan
oleh indri dan membuka restling
celananya sekaligus kemudian
mulai mengelus elus bagian
selangkangannya yang masih
terbungkus celana dalam warna
putih.
Ingin rasanya Indri menepis tangan
laki-laki kurang ajar yang tengah
menggerayangi daerah terlarang
miliknya itu,namun entah mengapa
semuanya terasa beku, tubuhnya
hanya mampu menggigil menahan
birahi ketika tangan Nanda
mengelus-elus selangkangannya
yang masih terbungkus celana
dalam hingga ke
duburnya..beberapa kali Indri
merasakan kemaluannya yang
masih terbungkus celana dalam itu
dielus- elus tangan Nanda dan
diremas-remasnya lembut.Tanpa
sadar Indri justru membuka kedua
pahanya kian lebar sehingga
tangan Nanda kian leluasa
menggerayangi kemaluannya
beberapa saat.
Indri mulai mendesah perlahan,
ketika tangan Nanda terasa
menyusup ke balik celana dalam
yang dikenakannya lantas menarik-
narik rambut kemaluannya yang
tumbuh lebat tak tercukur. Jemari
tangan Nanda menyusuri gundukan
bukit kemaluan wanita berjilbab ini
kian ke bawah hingga sampai celah
lubang kemaluannya. Wanita
berjilbab lebar ini nyaris histeris
menahan nikmat ketika bibir
lubang kemaluannya itu diusap
pelan oleh jemari tangan Nanda.
Rasa birahi ternyata telah
membutakan kenyataan bahwa
tangan laki-laki yang tengah
menyentuh kemaluannya bukanlah
suaminya.
Indri mulai menggelinjang saat
jemari tangan Nanda mengelus-
elus perlahan bibir kemaluannya
beberapa
saat lantas wanita berjilbab ini
merasakan bibir kemaluannya itu
dibuka dan jemari tangan Nanda
pun segera melesak ke dalam
lubang kemaluan yang telah
mengeluarkan satu orang anak
tersebut. Tubuh Indri gemetaran
dan mulutnya mendesah saat
kemudian kelentit dalam
kemaluannya disentuh oleh jemari
tangan Nanda lantas dipilinnya
lembut membuat wanita berjilbab
lebar ini nyaris terlonjak dari
tempat duduknya.
Ohh..aahhhhmmhhhenghhh..
sshhhdesah Indri lirih dengan
tubuh menggelinjang, menahan
nikmat di daerah selangkangannya.
Indri tak lagi menghiraukan
keadaan counter yang pintunya
terbuka lebar apabila tiba-tiba ada
pelanggan yang masuk. Yang
dirasakan wanita berjilbab lebar ini
adalah kenikmatan yang menjalar
ke
sekujur tubuhnya, oleh jemari
tangan Nanda di lubang
kemaluannya.
Ahh..sshhmas
Nandaa..jangaaanrintih Indri lirih
namun terasa nikmat luar biasa.
Tubuhnya menggelinjang di kursi
counter yang kecil tersebut.
Untunglah hujan begitu deras,
sehingga desahan dan rintihan
wanita berjilbab ini tertelan
gemuruh oleh hujan di luar.
Sembari menggeliat menahan
kenikmatan yang dirasakannnya,
mata Indri
melirik ke wajah Nanda. Namun
betapa terkejutnya indri ketika
melihat ternyata laki - laki ini
sedang tersenyum-senyum
memandangnya penuh birahi
dengan nafas yang memburu.
Mas Nanda!!pekik Indri lirih karena
kaget.
jangaan..ohhh..mas nanda..jangaan
Namun Nanda tak menghiraukan
pekikan wanita berjilbab lebar ini.
Wanita ini merasakan jari-jari
tangan Nanda kian dalam
memasuki lubang kemaluannya.
Indri menjadi semakin kian
gila,ketika dirasakannya jari-jari
tangan Nanda menyentuh dinding
lubang kemaluannya itu. Rasa
nikmat yang luar biasa terasa di
sekujur tubuh Wanita berjilbab
lebar ini yang membuatnya kian
tersengal. Indri merasakan bagian
terlarangnya kian berdenyut-
denyut seiring gerakan pinggulnya
yang menggeliat penuh nikmat.
ohh ..jangaaaan jangaan..masdesah
Indri lirih.
Wanita berjilbab lebar ini masih
menyadari bahwa dia berada di
counter yang pintunya terbuka
lebar sehingga Indri khawatir jika
tiba-tiba ada pelanggan yang
masuk meskipun diluar hujan justru
bertambah deras. Namun derasnya
hujan dan posisi tempat duduk
mereka yang tertutup oleh etalase
HP , membuat kekurang ajaran
Nanda ini leluasa dinikmatinya.
Wanita berjilbab lebar ini hanya
pasrah dalam kenikmatan, ketika
bagian terlarangnya itu diobok-
obok Nanda dengan tangannya.
Mata wanita berjilbab ini merem
melek menahan kenikmatan yang
luar biasa pada kemaluannya itu.
Hanya desahan lirih penuh nikmat
dan gelinjangan tubuh yang kian
liar di atas kursi kecil dalam counter
tersebut, Indri hampir mencapai
puncak kenikmatannya , ketika
mendadak sebuah sepeda motor
yang parkir didepan counterTZN.
Kemudian Nampak seorang
pemuda melepas jas hujan
kemudian masuk kedalam counter
nya.
monggo mas ujar indri dalam
bahasa jawa ketika pemuda
tersebut masuk kedalam counter.
Sementara nanda bergeser ke
belakang lemari kasir yang tertutup
kaca tinggi, membersihkan jari
tangannya yang penuh lendir
kewanitaan indri setelah hampir 30
menit lebih mengobok obok
kemaluan wanita berjilbab lebar
tersebut.
Pulsa mbak, XL 5000 Jawab pemuda
tersebut sambil memandang aneh
wajah indri karena masih
membayang diraut wajah wanita
berjilbab lebar ini seperti habis
menahan perasaan sesuatu.
oh ya ini silahkan ditulis nomornya
mas Balas indri sambil meraih HP
server pengisi pulsa.
Beberapa saat kemudian pemuda
tersebut minta diri setelah
membayar pulsa yang dibelinya ,
sementara hujan diluar masih
tercurah dari langit justru semakin
deras. Bahkan beberapa saat
kemudian jalan raya tawangmangu
tersebut tergenang oleh banjir
akibat curah hujan yang cukup
deras. Indri berniat untuk duduk
dikursi semula ketika tiba-tiba
kedua tangan nanda melingkar
dipinggang wanita berjilbab lebar
ini.
Udah mas malu nanti jika ada
pembeli masuk secara tiba-tiba Ujar
indri sembari tangannya mencoba
melepas tangan nanda yang
melingkari pinggangnya.
Gak usah khawatir mbak, hujannya
tambah deras kok. Orang males
akan keluar, mending kita
menikmati hari ini dengan puas
mumpung ada kesempatan mbak
Balas nanda sambil menarik tubuh
indri agak ke belakang etalase.
mas jangaan desah indri ketika
nanda mengajaknya duduk dilantai
bawah yang beralaskan karpet
warna hijau.
Indri pun akhirnya menyerah ketika
nanda membantunya duduk
dengan kedua kaki diselonjorkan
dengan posisi mengangkang
sedikit ditekuk pada lututnya
sementara kepala dan tubuh indri
bersandar pada etalase yang agak
tinggi.. Nanda kemudian menarik
celana panjang yang dikenakan
indri hingga terlepas, sehingga
kelihatan kemaluan yang masih
tertutup celana dalam serta paha
mulus dan kaki wanita berjilbab
lebar ini.
Aih .. masss..jangann ..!!jerit Indri
spontan ketika celana panjangnya
dilepas oleh nanda. Badan Indri
menggigil melihat rekan kerjanya
tersebut mulai mengelus-elus
kemaluannya yang terbungkus
celana dalam.
mas.. bagaimana nanti jika ada yang
datang..malu Desah wanita
berjilbab lebar ini ketika
menyaksikan tangan nanda
melepas celana dalamnya.
Beberapa saat kemudian nanda
tersenyum lebar menyaksikan
kemaluan rekan kerja wanitanya
yang berjilbab tersebut
terpampang bebas memamerkan
bulu-bulu kemaluannya yang lebat.
Nanda kemudian menggeser
duduknya bersandar lemari kasir
yang besar dan tinggi, kemudian
menarik tubuh indri yang sudah
telanjang bagian bawahnya.
Diletakkannya tubuh indri disela
kedua kakinya yang terjulur
terbuka, sehingga pantat indri
melekat pada selangkangan nanda.
Indri pun pasrah apa yang
dilakukan oleh rekan kerjanya
tersebut, disandarkan kepalanya di
dada nanda sementara tangannya
bertumpu pada paha nanda yang
mengangkangi pantatnya.
Mas desah indri ketika sesaat
kemudian,Tubuh ibu muda
berjilbab yang alim ini mengejang
ketika kemudian dia merasakan,
tangan kiri Nanda itu menyusup ke
balik jilbab lebarnya,meremas-
remas lembut kedua payudaranya
yang tertutup BH. Lantas salah satu
tangan nanda turun ke arah
selangkangannya, meremas-remas
kemaluannya yang telah terbuka.
Jangaan.. mas Nandaa..desah Indri
dengan cemas dan khawatir jika
ada pembeli yang datang. Namun
laki- laki ini tak perduli, kedua
tangannya kian bernafsu meremas-
remas buah dada serta
selangkangan wanita alim berusia
25 tahun ini. Indri menggeliat-
geliat menerima remasan laki-laki
yang bukan
suaminya ini dalam posisi duduk
membelakangi laki-laki itu.
Jangaan.. mas Nandaa.sebentar lagi
hujan reda.. desah Indri masih
dengan wajah cemas.
Nanda terpengaruh dengan kata-
kata Indri, diliriknya suasana
didepan counter. Memang hujan
mulai surut tidak sederas satu
setengah jam yang lalu. Indri
menggigil dengan tubuh kejang
ketika kemudian wanita berjilbab
lebar ini merasakan tangan lelaki
rekan kerjanya itu semakin dalam
mengobok obok lubang
kemaluannya. selama ini memang
Nanda selalu melihat Indri dalam
keadaan memakai pakaian panjang
tertutup rapat dan jilbab yang
lebar, namun Nanda dapat
membayangkan kesintalan tubuh
wanita ini melalui tonjolan
kemontokan buah dadanya dan
kemontokan pantatnya yang
terlihat. Nanda tidak menyangka
kalau bagian tubuh Indri yang
selama ini tersembunyi, pagi ini
dapat dinikmatinya. Celana panjang
dan celana dalam yang dipakai
wanita berjilbab ini kini teronggok
di disamping etalase. Di pangkal
paha wanita berjilbab ini tumbuh
rambut kemaluannya yang cukup
lebat. Nanda kagum melihat
kemaluan Indri yang begitu
montok dan indah, beda sekali
dengan kemaluan istrinya.
Jangaan..mass..hentikaaan pinta
Indri dengan suara bergetar
menahan nikmat , ketika wanita
alim ini merasakan tangan Nanda
meremas-remas bongkahan
pantatnya yang telanjang. Mulut
Indri mulai merintih dan tubuh ibu
muda berjilbab ini mengejang
ketika wanita ini merasakan tangan
kanan rekan kerjanya tersebut
mengelus-elus dan menelusuri
celah di pangkal pahanya. Dengan
bernafsu Nanda menguakkan bibir
kemaluan Indri yang berwarna
merah jambu dan lembab. Tubuh
wanita berjilbab lebar ini
mengejang hebat saat tangan
kanan lelaki itu menyeruak ke
lubang kemaluannya. Tubuhnya
bergetar ketika jari tangan laki-laki
tersebut menyentuh klitorisnya.
Semakin lama wanita berjilbab
berusia 25 tahun ini tak kuasa
menahan erangannya ketika
tangan lelaki itu menyentuh dan
mengorek-orek klitorisnya,dan
menit-menit selanjutnya Indri
semakin mengerang jalang .
Hmmm, bagaimana Mbak Indri.enak
kan.. kata Nanda itu sambil terus
menusuk-nusukkan jarinya
kedalam kemaluan wanita
berjilbab lebar rekan kerjanya
tersebut.
Mmmfffenak kan Mbak .nnghhh kata
Nanda di belakangnya sambil
menggerakkan jari tangannya
keluar masuk lubang kemaluan
wanita berjilbab lebar ini dengan
napas terengah-engah. Tangan kiri
lelaki itu membekap pangkal paha
Indri, lalu jari tengahnya mulai
menekan klitoris ibu muda
berjilbab itu lantas dipilinnya
dengan lembut, membuat wanita
berjilbab lebar yang alim ini
menggigit bibirnya.
Indri tak kuasa menahan sensasi
yang menekan dari dasar
kesadarannya.Wanita berjilbab
lebar ini mulai mendesah, apalagi
tangan kanan lelaki itu kini kembali
menyusup ke balik baju
panjangnya, lalu ke balik cup BH-
nya dan memilin-milin puting
susunya yang peka.
Ayo Mbak Indri.ahhhh
nikmatioohhhh.nikmat sekali kan.?
Nanda terus menggerakkan jari
tangannya yang terjepit lubang
kemaluan wanita muda yang alim
ini.
Indri menggeleng-gelengkan
kepalanya, mencoba melawan
terpaan kenikmatan di tengah
tekanan rasa nikmat dan malu. Tapi
ia tak mampu, Indri mendesah dan
mengerang dengan tubuh
menggelinjang jalang dan akhirnya
dalam waktu beberapa menit
kemudian wanita berjilbab lebar ini
menjerit tertahan saat ia meraih
puncak kenikmatan, sesuatu yang
cair kental menyembur keluar dari
dalam rahimnya sehingga meleleh
melalui lubang kemaluannya dan
menetesi karpet
dibawahnya.Tubuh Indri langsung
lunglai, tapi lelaki di belakangnya
terus mengaduk lubang
kemaluannya dengan jari
tangannya. Indri kembali
mendesah, saat perlahan Nanda
menarik keluar jari tangannya yang
digunakan mengobok-obok
kemaluan wanita berjilbab lebar
ini.
Sesaat kemudian nanda berdiri dan
berjalan keluar untuk melihat
suasana, ternyata hujan kembali
deras mengguyur tawangmangu.
Jalanan masih banjir , sementara
jam menunjukkan pukul 11.45.
Mbak kita istirahat bentar,
kemudian makan trus sholat
kemudian nanti kita lanjutkan lagi.
Mumpung sepi dan hujan deras
mbak, jadi gak ada yang
mengganggu. Ujar nanda sambil
tersenyum.
Lanjutkanapa mas? Tanya indri
tergagap
He..he saya kan belum merasakan
nikmatnya kemaluan saya
menyodok kemaluanmu mbak,
tanggung mbak mumpung ada
kesempatan kata nanda sambil
meremas remas buah dada indri,
sementara indri menjadi bingung.
Nanti kita melakukannya di kamar
belakang itu aja mbak.. kata nanda
sambil menunjuk kamar kecil
dibelakang etalase yang hanya
muat untuk tidur 2 orang tersebut.
Kamar tersebut sebenarnya
digunakan untuk sholat dan tidur
nanang dimalam hari jika tidak
libur.
Indri pun hanya bisa pasrah, sesaat
kemudian indri keluar counter
seperti biasa untuk beli makan
siang para pegawai counter.
Sementara indri pergi, nanda
segera menyiapkan minuman yang
sudah ditaburi obat perangsang
sex. Sepuluh menit kemudian indri
kembali ke counter membawa 2
bungkus nasi. Mereka berdua pun
segera makan, kemudian
bergantian sholat dzuhur.
Hujan masih turun justru semakin
deras seolah memberi kesempatan
laki laki dan ibu muda berjilbab
tersebut untuk melanjutkan
perselingkuhan. Setelah sholat
nanda menengok keluar
memastikan suasana aman dan
mendukung, karena nanda berniat
menikmati tubuh montok rekan
kerjanya tersebut sampai puas.
Setelah merasa aman nanda masuk
dan melihat indri sedang
menghitung stok vhoucer, tanpa
berkata sepatah katapun nanda
langsung memeluk indri dari
belakang.
Tubuh ibu muda berjilbab yang
alim ini mengejang ketika
kemudian dia merasakan,kedua
tangan Nanda itu menyusup ke
balik jilbab lebarnya,meremas-
remas lembut kedua payudaranya
yang tertutup baju
dan bra. Lantas salah satu tangan
lalu turun ke arah
selangkangannya, meremas-remas
kemaluannya dari luar baju panjang
yang dipakainya.
Masss.. ahh,,hh..desah Indri sambil
menghentikan pekerjaannya
menghitung stok voucher.
Nanda tersenyum, kedua
tangannya kian bernafsu meremas-
remas buah dada serta
selangkangan wanita alim berusia
25 tahun ini. Indri menggeliat-
geliat menerima remasan laki-laki
yang bukan
suaminya ini dalam posisi berdiri
membelakangi laki-laki itu.
Aahhh.. enghh.mmhh.. .ohhh desah
Indri merasakan kenikmatan pada
kemaluan dan buah dadanya .
Nanda berlutut di belakang pantat
Indri, sementara kedua tangan indri
berpegangan pada lemari khusus
kasir tersebut. Indri menggigil
dengan tubuh kejang ketika
kemudian wanita berjilbab lebar ini
merasakan tangan lelaki rekan
kerjanya itu menarik turun celana
panjang sekaligus celana dalamnya.
Tubuh Indri gemetar oleh rasa malu
dan nikmat ketika tanpa diduganya,
Nanda menyingkap bagian bawah
baju birunya ke atas sampai ke
pinggang. Ibu muda berjilbab lebar
ini terpekik dengan wajah yang
merah padam ketika menyadari
bagian bawah tubuhnya kini
telanjang bulat karena dirinya
sudah tidak memakai celana dalam
lagi. Nanda kembali merasa takjub
melihat istri rekan kerjanya ini
dalam keadaan telanjang bagian
bawah tubuhnya. Sungguh, laki-laki
ini tidak pernah menyangka kalau
sore ini akan melihat kemulusan
tubuh indri yang selalu dilihatnya
dalam keadaan berpakaian rapat.
Pertama kali Nanda melihat Indri,
laki-laki ini memang sudah tergetar
dengan kecantikan wajah wanita
berkulit putih ini walaupun
sebenarnya Nanda juga sudah
beristri, tapi apabila dibandingkan
dengan Indri wajah istrinya tidak
ada apa-apanya.
Namun kealiman wanita yang
selalu berpakaian rapat tertutup
dengan jilbab yang lebar
membuatnya merasa segan juga
disamping Indri adalah istri teman
pemilik TZN. Tetapi seringkalinya
dia bertemu membuat Nanda
semakin terpikat dengan
kecantikan
wanita berjilbab lebar ini. selama
ini memang Nanda selalu melihat
Indri dalam keadaan memakai
pakaian panjang dan jilbab yang
lebar, namun Nanda dapat
membayangkan kesintalan tubuh
wanita ini
melalui tonjolan kemontokan buah
dadanya dan kemontokan
pantatnya yang terlihat. Nanda
tidak menyangka kalau bagian
tubuh Indri yang selama ini
tersembunyi, hari ini dapat
dinikmatinya.
Muka Indri merah padam ketika
diliriknya, mata Nanda masih
melotot melihatnya yang setengah
telanjang. Celana dalam dan celana
panjang yang dipakai wanita
berjilbab ini kini teronggok di
bawah
kakinya setelah ditarik turun oleh
Nanda. Bentuk pinggul dan pantat
wanita alim yang sintal ini sangat
jelas terlihat oleh Nanda. Belahan
pantat Indri yang telanjang terlihat
sangat bulat, padat serta
putih mulus tak bercacat membuat
birahi laki-laki yang telah
menggelegak sedari tadi kian
menggelegak. Diantara belahan
pantat indri terlihat belahan bibir
kemaluan wanita rekan kerjanya
yang kemerahan terlihat
menggiurkan.
Mbak Indri..Kakimu direnggangkan.
Aku ingin melihat memekmu lagi
desis Nanda sambil berjongkok
menahan birahinya melihat bagian
kehormatan wanita rekan kerjanya.
Wanita berjilbab lebar ini pasrah, ia
merenggangkan kakinya. Dari
bawah, lelaki itu menyaksikan
pemandangan indah menakjubkan.
Di pangkal paha wanita berjilbab
ini tumbuh rambut kemaluannya
yang cukup lebat namun terlihat
rapi. Nanda kagum melihat
kemaluan Indri yang begitu
montok dan indah, beda sekali
dengan kemaluan istrinya.
Masss..ohhh..emmmhhsudah mas
pinta Indri dengan suara bergetar
menahan nikmat, ketika wanita
alim ini merasakan tangan Nanda
meremas-remas bongkahan
pantatnya yang telanjang.
Namun Nanda seolah tak
mendengarnya justru tangan lelaki
itu menguakkan bongkahan pantat
Indri lantas mendekatkan wajahnya
menciumi pantat mulus yang
montok itu. Indri menggeliat ketika
lidah Nanda mulai menyentuh
anusnya. Mulut Indri mulai merintih
dan tubuh ibu muda berjilbab ini
mengejang ketika wanita ini
merasakan lidah lelaki itu
menyusuri belahan pantatnya
lantas menyusuri celah di pangkal
pahanya. Dengan bernafsu Nanda
menguakkan bibir kemaluan Indri
yang berwarna merah jambu dan
lembab. Tubuh wanita berjilbab
lebar ini mengejang hebat saat
lidah lelaki
itu menyeruak ke lubang
kemaluannya. Tubuhnya bergetar
ketika lidah itu menyapu
klitorisnya. Semakin lama wanita
berjilbab berusia 25 tahun ini tak
kuasa menahan erangannya ketika
bibir lelaki itu mengatup dan
menyedot-nyedot klitorisnya, dan
menit-menit selanjutnya Indri
semkin mengerang jalang oleh
birahi ketika nanda seakan
mengunyah- ngunyah
kemaluannya. Seumur hidupnya,
Indri belum pernah diperlakukan
seperti ini oleh suaminya.
Hmmm, nikmat sekali kan Mbak
Indri.? kata Nanda sambil berdiri
setelah puas menyantap kemaluan
istri wanita berjilbab lebar
tersebut. Sementara itu tangan
kirinya terus mengucek-ngucek
kelamin wanita berjilbab lebar
tersebut.
Aihhhheungghhhh. Indri
mengerang dengan mata
mendelik, ketika beberapa saat
kemudian sesuatu yang
besar,panjang dan hangat mulai
menusuk kemaluannya melalui
belakang.
Tubuh wanita berjilbab ini
mengejang ketika menyadari
kemaluannya tengah dimasuki
penis Nanda sementara wanita
berjilbab lebar ini hanya bisa
pasrah. Hingga sekejap kemudian
Indri merasakan batang penis
Nanda yang jauh lebih besar dan
panjang di banding milik suaminya,
telah bersarang di lubang
kemaluannya hingga menyentuh
rahimnya. Tubuh Indri hanya
mampu menggelinjang ketika
Nanda mulai menggerakan
penisnya dalam jepitan
kemaluannya.
Mmmfffenak juga bersetubuh
sambil berdiri.nnghhhoohhh kata
Nanda di belakangnya sambil
menggerakkan pinggangnya maju
mundur dengan napas terengah-
engah.
Indri dapat merasakan penis Nanda
yang kini tengah menusuk-nusuk
lubang kemaluannya, jauh lebih
besar dan panjang dibanding penis
suaminya. Indri tak kuasa menahan
sensasi yang menekan dari dasar
kesadarannya.Wanita berjilbab
lebar ini mulai mendesah, apalagi
tangan kanan lelaki itu kini
menyusup ke balik bajunya, lalu ke
balik cup BH-nya dan memilin-milin
puting susunya yang peka.
Ayo Mbak Indri.ahhhh
nikmatiahh.nikmati. Nanda itu terus
memaju mundurkan penisnya yang
terjepit lubang kemaluan wanita
muda yang alim ini. Indri
memejamkan matanya, menikmati
terpaan kenikmatan di tengah
tekanan rasa nikmat dan malu. Indri
mendesah dan mengerang dengan
tubuh menggelinjang jalang dan
akhirnya dalam waktu beberapa
menit kemudian wanita berjilbab
lebar
ini menjerit saat ia meraih puncak
kenikmatan. Tubuh Indri langsung
lunglai, tapi lelaki di belakangnya
selangkah lagi sampai ke puncak.
Nanda terus mengaduk lubang
kemaluan indri dengan kecepatan
penuh. Lalu, dengan geraman
panjang, ia menusukkan penisnya
sejauh mungkin ke dalam
kemaluan ibu muda berjilbab ini.
Kedua tangannya mencengkeram
payudara Indri yang padat dan
montok dengan
kuat. Sesaat kemudian nanda
menyingkap dan melepas semua
kancing baju yang dikenakan indri
hingga terlihat bra yang dikenakan
indri, kemudian kembali diremas-
remasnya buah dada yang ranum
tersebut hingga indri meintih-
rintih dan mendesah.
Ohhh mmhhh enghhhdesah indri
ketika sekali cairan kemaluannya
menyembur menyiram penis nanda
yang sedang mengaduk aduk
kemaluannya.
Indri yang masih dibuai gelombang
kenikmatan, kembali merasakan
sensasi aneh saat bagian dalam
lubang kemaluannya gantian
disembur cairan hangat mani dari
penis Nanda yang terasa banyak
membanjiri lubang lubang
kemaluannya. Indri kembali
merintih, saat perlahan Nanda
menarik keluar penisnya yang
lunglai.
Sementara hujan diluar turun
semakin deras disertai dengan
Guntur.
Rupanya nanda belum puas setelah
menyetubuhi tubuh montok wanita
berjilbab lebar yang menjadi rekan
kerjanya tersebut. Sesaat kemudian
nanda meremas remas buah dada
indri yang menegang seperti dua
buah gunung kembar.
mas sudah mas aku lelah banget
pinta indri sambil menoleh
kebelakang
satu ronde lagi aja mbak tanggung
nih.. kata nanda sambil meremas
buah dada wanita berjilbab lebar
tersebut. Kemudian sambil terus
meremas remas buah dada indri
dari belakang, nanda mengajak
indri berjalan ke kamar belakang
tanpa memperhatikan celana
panjang dan celana dalam milik
indri yang masih teronggok di
samping lemari kasir. Setelah
sampai di kamar belakang etalase
tersebut, Nanda menelentangkan
indri dalam keadaan hanya
memakai jilbab lebar warna putih
dan baju panjang warna biru yang
sudah terbuka hampir semua
kancing bajunya. Sekejap kemudian
tangan nanda terulur kembali
meremas-remas kedua susu
mengkal milik wanita berjilbab
lebar tersebut.
Tanpa membuang waktu nanda
kemudian melucuti baju panjang
dan BH yang dipakai indri sekaligus.
Mata nanda melotot buas ketika
memperhatikan lubang kemaluan
indri yang tampak membukit.
Gundukan di tengah selangkangan
yang tampak menonjol membuat
penis nanda terasa kian keras
menegang oleh birahi dan nanda
tak tahan mengulurkan tangannya
meremas-remas bukit kemaluan
yang montok milik Indri. Indri
tersentak ketika tangan nanda
meremas-remas bagian
selangkangannya yang masih
berlepotan cairan kewanitaannya,
namun pengaruh obat perangsang
sex yang diminumnya membuat
wanita berjilbab lebar ini hanya
bisa mendesah.
Tubuh ibu muda yang alim ini
hanya menggeliat-geliat saat
selangkangannya diremas remas
oleh tangan nanda tanpa jemu.
Mulutnya mendesah-desah dengan
ekspresi yang membuat libido
nanda kembali semakin
terangsang. Nanda terkekeh
melihat gelinjangan ibu muda
berjilbab yang alim ini saat bagian
selangkangannya diremas remas-
remas. Puas meremas-remas
tonjolan bukit kemaluan wanita
berjilbab lebar tersebut, mata
nanda kembali memandang wanita
berjilbab lebar ini yang terlentang
di atas kasur ini dari ujung
kepalanya yang masih terbalut
jilbab hingga ke kakinya.
Sungguh sebuah pemandangan
yang menakjubkan dan muncul
sebuah sensasi sendiri saat nanda
berhasil melihat bagain kemaluan
wanita berjilbab lebar yang cantik
seperti Indri. Tangan nanda
memang telah merasakan
kekenyalan bukit kemaluan Indri,
saat meremas-remas sebelumnya.
Tetapi ketika melihat bentuknya
pada saat terlentang dalam
keadaan telanjang ternyata sangat
merangsang birahi. Nanda
memperhatikan wajah Indri yang
terlentang di depannya, wajah ayu
berbalut jilbab lebar itu terlihat
semakin ayu menggemaskan.
Wajah wanita berjilbab lebar
tersebut memperlihatkan ekspresi
wanita yang tengah terlanda birahi.
Nanda menyeringai sejenak
sebelum kemudian membenamkan
wajahnya di tengah
selangkangan Indri yang terasa
hangat. Hidungnya mencium bau
kewanitaan Indri yang segar dan
wangi, jauh sekali perbedaannya
dibanding bau kewanitaan istrinya.
Nanda semakin mendekatkan
wajahnya ke
arah bukit kemaluan Indri, bahkan
hidungnya telah menyentuh
kelentit pada kemaluan indri.
Dengan nafas yang terengah-engah
menahan birahi, lidahnya terjulur
menjilati kelentit yang menonjol di
antara bibir kemaluan wanita
berjilbab lebar tersebut. Saat
lidahnya mulai menyapu kelentit
Indri, tiba-tiba pinggul wanita
berjilbab ini menggelinjang
dibarengi desahan ibu muda
berjilbab ini.
Ahhahhhhh..ahhhdesah Indri yang
membuat libido nanda semakin
menggelegak.
Nanda semakin bernafsu menjilati
dan menciumi bukit kemaluan Indri
yang semakin becek oleh cairan
kemaluannya. Setiap kali lidahnya
menyapu permukaan kemaluan
Indri atau bibir nanda menciumnya
dengan penuh nafsu, wanita
berjilbab berkulit putih ini
menggelinjang dan mendesah-
desah penuh birahi. Lidah dan bibir
nanda seakan berebut merambah
sekujur permukaan bukit kemaluan
Indri .
Ouhhhh.Mbak Indridesis nanda
melihat gundukan bukit kemaluan
Indri yang kini tak lagi tertutup
celana dalam tersebut.
Bibir kemaluan Indri terlihat
merekah kemerahan dengan
kelentit menonjol kemerahan di
tengahnya.
Bulu-bulu kemaluan yang lebat,
tampak kontras dengan putihnya
bukit kemaluan wanita berjilbab
tersebut. Nanda melihat kemaluan
Indri sudah basah oleh rangsangan
sebelumnya, bahkan ketika nanda
menguakkan bibir kemaluan
wanita PKS ini cairan kenikmatan
nya jatuh menetes membasahi
kasur. Nanda menjadi sangat
terangsang melihat hal ini. Dengan
birahi yang kian menggelegak
lidah nanda menyapu kemaluan
telanjang di antara paha wanita
alim ini. Nanda merasa paha Indri
bergetar lembut ketika lidahnya
mulai menjalar mendekati
selangkangan wanita berjilbab
lebar ini. Indri menggeliat kegelian
ketika akhirnya lidah nanda sampai
di pinggir bibir kemaluannya yang
telah terasa menebal. Ujung lidah
nanda menelusuri lepitan-lepitan
di situ, menambah becek kemaluan
yang
memang telah basah itu.
Terengah-engah Indri
mencengkeram kasur menahan
nikmat yang tiada tara. Indri
menggelinjang hebat ketika lidah
dan bibir nanda menyusuri sekujur
kemaluan ibu muda ini. Mulut
wanita berjilbab ini mendesah-
desah dan merintih-rintih saat bibir
kemaluannya di kuak lebar-lebar
dan lidah nanda terjulur masuk
menjilati bagian dalam
kemaluannya. Bahkan ketika lidah
nanda menyapu kelentit Indri yang
telah mengeras itu, kemudian di
teruskan dengan menghisapnya
dengan lembut Indri merintih
hebat. Tubuhnya mengejang
sampai punggungya melengkung
bagaikan busur panah membuat
dadanya yang montok membusung.
Ahhhhh.ahhhhhh.ahhhhhrintih
Mbak Indri dengan jalangnya
disertai tubuh yang
menggelinjang.
Kembali cairan kenikmatan
membasahi kemaluan wanita
berjilbab ini, hal ini lidah dan bibir
nanda makin liar menjilati di
daerah paling pribadi milik Indri
yang kini sudah membengkak
kemerahan. Gundukan kemaluan
yang putih kemerah- merahan itu
menjadi berkilat-kilat basah dan
bulu-bulu kemaluan wanita
berjilbab ini pun menjadi basuh
kuyup oleh jilatan nanda. Lidah
nanda menyusuri belahan
kemaluan yang telah membengkak
lantas ke sekujur permukaan
kemaluan yang membukit
montok hingga ke sela-sela kedua
pahanya, kemudian menyusuri ke
bawah hingga ke belahan pantat
yang tampak montok.
Nanda menjadi semakin gemas
melihat belahan pantat Indri yang
terlihat sebagian, sehingga dengan
bernafsu nanda membalikkan
tubuh wanita berjilbab yang
terlentang menjadi tengkurap.
Mata nanda melotot liar melihat
pemandangan indah setelah
wanita berjilbab lebar tersebut
tengkurap. Pantat wanita berjilbab
yang montok dan telanjang tampak
menggunung menggiurkan. Nanda
terengah penuh birahi memandang
kemontokan pantat bundar
Indri yang putih mulus itu. Dengan
gemas nanda meremas-remas
bukit pantat wanita alim tersebut
dengan tangan lantas nanda
mendekatkan wajahnya pada
belahan pantat wanita berjilbab
tersebut . Lidahnya terjulur
menyentuh belahan pantatnya
kemudian dengan bernafsu nanda
mulai menjilati belahan pantatnya
yang putih mulus tersebut. Indri
mendesah-desah dengan tubuh
menggelinjang
menahan birahinya, saat lidah
nanda menyusuri belahan
pantatnya hingga belahan
kemaluannya yang kemerahan.
Belahan pantat mulus Indri yang
putih dalam sekejap menjadi basah
berkilat oleh jilatan lidah nanda.
Kemudian bibir dan lidah nanda
secara bergantian menyusuri
sekujur pantat montok wanita
berjilbab tersebut. Tangannya juga
menguak belahan pantat ibu muda
tersebut dan selanjutnya lidahnya
menyapu daerah anus dan
sekitarnya yang membuat wanita
berjilbab lebar tersebut
mengerang penuh birahi. Puas
menikmati pantat Indri yang
montok, nanda kembali
menelentangkan ibu muda
berjilbab lebar ini. Mata nanda
terarah pada sepasang payudara
montok yang seperti gunung
hendak meletus. Tangan nanda
dengan lincah jari-jari tangannya
meremas remasbuah dada indri
yang tegak bagai gunung kembar
tersebut.
Buah dada Indri nampak sangat
montok dan indah. Buah dada yang
putih mulus dengan puting susu
yang kemerahan membuat nanda
tak sabar untuk meremas dan
menyedot putting susunya. Sedetik
kemudian, payudara wanita
berjilbab ini telah berada dalam
mulut nanda yang menyedot
dengan nafsu secara bergantian.
Puting susu yang telah tegak
mengeras tersebut di hisap dan
diremas-remas membuat Indri
terpekik kecil menahan
kenikmatan birahinya. Payudara
Indri yang
putih mulus itu dalam sekejap
basah oleh liur nanda. Nanda sudah
tak tahan menahan nafsunya.
Nanda tidak menyangka kalau saat
ini nanda berhasil menelanjangi
wanita rekan kerjanya yang tampak
alim ini dengan jilbab dan pakaian
yang tertutup rapat. Birahinya
sudah menggelegak di ubun-ubun
dengan penis yang tegang
mengeras. Nanda melihat ibu muda
berjilbab ini mempunyai tubuh
yang
indah dan terlihat masih
kencang.Nanda menyusuri
keindahan tubuh telanjang wanita
muda rekan kerjanya tersebut dari
wajah yang terbalut jilbab hingga
ke kakinya. Kemudian mata nanda
kembali menatap kemaluan Indri
yang indah itu, tangan nanda
kembali terulur menjamah bagian
kewanitaan wanita alim yang
telanjang ini. Nanda merasakan
kewanitaan indri berdenyut liar,
bagai memiliki
kehidupan tersendiri. Warnanya
yang merah basah, kontras sekali
dengan rambut-rambut lebat di
sekitarnya. Dari jarak yang sangat
dekat, nanda dapat melihat betapa
lubang kewanitaan wanita
berjilbab lebar tersebut membuka-
menutup dan dinding-dindingnya
berdenyut-denyut, sepertinya
jantung Indri telah pindah ke
bawah. Nanda juga bisa melihat
betapa otot-otot di pangkal paha
Indri menegang seperti sedang
menahan sakit.
Begitu hebat puncak birahi
melanda indri, sampai dua menit
lamanya perempuan yang
menggairahkan ini bagai sedang
dilanda ayan. Ia menjerit tertahan ,
lalu mengerang, lalu menggumam,
lalu hanya
terengah-engah. Batang
kejantanan nanda segera terlihat
tegak bergerak-gerak seirama
jantungnya yang berdegup keras.
Indri masih menggeliat-geliat
dengan mata terpejam,
menampakkan
pemandangan sangat seksi di atas
kasur ini.
Tangan ibu muda berjilbab ini
mencengkram kasur bagai
menahan sakit, kedua pahanya
yang indah terbuka lebar,
kepalanya yang terbalut jilbab
mendongak menampakkan
ekspresi wajah menggairahkan,
jilbabnya bagai membingkai
wajahnya yang sedang
berkonsentrasi menikmati puncak
birahi. Nanda menempatkan dirinya
di antara kedua kaki Indri, lalu
mengangkat kedua paha wanita
berjilbab ini, membuat kemaluan
indri semakin terbuka.
Sesaat kemudian dengan cepat
penis nanda yang tegang segera
melesak ke dalam tubuh Indri
melalui
lubang kemaluannya. Nandapun
segera menunaikan tugasnya
dengan baik, mendorong, menarik
kejantanannya dengan cepat.
Gerakannya begitu ganas dan liar,
seperti hendak meluluh-lantakkan
tubuh Indri yang sedang
menggeliat-geliat kegelian itu. Tak
kenal ampun, batang penis nanda
menerjang-nerjang, menerobos
dalam sekali sampai ke dinding
belakang yang sedang berkontraksi
menyambut orgasme. Wanita alim
ini merintih dan mengerang penuh
kenikmatan. Nanda mengerahkan
seluruh tenaganya menyetubuhi
wanita yang alim ini. Otot-otot
bahu dan lengannya terasa
menegang dan terlihat berkilat-
kilat karena keringat. Pinggang
nanda bergerak cepat dan kuat
bagai piston mesin-mesin di pabrik.
Suara berkecipak terdengar setiap
kali tubuhnya membentur tubuh
Indri, di sela-sela desah dan
erangan indri. Indri merintih dan
mengerang begitu
jalang merasakan kenikmatan yang
ganas dan liar. Seluruh tubuhnya
terasa dilanda kegelian, kegatalan
yang membuat otot-ototnya
menegang. Kewanitaannya terasa
kenyal menggeliat-geliat,
mendatangkan
kenikmatan yang tak terlukiskan.
Dengan mata merem melek, Indri
mengerang dan merintih
penyerahan sekaligus pengesahan
atas datangnya puncak birahi yang
tak terperi. Nanda merasakan
batang kejantanannya bagai
sedang dipilin dan dihisap oleh
sebuah mulut yang amat kuat
sedotannya.
Nanda tak mampu menahan lagi,
Kenikmatan yang didapatkan dari
jepitan kemaluan wanit alim ini
tidak mungkin dilukiskan. Dengan
geraman liar nanda memuncratkan
seluruh isi penisnya dalam lubang
kemaluan Indri, bercipratan
membanjiri seluruh rongga
kewanitaan wanita berjilbab lebar
yang sedang megap-megap
dilanda orgasme. Indri mengerang
merasakan siraman birahi panas
dari ujung penis nanda ke dalam
dasar kemaluannnya. Nanda
merasakan jepitan Indri kian ketat
berdenyut-denyut pada batang
penisnya dan cairan kewanitaan
wanita alim ini terasa mengguyur
batang penisnya yang datang
bergelombang. Nanda menggeram
liar disusul Indri yang mengerang
dan mengerang lagi, sebelum
akhirnya terjerembab dengan
tubuh bagai lumat di atas kasur.
Nanda menyusul roboh menimpa
tubuh motok Indri yang licin oleh
keringat itu. Nafas nanda tersengal-
sengal ditingkahi nafas Indri
yang juga terengah bagai perenang
yang baru saja menyelesaikan
pertandingan di kolam renang.
Tubuh nanda lunglai di atas tubuh
telanjang Indri yang juga lemas.
Oh, nikmat sekali. Betul-betul
ganas kata Indri akhirnya, setelah ia
berhasil mengendalikan nafasnya
yang memburu.
bagaimana mbak indri nikmat kan?
Bagaimana jika sekali lagi mbak
ujar nanda sambil terengah-engah
sementara kedua tangan sibuk
meremas remas buah dada indri.
jangan mas aku dah gak kuat
kapan-kapan lagi aja mas sahut
indri diantara nafasnya yang
memburu. Sementara tubuhnya
sudah bagaikan kehilangan tulang.
Tetapi nanda yang tengah asyik
meremas-remas payudara indri
seolah tak mendengar keluhan
indri, nanda justru tersenyum buas
sambil tangan kanannya bergerak
mengelus-elus paha dan kemaluan
indri yang berlepotan sperma.
Diperlakukan seperti itu indri
hanya bisa pasrah, matanya merem
melek sementara tubuhnya sudah
tak berdaya.
Nanda menjadi tak tahan. Laki - laki
ini segera menindih Indri yang
tengah pasrah. Indri sempat melirik
penis besar Nanda sebelum penis
besar dan panjang itu mulai
melesak ke dalam lubang
kemaluannya untuk yang ketiga
kalinya. Wanita alim ini mengerang
dan merintih kenikmatan saat
dirasakannya penis nanda
menyusuri lubang kemaluannya
kian dalam, dan wanita ini terpaksa
kembali membuka pahanya lebar-
lebar untuk menerima sodokan
penis yang besar dan panjang
sperti milik Nanda. Tak berapa lama
kemudian, Nanda menaik turunkan
pantatnya diatas kemaluan Indri.
Kini Nanda mulai menggerak-
gerakkan penisnya naik-turun
perlahan di dalam lubang kamaluan
wanita alim yang hangat itu.
Lubang yang sudah sangat becek
itu berdenyut- denyut, seperti mau
melumat kemaluannya. Rasanya
nikmat sekali. Nanda mendekatkan
mulutnya menciumi wajah ayu
indri. Tangan Nanda juga
menggerayangi payudara putih
mulus yang sudah mengeras
bertambah liat itu. Diremas-
remasnya perlahan, sambil sesekali
dipijit-pijitnya bagian putting susu
yang sudah mencuat ke atas.
Pinggul wanita alim yang besar ini
ikut bergoyang-goyang sehingga
Nanda merasakan kenikmatan di
dalam selangkangannya.
Sementara lubang kemaluannya
sendiri semakin berlendir dan
gesekan alat kelamin kedua
manusia lain jenis ini itu
menimbulkan bunyi yang seret-
seret basah.
Prrttt prrrttt prrttt.. ssrrrtt srrrttt
srrrrttt ppprttt prrrttt
Penis besar Nanda memang terasa
sekali, membuat kemaluan Indri
seperti mau robek. Lubang
kemaluan wanita berusia 25 tahun
ini menjadi semakin membengkak
besar kemerah-merahan seperti
baru melahirkan. Membuat syaraf-
syaraf di dalam lubang
senggamanya menjadi sangat
sensitif terhadap sodokan kepala
penis laki - laki ini. Sodokan kepala
penis itu terasa mau membelah
bagian selangkangannya. Belum
lagi urat-urat besar seperti cacing
yang menonjol di sekeliling batang
kemaluan Nanda membuat Indri
merasakan nikmat yang luar biasa.
Meski agak pegal dan nyeri Karen
sudah ketiga kalinya disetubuhi
oleh nanda tapi rasa enak di
kemaluannya lebih besar.
Lendirnya kini makin banyak keluar
membanjiri kemaluannya, karena
rangsangan hebat pada wanita alim
ini. Ketika Nanda membenamkan
seluruh batang kemaluannya,Indri
merasakan seperti benda besar dan
hangat berdenyut- denyut itu
masuk ke rahimnya. Perutnya kini
sudah bisa menyesuaikan diri tidak
mulas lagi ketika saat pertama tadi
laki - laki ini menyodok- nyodokkan
penisnya dengan keras.
Indri kini mulai menuju puncak
orgasme. Lubang kemaluannya
kembali menjepit-jepit dengan
kuat penis Nanda. Kaki wanita
berjilbab ini diangkat menjepit
kuat pinggang Nanda dan
tangannya mencengkram kasur.
Dengan beberapa hentakan keras
pinggulnya, Indri memuncrakan
cairan dari dalam lubang
kemaluannya menyiram dan
mengguyur kemaluan Nanda
disertai erangan panjang penuh
kenikmatan. Setelah itu Indri
terkulai lemas di bawah tubuh
berat Nanda. Kaki wanita berjilbab
lebar tersebut mengangkang lebar
lagi pasrah menerima tusukan-
tusukan kemaluan Nandai yang
semakin cepat.
Tanpa merasa lelah Nanda terus
memacu penisnya dan sesekali
menggoyang-goyangkan
pinggulnya. Sepertinya ia ingin
mengorek-ngorek setiap sudut
kemaluan wanita alim ini. Suara
bunyi becek makin keras terdengar
karena lubang kemaluan Indri itu
kini sudah dibanjiri lender kental
yang membuatnya agak lebih licin.
Indri mulai merasakan pegal di
kemaluannya karena gerakan
Nanda yang bertambah liar dan
kasar. Tubuhnya ikut terguncang-
guncang ketika nanda
menghentak-hentakkan
pinggulnya dengan keras dan
cepat.
Plok.. plokk plok.. plookk
crrppp crrppp crrrppp srrrpp srrppp
Bunyi keras terdengar dari
persenggamaan ketiga kalinya oleh
nanda dan indri .
Mas Nanda.. ouhhh pelan, ! desis
Indri sambil meringis kesakitan.
Kemaluannya terasa nyeri dan
pinggulnya pegal karena
agresivitas Nanda yang seperti
kuda liar. Akhirnya Nanda mulai
mencapai orgasme.
Dibenamkannya wajah nanda pada
buah dada Indri
dan ditekankannya badannya kuat-
kuat sambil menghentakkan
pinggulnya keras berkali-kali
membuat tubuh Indri ikut
terdorong. Muncratlah air mani dari
penisnya mengguyur rahim dan
kemaluan wanita berjilbab lebar
tersebut. Karena banyaknya
sampai-sampai ada yang keluar
membasahi permukaan kasur
Kedua mata indri terpejam dengan
senyum yang tersungging di
bibirnya. Nanda Cuma
menggumam, menenggelamkan
kepalanya di antara dua payudara
Indri yang lembut. Begitu
gelombang kenikmatan berlalu,
kesadaran kembali memenuhi
ruang pikiran wanita alim ini. Indri
hanya bisa terlentang tak berdaya,
meskipun hanya sekedar memakai
pakaiannya kembali. Melihat
tersebut nanda tersenyum puas
karena niatnya menyetubuhi
wanita rekan kerjanya tersebut
terbayar sudah. Nanda kemudian
bangkit berdiri memakai
pakaiannya kembali dan pergi ke
kamar mandi dibagian belakang.
Beberapa saat kemudian kekuatan
indri sudah mulai pulih, tapi indri
jadi bingung karena celana
panjang, celana dalam dan BHnya
tergeletak diluar kamar. Mau keluar
indri tidak berani karena takut jika
ada pembeli yang masuk. Lima
belas menit kemudian nanda
masuk kedalam kamar dan
menyerahkan celana panjang indri
tanpa BH dan celana dalamnya.
BH dan celana dalammu tak cuci di
kamar mandi mbak, tadi kotor
kepakai ngelap sepermaku tadi.
Ujar nanda sambil tersenyum.
Indri terpaksa memakai pakainnya
tanpa celana dalam dan BH,
sehingga tampaklah cetakan pantat
dan buah dadanya. Dengan gontai
indri berjalan ke kamar mandi
untuk mandi karena jarum jam
menunjukkan pukul 3.00 sore.
Setelah mandi tubuh indri Nampak
segar, kemudian duduk disamping
nanda yang tersenyum
memandangnya dengan mesum.
Sementara hujan diluar sudah
mulai reda, dan jalan mulai ramai
oleh pejalan kaki.


=TAMAT=