silahkan dibaca

cara bercinta untuk harmosnis

NANTI ADA YANG LIHAT

jangan dibuka mas ya!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

JANGAN SAMPAI MAMA TAU

PELAN PELAN DIBELAHNYA.

TAK ADA COWOK CEWEK PUN JADI

LEPASKAN HASRAT INI

BISA NGAK PUASIN AKU

KESEPIAN SAMAPI GATAL.

Kamis, 29 November 2012

Pengalaman sex ku dengan kekasihku blesteran INDO-JEPANG

Ini satu lagi pengalamanku sebelum bertemu Ira. Aku berpacaran dengan seorang gadis keturunan Jepang, sebut saja namanya Mei. Ayahnya seorang Jepang yang telah menjadi WNI, sedangkan ibunya orang Indonesia asli keturunan Dayak. Jadi bisa dibayangkan anaknya berkulit putih mulus (kalau orang bilang kopi masuk tenggorokannya akan kelihatan).

Awal mula pertemuanku, pada sebuah pesta valentine yang akhirnya berlanjut sampai sekitar enam tahun. Memang pacaran merupakan awal bagi kami berdua. Maka aku mencoba untuk mempelajari arti pacaran bersamanya. Mungkin malam itu merupakan malam pertama bagi kami mencoba suatu yang baru dalam berpacaran. Di sebuah gedung bioskop aku dan dia bercumbu saling berciuman "hot" sekali sampai-sampai kami tidak tahu apa film yang kami tonton. Kucium bibirnya sambil tanganku bermain di payudaranya. Kutekan ke dalam puting susunya, ia pun mendesah "Aahh..." aku tak mengerti rasa apa yangsedang dialaminya. Tanganku terus aktif menelusuri kedua bukit kembarnya sambil terus mendengar desahan mesra yang keluar dari mulutnya. Pasangan di sebelahku tampaknya ikut memperhatikan tapi kubiarkan mungkin mereka ingin merasakannya juga.

Tanganku terus merayap membuka kancing celana jeans-nya dan menarik retsleting dan terus masuk ke dalam CD-nya sampai mendapatkan bukit berbulu halus. Kuusap-usap bukit itu dan jariku mulai mencari liang kemaluan yangtelah mulai basah keenakan. Jariku mulai memasuki lubang kemaluan itu dan terus bermain masuk-keluar, mulut mungilnya terus mendesah dan badannya sedikit mengejang. Kurasakan bertambah basah kemaluannya, ternyata dia orgasme lagi. Kuambil tangan kanannya, kuantar ke kemaluanku, Mei seakan mengerti dan membuka kancing dan menarik retsleting celanaku. Ditangkapnya batang kemaluanku yang sudah mulai menegang dipermainkannya, aku cuma berbisik, "Kocok dong!" Ia pun mengerti, tangannya mulai bermain ke atas dan ke bawah membuatku keenakan. Mungkin ia melihat mataku terpejam keenakan. Mei terus mempermainkannya dengan tempo yang bertambah cepat, aku cuma bisa mendesah "Terus Mei, enak." Semakin cepat tempo yang dilakukan,semakin berdesir darahku. Tangan Mei membuka lebih lebar retsletingku agar lebih leluasa tangannya bermain di kemaluanku.

Permainan dimulai lagi perlahan dan lama kelamaan semakin cepat. "Jim kenapa? Enak ya." Aku cuma tersenyum sambil mengangguk. "Aah.. ahhhsedikit lagi nich terus... ach.. ach... achhh..." keluar sudah air maniku, aku segera menciumnya dengan penuh nafsu. Mei berkata, "Ih kok elo kencing sih... tangan gua basah nich." Aku segera berbisik menjelaskan apa yang terjadi, kulihat dia mengerti dan segera berbisik lagi, "Ada tissue nggak?" Ia pun segera mengambil tissue dan mulai mengelap kemaluanku yang telah basah tadi. Aku cuma berbisik, "Makasih ya, enak loh, belajar dimana?"
Mei tersenyum dan berbisik, 4:28 PM 3/10/2001"Loh kan elo yang ngajarin."
"Iya bener," jawabku sambil tersenyum.

Film pun berakhir, kami pulang ke rumahnya dan pucuk di cinta ulam tiba, ayahnya belumlah sampai di rumah, kedua adiknya tidak pulang karena harus menginap di rumah saudaranya. Aku pun tidak mau merugi. Kumanfaatkan kesempatan, "Mau yang lebih enak nggak?" kutarik tangan Mei dan mulai kukulum bibir mungilnya. Tanganku pun mulai aktif bermain di kedua bukit kembarnya. Kutekan ke dalam puting susunya ia pun mendesah "Ach..." entahmengapa semakin aku mendengar desahan Mei semakin ganas mulutku bermain. Kujilati seluruh leher dari mulai tengkuk sampai ke lehernya, desahan Mei pun semakin merangsangku. Sesekali kukulum bibir mungil Mei. Ia pun sudah mulai mengerti dengan membalas kulumanku. Kujulurkan lidahku ke mulut Mei dan memancing agar lidahnya juga terjulur. Aku pun mengajarkan secara tidak sengaja "French Kiss" yang menurut sementara orang merupakan cara berciuman yang paling nikmat.

Tanganku semakin aktif kubuka baju Mei sampai terlihat kedua bukit kembar menantang ditutupi BH warna pink. Kutarik tangan Mei ke arah kemaluanku. Kubuka BH penghalang itu dan lidahku mulai bermain, kujilati kedua puting susu kemerahan itu bergantian. Semakin kujilati dengan mesra semakin nikmat yang Mei rasakan. Sesekali kupandang mata Mei yang terpejam merasakan nikmatnya. Sesekali kusedot dan "Ach... Jim terusss... Jim, enak bener... achh.. achhh Jim enakkk... terusss." Kata-kata itu terus keluar dari mulut Mei yang mungil. Lidahku semakin lincah mendengar suara desahan itu. Kujilati terus seluruh bukit kembar itu dan terkadang leher jenjang Mei sampai ia merasakan nikmatnya permainan ini dan akhirnya, "Aachhh..."tubuh mungil itu menggelinjang. Aku segera mengerti bahwa Mei telah orgasme untuk yang pertama. Tangan Mei sudah semakin mengerti, dibukanya kancingdan restletingku, dipegangnya batang pusaka itu dan dimainkannya naik turun. Perlahan tapi pasti dan dengan tempo yang semakin cepat. "Achhh..." kurasakan semakin nikmat. Ternyata memang tak percuma pengalaman di bioskop tadi yang kuajarkan.

Darahku semakin berdesir, rasa nikmat tiada duanya kudapat. Segera kutundukkan kepala Mei sambil kubisikkan, "Isep dong!" Mei pun mengangguk dan mulut mungil itu telah bermain dengan kemaluanku. Dijilatinya dari kepala sampai batang dan sesekali dimasukkannya batang itu ke mulutnya sambil kurasakan hisapan hangatnya. Tangan Mei pun tak berhenti bergerak naik turun. Sesekali dihisapnya ujung kemaluanku, kulihat pipinya menggembung akibat mulutnya kemasukkan batang wasiat peninggalan nenek moyang. "Achhh..." keluar desahan dari mulutku. Semakin nikmat kurasakan, aku pun segera menarik Mei, kubuka celana jeans-nya dan kuarahkan lidahku kekemaluannya yang sudah membasah. Kujilati terus lubang kemerahan itu dan sampai ke klitoris merah yang menantang. Kujilati terus dengan perlahan tapi pasti. Terus kupandangi wajah Mei yang terpejam kenikmatan. Tangan Mei sesekali memegangi kepalaku menahan nikmat yang kuberikan. Kupandangi lubang kenikmatan itu. Jari-jari nakalku mulai bermain. Kumasukkan jari telunjukku ke dalam kemaluan Mei. Kupermainkan kemaluan itu dengan jariku, keluar-masuk. Terus kulakukan sambil sesekali menambah tempo lebih cepat. Mei pun menggelinjang, "Achh... achh... achhh..." Keluarlah air kenikmatan membasahi kemaluan Mei.

Kulihat Mei terkulai kenikmatan, kutarik badannya dan kutempatkan di sofa single dengan posisi menantang menghadapku. Kuarahkan batang kemaluanku ke lubang kemaluan Mei sambil kuangkat kedua kaki indah itu di atas pundakku. Kuangkat sedikit pantat indah itu agar semakin mudah batangku mengarah. "Echh.. echhh... blessss..." akhirnya berhasil juga batang wasiat itu masuk, terus kugerakkan keluar masuk. Kulihat Mei terbujur sambil matanya yang terpejam merasakan nikmatnya suasana. "Terus... terus... Jim, perlahan-lahan biar nikmat." Aku terus tanpa peduli memacu kemaluanku sampai akhirnya... "Achhh...." keluarlah air mani dari kemaluanku dan Mei pun menggelinjang menahan air nikmat yang keluar dari kemaluannya. Kami terkulai lemas, kulihat Mei tersenyum sambil berbisik, "Mau lagi dong!" Aku pun semakin tertantang, kutarik kepala Mei dan sedikit kutundukkan, Mei pun mengerti. Segera mulut mungil itu bermain di kemaluanku menjilati sampai bersih air maniku. Setelah bersih, kembali mulut mungil itu bermaindengan tongkat wasiatku. Batang kemaluanku masuk ke dalam mulutnya dan tangan kanannya bermain naik turun. Batang kemaluanku pun yang telah kuncup kembali menegang, darahku kembali berdesir. Nikmat yang kurasakan terasa lebih nikmat. Aku tak kuasa berkata-kata cuma desahan dan nikmat yang luar biasa yang bisa kurasakan.

Setelah tak tahan merasakan nikmat yang luar biasa, aku pun berbalik menarik Mei untuk membangkitkan lagi rangsangan untuknya. Kujilati Kedua payudara menantang dan terus lidahku bermain sampai mengarah ke lubang kemaluan Mei. Kujilati habis bagai anjing yang kehausan, terus kujilati sambil sesekali melirik Mei yang semakin teransang kenikmatan. Kubukalebar kedua paha Mei sehingga terlihat lubang menganga yang menunggu kedatangan batang wasiatku. Kujilati klitoris kemerahan dengan perlahan tapi pasti, "Achhh..." Mei kembali mencapai orgasme. Melihat Mei terkulai lemas kuangkat badannya sehingga menghadap membelakangiku. Kuangkat sedikit pantat Mei sehingga membuat posisi menungging atau kalau orang barat bilang "doggy style". Kuarahkan batang kemaluanku, tetapi terasa sulit sekali untuk masuk. Terus aku berusaha sampai akhirnya kubuka sedikit kedua paha Mei. Kuhujam batang kemaluanku dan akhirnya dengan sedikit usaha masuk kembali batang itu ke kemaluan Mei. Tanganku berpegang pada kedua pinggul Mei dan perlahan tapi pasti kupacu batang kemaluanku keluar dan masuk lubang kemaluan Mei. Agak seret memang posisi ini dibanding posisi sebelumnya, sehingga agak sulit bagiku untuk menambah tempo, tapi aku terus berusaha menambah tempo. Semakin cepat dan semakin cepat, "Jim pelan-pelan, sakit," tiba-tiba kata-kata itu keluar dari mulut Mei.

Sebentar kupandang wajah Mei yang meringis kesakitan, "Tapi enak kan?" Kulihat Mei mengangguk, maka semakin tidak pedulilah aku terus memacu gerakan keluar masukku. Terus kupacu sampai sekitar 15 menit kurasakan cairan hangat mulai membasahi kemaluanku. Mei mulai terkulai lemas, tanpapeduli terus kupacu batang kemaluanku untuk terus mencapai klimaks. Memang terasa lebih lama permainan yang sekarang dibanding permainan tadi, terus kupacu sampai akhirnya kurasakan sesuatu akan melesak keluar dari kemaluanku. Kucabut keluar batang kemaluanku dan kubalikkan badan Mei yang sudah terkulai lemas. Kukocok sendiri batang kemaluanku dengan tempo tinggi sampai akhirnya "Achhh... ssshhh..." keluar air maniku dan kuarahkan ke payudara Mei. Aku pun terkulai lemas dan kubisikkan Mei agar mengusap air maniku ke seluruh permukaan payudaranya. "Biar lebih kenceng," kataku. Mei cuma diam dan melakukan apa yang kuinginkan. Setelah selesai, "Masih mau yang lebih enak lagi?" tanyaku. "Iya dong," jawab Mei sambil terkulai lemas. Aku cuma mengangguk sambil mengingatkan bahwa ayahnya sebentar lagi pulang.

Kami segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Betul saja tak lama kemudian terdengar suara klakson mobil, aku segera keluar membukakan pintu garasi. "Selamat malam Om," sapaku. Ayah Mei hanya tersenyum dan masuk ke rumah. Setelah bercanda sebentar aku pun pamit pulang. Kubisikkan, "Nanti gua ajarin lagi yang lebih enak." Mei cuma tersenyum dan mengangguk tanda setuju. Aku pun segera pulang dengan hati senang. 
__________________
• TAMAT •

ADIK KELASKU YANG BOHAY ASIK

Siang itu aku mengunjungi SMAku, salah satu SMA favorit di Jakarta. Sebagai alumni di SMA tersebut, aku Robert masih sering ikut membina kegiatan ekstra kulikuler yang ada, di antaranya melatih Volley dan Bulutangkis. Kesempatan ini juga aku pakai sebagai kesempatan untuk mengunjungi adik2 kelasku yang cantik2. Dan sebagai kakak kelas kadang kala membuat usahaku untuk mendekati mereka tidak terlalu sulit. Salah satu adik kelas yang dekat denganku adalah Risti. Berparas biasa saja, berkulit sawo matang, pintar dan mempunyai body yang proposional. Maklum, dia selain mengikuti kegiatan keilmuan dibidang bahasa Inggris, aktif juga di dalam kegiatan Paskibraka dan Cheersleaders. Hubunganku dengan Risti sendiri sudah berjalan 3bulan. Dan sampai saat itu masih terbatas ciuman saja.

Hari itu adalah hari Sabtu, di mana aku menyempatkan diri untuk bermain bulutangkis. Dan Risti, sedang mengikuti latihan cheers sore itu.

"Hai, kak Robert... mau main bulutangkis yah di atas? " tanya Risti saat berpapasan denganku. "Hai, Ris. Iya nih lagi mau main ke atas. Kamu lagi latihan? "tanyaku balik.
"Iya, kak. Tapi Risti haus mau beli minum dulu di depan." "Oke, sampai jam berapa latihannya, Ris?"
"Jam 4 juga sudah selesai, Kak"
"Baiklah. Kalau sempat nanti main-main lah ke atas."
"Beres deh.... kebetulan aku minta di jemput pak Min agak lama kak. Biar kita bisa berduaan lebih lama...."
Seeerrr mendengar kalimat Risti membuat pikiran ku sekilas membayangkan apa yang akan terjadi nanti.

Sekitar jam 4, pintu aula atas terbuka dan muncullah Risti dengan mengenakan kaus gombrong dan celana hotpans yang membuat cetakan lembah di antara kedua pahanya terlihat samar2.

"Lho, kak...mana yang lain? Kok kak Robert sendirian?", tanya Risti mellihatku sedang bermain shadow dengan tembok.
"Iya, yang lain baru aja pulang." Sahutku sambil menghampiri Risti dan mengecup bibirnya.
"Ahhhhh, kak....jangan begitu nanti kalo ada yang masuk bisa repot." Desah Risti saat kukecup bibirnya.
"Hehehehe.... nga ada yang bakalan ke sini Ris."
"Kamu mau menemani kakak bermain? "
"Boleh, Kak..."

Lalu setelah 15 menit kami bermain terlihat Risti memberikan tanda untuk menghentikan permainan. "Kak, udah dulu ya...Risti capek." Lalu kamipun duduk2 di pinggir lapangan. Dan Risti tiduran di atas pahaku.

"Capek, Rist?"
"Iya, kak. Tadi soalnya lumayan latihannya. Dan tadi waktu Risti jadi base sempat terjatuh."
"Nih, lihat memar kan lutut Risti', kata Risti sambil menunjukkan lututnya yang memang seperti lebam.
"Duh, kamu, hati-hati donk Ris"
"Tuh liat sampai lebam gitu lutut kamu."

"Sakit? " tanyaku sambil memegang dan mengelus-ngelus lututnya.
"Nga, kak...Geli iya..." jawabnya sambil tertawa kecil. Melihat Risti tertawa membuatku gemas dan langsung saja kucium bibir mungilnya.

"Kak.....Kak Risti takut ada yang datang"
"Tenang" kubangunkan Risti sebentar dan "Klek..." suara pintu aula kukunci dan kemudian kumatikan lampu aula tersebut.

"Sini, sayang mana tadi yang lebam? Kakak lilat lagi.."

Tak lama segera kurangkul Risti dan kukecup lembut bibirnya.
"Makanya lain kali hati-hati yah sayang...."
"Iya kak...."
Lalu kamipun kembali bercumbu kembali. Semakin lama cumbuan kami semakin panas dan membara. Dengan adrenalin yang keluar sehabis kami berolahrga membuat suasana di dalam aula menjadi panas.

Kuberanikan diri untuk mencumbu Risti lebih jauh lagi. Ciumanku turun menyusuri leher jenjang Risti.
"Oh.... kak...." Risti membalas cumbuanku dengan desahan dan tangan yang semakin erat dileherku.

Melihat sambutan yang mendukung, tanganku mulai berani bergerilya. Tangan kiriku tetap menopang badan Risti sedangkan tangan kanan mulai menuruni dadanya. Terasa sangat kenyal sekali payudara Risti di tanganku yang merabanya dari lluar kaosnya....

"Ouuughh, kak Robert...."
Segera kukulum lagi bibir Risti untuk menghentikan desahannya. Dan tanganku meremas pantadnya yang begitu kenyal.....

Segera kutarik Risti ke dalam Ruang ganti. Hasratku untuk berbuat lebih jauh semakin tak tertahan. Segera kurebahkan Risti ke atas meja yang ada di ruang ganti tersebut.

Kembali kami berciuman dengan liarnya. Tanganku tak tinggal diam. Kusingkapkan dan kulepas kaos yang dikenakan oleh Risti. Kuremas remas dengan lembut kedua bukitnya dibalik Bra model sport yang dikenakannya.

"Oh....Kak..." Risti pun semakin liar dengan remasan2 lembut yang kuberikan. Tangannya tak tinggal diam melepaskan kaos yang kukenakan yang semakin basah oleh keringat nafsu.
Kutanggalkan Bra yang melekat,36B sempat kulirik dari kaitan bra yang kutanggalkan, dan kududukan Risti di meja. Ciumanku bergerilya menuruni lehernya yang jenjang dan turun menuju kedua bukit kembar yang begitu menggoda.

Kuelus lembut dan kemudian kujatuhkan ciumanku di bukit sebelah kirinya. Kekecup dan kemudian kusedot kecil... "Awww, kak....oughhh" pekik Risti sebagai reaksi atas aksi yang kuberikan kepadanya. Melihat reaksi demikian membuatku mengekplorasi lebih lanjut. Kuremass-remas dada Risti sebalah kanan. Dan pentil yang kecil kupilin-pilin lembut.

Ristipun semakin liar dan lenguhan2nya membuat adrenalinku semakin kencang mengalir. Membuatku gemas. Kutarik lembut pentil membuat Risti berpekik..."Awww, kak...sakit..."
Tak kuhiraukan pekikan Risti. Tanganku segera menarik lepas celana hotpans yang melekat. Di bagian tengan celana dalam Risti yang bermodel mini tercetak sebuah pulau kecil. Mungkin akibat cairan yang keluar, tanda Risti sudah terangsang sekali.

Kuelus2 bagian tengan celana dalamnya membuat Risti semakin menjerit...."Ouchhh, kak...Ochhh..."
Kuselipkan jariku kedalam celana dalamnya, dan kumainkan jari-jariku di atas klitorisnya...."Ochh kak....terus kak....geli...."
Merasa terganggu dengan celana dalamnya, segera kulepas dan kubuang ke lantai.

Setelah celana itu terlepas, kubuka celana pendek dan celana dalamku. Segera aku berlutut. Mengamati dan mengelus-ngelus kemaluan Risti dengan lembut. Semakin cepet elusan yang kuberikan membuat Risti semakin melenguh dengan keras..."Ochh,kak.....Ouchhh"
Kukecup vagina itu...Hmmmm wangi khas vagina yang saat itu aneh bagiku namun memberikan sensasi lain...

Kuberanikan lidahku untuk bermain di vagina Risti...Kusapu permukaannya atas dan bawah....
"Kak, robert...ouchh....terus kak...."
"Kak, ah..... "
Seiring desahan yang keluar...vagiana Risti mengeluarkan cairan...Kujilat dan kuhisap seakan tidak ingin membiarkan cairan itu keluar begitu saja...
Akibat dari hisapanku Risti berteriak " Ah....Ah...Ah...Kakkkk!! Risti mau pipis Kakkk.....Ahhhh" Melihat ini segera kumasukan jariku dan kukocok didalamnya semakin lama semakin cepat disertai dengan jilatan2 lidahku....akhirnya "Arrrgggggghhhhh Kakkkkkkkk..." Tubuh Risti mengejang hebat....

Kubiarkan Risti menikmati Orgasmenya. Orgasme yang mungkin pertama baginya. Saat membuka matanya Risti berkata " Kak, oh.....nikmat sekali.." Kukecup bibirnya dan kemudian kubisikkan " Risti, I Love U So Much..."
"Love U So Much To...." Kembali kami berpagutan dengan mesra. Kubimbing tangan Risti untuk menyentuh kemaluanku yang berdiri tegak. Ku berikan contoh untuk mengocok kemaluanku yang berukuran 18cm diameter 4cm...Kocokan tangan Risti yang mungil dan lembut membuatku berdesi "Oh....ya Risti...Oh...Enak sayang". Kumainkan kembali kemaluan Risti yang masih basah....Kupilin2 clitorisnya..."Ouhhhh Kak....Gatel lagi kak...."

Segera kuposisikan diriku diantara kedua kakinya. Dengan isyarat kumohon izin darinya. Tak ada kata terucap...hanya anggukan kecil. Kuposisikan kemaluanku tepat di depan kemaluannya...kugosok-gosok kecil dan berputar memainkan klitorisnya...membuat Risti tak tahan dan merebahkan badannya di meja sambil meremas-remas bukitnya...

Setelah kurasa pas..dan kemaluan Risti kembali basah oleh lendir kenikmatannya..Kutekan kepala kemaluanku menyeruak membuka jalan di dalam kemaluan Risti....."Ah.... kak....Sakittt!!!" pekik Risti saar kepala kemaluanku berhasil menerobos masuk. Kebelai rambutnya dan kupagut bibirnya untuk menenangkan Risti....Setelah kurasa kemaluannya mulai beradaptasi dengan adanya benda asing d dalamnya kutekan dan kukeluarkan masukan kemaluanku pelan-pelan...sampai akhirnya "Crreeeetttzzz....." kemaluanku seperti menyobek sesuatu dan "Blessss!!!" masuklah seluruh kemaluanku di dalam vagina Risti. "Kakkkkkk......Awwww!!!" Jeritan Risti dan kulihat tetes air mata di ujung matanya

Oh....vagina yang sempit dan peret...mencengkeran kemaluan begitu erat..Kuremas-remas payudara Risti dan kucumbu bibirnya untuk menenangkannya. Setelah kulihat Risti lebih tenang...kuayun perlahan-lahan kemaluanku......

Ristipun mulai menikmati ayunanku. Kucoba dengan ayunan 9 kecil 1 dalam. Satu....Dua....Tiga....Empat....Lima....Enam....Tu juh...Delapan...Sembilan....Seeeeepppppuluh......S aat hitungan kesepuluh kubenamkan semua kemaluanku menyeruak ke dalam vagina Risti...."Ohhhhhh.....kakkkkk.....".

Kuulangi lagi....Satu....dua.....Tiga...Empat..Lima...Enam. ...Tujuh...Delapan...Seeeemmmmbiilllaannn....Seepp pppulluhhhhh....kuulangi....dengan tekanan pada ayunan kesembilan dan kesepuluh " Ohhh....kakk.......Enakkkk...kakak.....Terus Kakk....!!!" Desah Risti....
Kuulangi lagi dengan kombinasi sama...dan pada ayunan yang keempat Risti berteriak "Kakkkkk ayo Kakkk Risti Mau keluar lagiiii....." Ayunan ke enam saat baru saja kubenamkan kemaluanku dihitungan keempat.....Risti menjerit " Ahhhhhh......ahhhhh...........Kakkkkk......"dan tubuh Risti kejang-kejang dan digigitnya tanganku "Ahhhhh..." Kubiarkan kemaluanku masih berada di dalam kemaluannya....

Saat Risti mulai menguasai diri, kuminta iya untuk membelakangiku dengan posisi nungging dan bertumpu di meja. Melihat posenya membuatku gemas...kukecup vaginanya dan kuberikan tepukan ringan pada bongkahan pantaddnya.....

Segera kemudian kutancapakan kembali kemaluanku ke dalam vaginanya. Posisi ini membuat kemaluanku semakin dalam masuk ke dalam vaginanya.

"OHHHH Kakkkk....." tusukan pertama dengan posisie doggie membuat Risti melenguh. Kuayun dan kupompa kemaluannya.
"Cleppp....Cleppp....Clepppp" Suara kemaluan kami beradu diiringi dengan suara beceknya vagina Risti oleh cairan yang keluar dari kemaluan Risti....

Kupompa dan semakin lama kutingkatkan Rpm kocokan pada kemaluannya membuat Risti tak tahan

"Kakkkk Ouuchhh....Ouch..."
"Ouch....Kakkk Risiti Mau Keluar lagi..."
"OOuuuchhh....Ahhh....Iya Sayang....Kakak juga sebentar lagi keluar, kita bareng yah sayang..." Kukecup bibirnya dari belakang sambil kuremas bukit kembarnya.
Kembali kugenjot Risti dengan cepat....
"ochhh....oh....Kak....."
"Ayo sayng....Ohhh.....Ohh...."
"Oh....Kak....Risti Luv U kak Robert"
"Iii...Luv...U....Tooo Risti..."
"Crrrrooooottttsss.....Croooots....Crooootsss..... Crotsss...Croootsss" semburan spermaku didalam rahimnya mengiringi orgasmeku
"Ochhh..oH....kAKK..kAKKKKKKK" Jeri Risti menjemput orgasmenya kembali...

Setelah kami mencapai orgasme kami bersama, kurebahkan badanku di atas Risti. Sambil memejamkan mata menikmati orgasme bersama yang baru kami reguk. Kubiarkan kemaluanku tetap berada didalam kemaluan Risti yang serasa menjepit dan mengurut2.

"Plooopp..." Suara kemaluanku yang mengecil dan keluar dari sangkar emas Risti. Kubuka Mata. Dan ku kecup kening Risti sambil mengucapkan.."Terima Kasih ya Sayang...."

Risti hanya tersenyum. Segera kami memakai kaus kami kembali dan di lantai lulihat ceceran sperma bercampur dengan darah perawan Risti.

"Kak...Jangan tinggalin Risti."
"Risti Takut kehilangan kakak "

Demikian kata-kata terakhir yang kuingat membayangkan kejadian tahun lalu. Lulus SMA Risty melanjutkan pendidikannya di Australia dan aku sibuk dengan pekerjaanku. Membuat kami memutuskan untuk mengambil jalan sendiri2. 

__________________
• TAMAT •

SENSASI SEX DI PANTAI NIKMATNYA

Hai... Lex lagi nih. Gw mau ceritain pengalaman gw di Bali ama temen cewe gw, sebut aja Vivie (panggilannya dia). Sebenernya gw suka ama dia, mukanya manis, imut, badannya cukup langsing, kulitnya kaya gw, kuning (soalnnya sama ? sama keturunan Chinese). Tapi kita ga pernah ada ikatan pacaran, dan gw ama dia sendiri juga belom pernah gituan bareng. Nah ini cerita gw waktu ama dia pertama kali.

Ceritanya gini, waktu itu mau malem minggu, gw lagi ga ada kerjaan, gw pikir ngapain yah malem mingguan, jomblo, sendirian. Temen - temen gw pergi semua soalnnya uda pada punya pasangan. Trus kepikiran sms Vivie aja. Awalnya Cuma mau sms an, tapi keterusan dan di sms dia juga bilang sumpek, soalnnya bokap nyokapnnya lagi ke Surabaya. Jadi tinggal dia doang di rumah. Gw ajak dia jalan - jalan, gw ajak ke pantai Nusa Dua, soalnnya gw tinggal deket Nusa Dua dan lagi ga terlalu rame kaya di Kuta. Ga taunya dia mau - mau aja. Berhubung uda malem, katanya nanti pulangnya dia minta anter ke kost temennya aja, di Nusa Dua juga soalnnya rumahnya di Denpasar, jauh dari Nusa Dua. Gw bilang ya terserah. Sekitar jam 6.30 gw sampe di rumanya di Denpasar. Trus dia kluar bawa 1 tas kecil yang isinya perlengkapan dia buat nginep. Kita jalan dari rumahnya dan makan malam dulu di cafe di jalan By Pass (nama jalan menuju Nusa Dua). Abis puas makan malam, kita lanjut ke Pantai Nusa Dua, sampe di Pantai, kira - kira uda jam 8 malem. 

Seperti biasa, pantai Nusa Dua uda sepi banget, di pantai deket pintu masuk cuma ada 2 ato 3 pasangan yang pacaran, ada yang ciuman, ada yang rangkulan. Sambil becanda, gw ngegoda: "dari tadi ngeliatnya pasangan pacaran mulu, berarti malem ini kita juga pacaran dong"? "Yee... maunya" bales dia sambil senyum. Trus kita cari yang sepi dan kita mulai becanda, ngobrol, tidur - tiduran di kursi pantai. Malem itu, bintang banyak banget, kita becanda. Trus karena bosan tidur - tiduran, gw mulai ke deket air, awalnnya dia cuma ngeliatin gw jalan di pinggir air. Dari jauh gw liat dia sendirian aja, jadi gw lari ke arah dia dan narik tangannya. Kita akhirnya maen di pantai sambil lari - lari kecil, ketawa, becanda, pokoknya gw seneng banget. Trus dia tersandung dan mau jatoh, reflek gw nerima badan dia yang mau jato,tapi namanya pasir, gw pun berdirinya ga seimbang, akhirnya kita jatoh bersama, dan bibir dia kena di bibir gw. Uda jatoh, kita sama - sama diem, mungkin karena sama - sama kaget kali yah... waktu dia nindih badan gw, ngerasain toketnya ada di atas badan gw, anget, dan jantungnya berasa berdebar kenceng. Mungkin deg - degan juga dia.

Trus dia bangun dan kita saling malu - malu dan dia bilang "Maaf ga sengaja." Tapi gw langsung bilang "Ga apa, harusnya aku yang bilang maaf, soalnnya ga bisa nahan badan kamu". Kita sama - sama bersiin pasir di badan kita masing - masing sambil berdiam diri gitu. Sambil bersiin pasir, gw ngelirik muka dia, mukanya jadi merah karena malu. Setelah kita ngerasa bersih, gw ngajak dia balik ke kursi pantainya, di kursi itu, gw ngelus pipinya dengan alesan ada pasir. Tapi dia malahan merem, mungkin dia menikmati elusan tangan gw. Mulailah gw deketin muka gw dan pas dia buka mata lagi, pas bibir dia beda 1 Cm ama bibir gw. Dalem hati gw bilang mati gw! tapi ternyata dia malah merem lagi... dan gw pun nerusin dan akhirnya bibir kita saling nempel. Dan dia sama sekali ga bereaksi, cuma merem aja. Sampe gw ngejilatin bibirnya pelan dan lembut (walo aga asin kena air laut...) terus dia buka mulut tiba - tiba, sehingga lidah gw masuk ke mulut dia. Dan mulai saat itu, lidah kitalah yang saling berkenalan dan bermain bersama. Tangan gw belom nakal, masih megang leher dan pipi dia, sedangkan tangannya diem aja.

Setelah mulut kita terpisah, gw ngomong sama dia "Sorry, aku kelepasan, ga bisa...Vivie tiba - tiba nutup mulut gw pake tangannya.

"Ga apa, aku juga menikmatinya kok, kamu uda jomblo berapa lama?"

"Uda setaon-an, kalo kamu?" jawab gw

"Aku belom pernah pacaran lagi... sebelom kuliah ga boleh ama mama"

"Kalo gitu... kamu... mau ga... ng... jadi... teman hidupku...??? aku nembak sambil terputus - putus karena grogi banget. 

Dia ga bilang apa - apa, dia cuma ngedeketin mukanya lagi dan kita mulai ciuman lagi. Kali ini dia mulai ngasi rangsangan ke gw, tangan dia mulai megang tangan gw yang di paha gw. Tangan gw juga mulai megang tangan dia yang satu lagi. Sampe dia akhirnnya ngegeser tangannya, dan tepat diatas anu gw. Gw kaget, kok dia berani juga, ternyata dia ga sadar tangannya ada di atas anu gw. Namanya cowo, kalo anunya dipegang cewe, pasti reaksi... dia ngeliat apa yang bergerak, soalnya badan gw diem, cuma yang di tangannya doang gerak. Diapun kaget kalo dia uda pegang anu gw. Saat itu, tangan gw uda ngerangkul dia kaya ngajak pelukan, dan kita akhirnya pelukan sambil tiduran di kursi itu.

Dia bilang: "kok anu kamu gerak sih? Terangsang yah?" tanpa bicara aku langsung buka celana, dan dia malu ngeliat punyaku uda ngeras dan besar. Dia bilang ini pertama kalinya dia ngeliat punya orang lain selain keluarganya. Dia reflek nutup muka dia pake1 tangan. Tapi tangan satunya gw pegang dan gw anter ke barang gw itu, gw bilang "Ga apa." Dan dia akhirnya megang barang gw dan ngelepasin mukanya dari tangannya yang satu. Trus gw cium dia lagi. Kali ini tangan gw mulai ngegerayang ke punggungnya dia dan berhasil ngelepas BH nya dari belakang, sampe Bhnya jatoh keluar dari kaosnya. Trus gw mulai coba bukain kaosnya, awalnya ga dia ga mau, karena takut diliat orang. Tapi gw bilang kalo dipantai ini udaga ada orang, apalagi uda kaya waktu itu, jam 11 malem. Akhirnya dia mau juga. Itu pertama kali gw liat dadanya yang mulus banget, putingnya masi pink, sekelilingnya warna kulit orang cina laennya, kuning. Dan dia pun bukain baju gw sampe akhirnya gw yang bugil duluan. Sambil maenin toket dia dan ciuman, gw buka seleting celananya dan gw masukin tangan gw ke dalem CD nya, gw ngerasa dia pun uda mulai basah. Trus gw telanjangin dia dan kita mulai permainan yang sesungguhnya? nikmat banget. Gw sekali lagi bilang dalem hati, untung banget, merawanin anak orang, orang yang gw suka lagi. Sampe akhirnya kita kira - kira orgasme 3kali. Dan yang terakhir, gw orgasme, gw minta keluarin di dalem. Dan diapun ngizinin. Soalnnya dia juga lewat masa nya.

Malem itu kita pulang ke kost gw, dia ga jadi nginep di kost temennya, tapi dikost gw. Di kost gw, kita juga maen lagi ampe jam 6 pagi. Kira - kirajam setengah 7kita baru tidur, tentunya... sambil telanjang. Dia nginep 3 hari, soalnnya senen dia kuliahnya sore, sedangkan gw lagi masa training. Sejak saat itu kita bener - bener pacaran dan beberapa kali "maen" tapi sekarang uda putus, soalnnya dia uda kerja di luar Bali. 
__________________
• TAMAT •

SEX PERTAMAKU Dengan Teman sepermainan asex

Halo" nama ge Lex. Dulu gw tinggal di JKT, tapi sekarang pindah ke Bali. Ini pengalaman petama gw kenal ama yg namanya ML. Waktu itu gw masi umur 15 - 16an. Gw punya temen yg gw kenal dari kecil, cewe, namanya Claudya. Umur dia juga sama ama gw. Anaknya tomboy banget. Temennya banyakan cowo, tp gw bukan temen biasa, gw sahabatnya dari kecil. Dia ama keluarganya deket ama keluarga gw, soalnnya emang bokap nyokap kita juga uda temenan lama. Kakak " kakak kita juga uda temenan lama.

Keluarga dia ama keluarga gw sering jalan2 bareng ke Puncak. Soalnnya keluarga Claudya punya villa di Puncak. Waktu itu, gw inget banget, hari minggu, semuanya lagi pergi, tinggal gw ama dia aja maen di komplek villa ampe sore. Pas uda agak sore, kita sama " sama takut masuk villa, soalnnya lampu villa belom ada yang dinyalain, sering kedengeran suara tokek. Kita sendiri uda nanya " nanya, kmana bokap " nyokap kita. Akhirnnya sekitar jam 5 an, dia punya ide gila, katanya: "Mandi bareng yuk!". Kita waktu itu masi agak polos " polos lugu. Gw kaget: "Hah, gila luh!!! Kita kan beda jenis". "Trus knapa" Bokap nyokap gw aja kalo mandi barengan." Dia motong omongan gw. Trus gw uda ga bisa ngomong apa " apa lg, akhirnya yah gw iyahin aja. Trus kita masuk villa en ambil handuk masing " masing di jemuran. Tapi handuk gw agak basah soalnnya pas siangnya gw pake buat ngeringin badan gw abis berenang. Trus dia bilang pake anduknya barengan aja.

Terus kita kunci villa, dan masuk ke kamar mandi utama. Di dalem, awalnya kita sama " sama ga mau buka baju, nyurur masing - masing buka baju duluan, masi malu " malu. Trus gw ngasi ide, "Gini aja deh, kita sama " sama balik badan, trus buka baju, bajunya dilempar ke luar kamar mandi supaya kita ga ada yang bo"ong." Eh" ga taunya dia setuju. Kita balik badan dan ngerjain ide gw. Setelah kita sama " sama telanjang, kita balik badan lagi dan saling nutupin bagian " bagian "sensitif" kita. Trus muka kita sama " sama agak merah. Baru trus gw buka tangan gw, ngeraih tangan dia di dadanya, gw bilang: "yuk mandi". Gw sendiri sebenrnya agak kaget ngeliat dada dia uda mulai tumbuh, soalnnya ga pernah nyangka, di balik tomboynya dia, ternyata badannya cakep juga.

Awalnya kita Cuma sabunan biasa sendiri " sendiri, sampe bagian punggung baru gw minta dia gosokin, soalnnya kan gw ga sampe. Dia mau, dia gosokin dari baru ampe pinggang gw. Waktu itu gw pikir uda selesai, makanya gw balik badan. Ternyata tangannya yang masi nempel di badan gw terpeleset megang kemaluan gw. Gw reflek, badan gw gemeter bentar, trus batang gw agak mengeras. Dia dengan polosnya bilang: "Sorry, ga sengaja, tapi kenapa ama punya lu" Kok tiba2 gerak?" Rupanya dia ga belom tau, kalo cowo kena rangsang, batangnya bakal gemeter, trus agak mengeras. Gw bales dengan agak nakal: "Ga sengaja apa emang mau nyobain megang?" Dia jadi malu trus baik badan sambil nyuruh gentian gosokin punggungnya.

Libido gw saat itu uda mulai naik, apalagi saat gw ngelus punggungnya dia, mulai bahu, punggung ampe ke pinggang, gw ngerasain kiuilit dia aluuusss" banget. Waktu itu gw ga sadar, tangan gw uda sampe di pantatnya dia (tapi bukan di lobangnya). Dan itu ngebangkitin nafsunya dia, walau gw ga sadarin betul. Tiba " tiba dia balik badan, trus ngedekep di badan gw, ampe gw sendiri ngerasa payudaranya kejepit antara dada dia ama dada gw" oh" my" Trus dia ngomong pelan" "Tangan kamu juga nakal yah?" Trus gw yang uda ga tau mau ngapain lagi langsung aja nyium bibir dia. Dia pun ngebales ciuman gw, dan tangan gw mulai tamasya dari pinggang dia naik ke punggung, ke bawak ketek dia, trus ke dadanya" Dia pun mulai ngegerayangin badan gw, mulai dari punggung gw trus turun ke pantat gw. Rupanya dia lebih dulu pernah nonton film BF ketimbang gw. Jadi dia uda lebih ngerti yang namanya nyedot batang, ngocok batang dsb.

Sedikit demi sedikit gw ngerasa batang gw mulai tegak, sampe akhirnya ga tau mentok sesuatu, tapi ga keras. Ternyata mentoknya ke bibir Ms V punya dia. Dia langsing geli dikit gitu. Trus tangan kanan gw buka air pancuran, biar sabun di badan kita turun semua. Tapi batang gw belom pol, jadi masi bisa manjang lagi. Waktu gw maenin payudaranya, dia ngelepasin mulutnya dari bibir gw dan dia ngerang dikit, gw awalnya ga tau knapa, tapi gw sadar, tiap gw maenin, gw cubit dikit, ato batang gw ngegesek Ms V-nya, dia ngerang dikit ato ngerasa geli " geli gimana gitu. Ga lama trus dia nyium gw lagi. Batang gw makin jadi waktu dia ngeluarin lidahnya di mulut gw, sampe kepala batang gw akhirnya masuk ke Ms V-nya. Dia ngerang lagi, tapi kali ini aga kerasan, trus dia bilang kalo itu sakit. Waktu itu, kita uda mulai dingin, soalnnya kita uda basah " basahan sekitar 1 jam, jadi kita udahan trus handukan. Kali ini uda ga malu " malu lagi, gw ngelap badan dia ampe ke Ms. V-nya. waktu itu, belom banyak bulunya, masih dikit banget, hampir ga ada. Waktu gw ngelap, gw jongkok, jadi muka gw pas didepan Ms V-nya. dan dia sengaja, dia tiba " tiba majuin pinggulnya sampe Ms V-nya mendarat di mulut gw, tapi akhirnya dia sendiri yang kegelian. He"he"he"

Abis mandi kita lari ke kamar gw, soalnnya ga ada yang bawa baju, di kamar kita maen sambil telanjang, gw disuru duduk diatas pinggang dia. Ternyata dia uda ga sabar pengen dimasukin. Bener aje" dia nyuruh masukin batang gwke dalemnya, tapi gw ga ngedengerin malah gw maenin dulu, soalnnya gw belom pernah ngeliat sedeket ini sebelomnya, warnanya masih merah muda. "Dy" kok kamu punya wangi yah?" aku bilang sambil memperhatikan punya dia. Trus dia bilang rasanya manis, makanya gw disuru coba jilat. Trus gw coba jilat, dan dia ngerang, seolah keenakan, tapi rasanya asin. Rupanya cairannya uda keluar dikit. Trus gw maenin pake lidah gw sampe dia ngeremes bantal " bantal di kepala dia, rupanya uda ga tahan. Sambil ngegereng, dia juga mendesis, persis kaya yang di film BF.

Trus, dia bangun, dia bilang mau gantian. Kali ini gw yang terlentang, dan dia yang masukin batang gw ke mulutnya. Gw cuma bisa ngomong: anjing gila" oh" sssttt" aaahhh" Clau?" Rupanya suara gw bikin dia tambah On" dia makin kenceng keluar masukin batang gw ke mulutnya" kali ini gw yang inisiatif megang kepalanya dia dan gw tahan, sampe batang gw gw rasa mentok di tenggorokan dia.

Setelah sekitar 5 menitan dia maen ama batang gw, dia bilang: "gw ud ga tahan" coba gituan deh yuk?" Kita berdua tau, masing " masing dari kita belom pernah negelakuin ini sebelonnya. Dia masi perawan, dan gw masi perjaka tulen.

Gw pegang barang gw yang uda kenceng banget, trus gw duduk bentar di pojok luar tempat tidur buat ngambil nafas sesaat, tapi dia dari depan langsung duduk di pangkuan gw dengan posisi ngebuka kakinya dan badannya ngadep ke badan gw. Gw langsung lahap dadanya dia dan dia makin jadi, kepala gw di bekep di dadanya, ampe gw sendiri ada susa nafas. Gw beruntung, dia itu tipe cewe tomboy tapi sering disuru minum jamu ama nyokapnnya, soalnnya nyokapnnya itu apoteker, katanya buat ngejaga kulit. Jadi dadanya itu lembut banget, wangi lagi"

Trus dia mengang batang gw dan diarahin ke lobangnya dia, gw Cuma ngeliatin aja dari atas. Bless" masuk dikit batang gw ke lobangnya" dan dia langsung nindi badan gw, dia bilang: "aauuh" sakit ternyata?" mungkin karena ini yang pertama kali. Tapi ngedenger suara dia, gw makin ngegenjot dikit, gw ngangkat pinggang gw, jadinya batang gw makin masuk, kira " kira masuk setengah. Trus dia makin merintih, ga tau sakit apa enak. Abis keangkat gw puter badang, jadinnya sekarang dia yang di bawah dan gw yang diatas. Dengan posisi itu, gw mulai masukin pelan " pelan, dan dia makin merintih: "aahh" sssttt" Lex" sssttt" uda" oohhh?" Gw takut dia triak, gw bilang bentar lagi" trus gw cium dia supaya dia diem"

Akhirnya setelah sekitar setengah jam, jw sodok terakhir dan masuk semuanya" dia kali ini ga minta uda, malah keasikan, sambil mengerang, dia mulai senyum, trus dia lanjutin ngerang lagi" sesekali gw liat batang gw, kalo " kalo masuknya salah, tapi ternyata bener dan gw liat ada darah di antara batang gw ama Mr V-nya dia. Dia bilang ga apa, itu darah perawannya" trus gw mulai maen, gw keluar masukin batang gw, dan dia pun mengerang keenakan sambil sekali " sekali mendesis. Setelah setengah jam-an, gw ngerasa ujung batang gw berdenyut di dalem lobangnya dia, dan mulut lobangnya dia juga bergetar dan makin ngejepit batang gw, gw bilang "Klimaks" Dy" Mau kuar?".
Dia bilang lagi: "Cabut Lex", gw juga mau klimaks" tapi karena badan uda aga lemes, akhirnya kita klimas barengan dan" crot"crot"crot" ternyata muncrat di dalem"

Claudya sempet kaget juga, gw numpahinnya di dalem, apalagi dia nyadar kalo waktu itu dia belom dapet, soalnnya masih awal bulan, sedangkan dia biasanya dapet katanya di minggu " minggu ke tiga. Tapi mau gimana lagi" uda ga ketahan. Trus gw ciuman lagi ama dia, dia bilang: "kenapa ga ditarik keluar" gw belom dapet, tar kalo ampe knapa " knapa gimana?" Gw sendiri ga tau, yah uda kejadian" trus kita ngelakuin hal gila lagi" dengan batang masih nancep dilobang, kita coba turun pelan " pelan dari tempat tidur, trus jalan ke kamar mandi, kita berencana mandi lagi soalnnya badan kita uda keringetan. Trus kita mandi dengan keadaan masi 1 badan. Seru deh" sambil lucu2an.

Abis mandi baru kita ngelepasin masing " masing punya, trus pake baju dan nontot Tv sambil rangkulan. Ga lama abis itu, bokap " nyokap kita pulang, tapi kita uda ketiduran disofa, untungnya rangkulan kita uda lepas.

Pulang dari puncak, kita sering banget telpon " telponan, gw maen ke rumah dia, tapi ga pernah sampe ML lagi, paling cium " ciuman, saling jamah. Soalnnya kita masi nunggu waktu dia mens. Kita berdua ada sedikit ketakutan kalo dia ampe pregnant. Untungnya pas akhir minggu ke-3, dia dapet. Waktu itu dia lagi mandi, orang rumahnya ga ada semua, dan gw lagi di rumahnya. Tiba " tiba dia teriak manggil " manggil gw, dan dia keluar kamar mandi sambil telanjang melok gw. Katanya dia uda dapet. Trus kita ciuman dan besok " besoknya setelah dia selesai mens-nya kita jadi sering sering gituan. Kalo ga di rumah dia, di rumah gw ato di tempat rahasia kita. Sekarang sayangnya dia uda pindah ke Amerika. Terakhir ketemu pas kakanya ada yang merried, dia makin cakep, body-nya makin ajubilai ditutup dengan gaun. Sebelom dia berangkat balik ke Amerika, kita gituan lagi dan lupa pake kondom lagi. Tapi diapun bersih kok. Soalnnya biasanya dia pake kondom, buat gw katanya ada pengecualian.

Claudya adalah orang pertama yang ngerasain punya gw dan ngenalin gw ama Sex.

That's all about my first experience."

Sabtu, 24 November 2012

Aku Sadar Dijadikan Obyek Onani Oleh Anakku

Aku Sadar Dijadikan Obyek Onani Oleh Anakku, Dalam cerita ini saya menamakan diri saya, “Heather”. Ini bukan nama saya yang asli, untuk suatu alasan yang saya pikir paling baik untuk cerita ini dan tidak perlu kita pikirkan apa alasannya. Tapi jika memang anda memikirkan alasanku untuk merubah Nama, saya yakin anda tau apa alsannya.

Aku adalah seorang janda yang berumur 35 tahun dan menjadi orang tua tunggal bagi anak ku. Tinggiku sekitar 165 cm dengan berat badan kurang lebih 57 – 60 kg. Aku tau, kebanyakan wanita tidak berani mengatakan tentang berat badan mereka, tapi saya punya kelebihan dan keberanian untuk mengatakan keadaan tubuhku sekarang karena aku tidak dikenal, sebenarnya tidak ada yang berbeda dalam cerita ini.

Ukuran cup payudaraku 36 D, ukuran pinggangku cukup proporsional, dan ukuran celana jeans 34 mengikuti ukurang pinggulku, dan ukuran pantatku dimana sekarang umurku menginjak 35 tahun maka pantatku sedang bahenol – bahenolnya, dan aku miliki kelebihan ini sejak umurku 20 tahun. Tapi aku menganjurkan bahwa ukuran pantatku ini jangan dijadikan sebagai barometer atau patokan untuk menilai perempuan, Tuhan tau yang terbaik untuk itu, dan Tuhan memberikan anugerah ini kepada aku, yaitu pantatku yang sekarang ini, itu yang membuat almarhum suamiku tertarik kepadaku, dan dia sangat senang dengan keberadaan pantatku yang seperti itu.

Aku lanjutkan ceritaku, sekitar 5 tahun yang lalu, aku kehilangan suamiku karena penyakit kanker. Dia berjuang sekuat tenaga melawan maut untuk sembuh dari penyakitnya, tapi akhirnya sekarang dia sudah beristirahat dengan damai, itu adalah suatu kenyataan yang sulit aku terima, bukan saja aku, tapi juga anak laki-laki ku yang berumur 10 tahun pada saat itu. Kami berdua sangat kehilangan seorang Suami-Ayah yang baik, dan untuk waktu yang lama aku terus berpikir dan mengkhayal jika suatu waktu dunia bisa membawa kami bertiga di dalam kegembiraan dan kesukaan yang pernah kami alami bersama.

Sebagai konsekwensi dari kematian suami ku, anak laki ku, yang tidak akan kusebutkan namanya disini, tanpa kusadari seiring dengan berjalannya waktu dia sudah bertambah besar dan dewasa dengan cepat. Dia tetap menjadi anak laki2 remaja yang serius, tapi diusianya yang masih remaja ini dia tetap melakukan berbagai macam pekerjaan rumah seperti memangkas rumput di halaman rumah kami dan semua pekerjaan kecil yang mudah ataupun pekerjaan yang berat. Memang menurun dari sifat ayahnya, berdedikasi, penyayang dan memberi tanpa pamrih. Tidak ada pekerjaan rumah yang bisa saya minta darinya untuk saya kerjakan sebelum dia mencoba untuk mengerjakannya sendiri dan bisa diselesaikan dengan baik, walaupun pekerjaan itu diluar kemampuannya. Dia tetap berusaha dengan baik.

Di tahun pertama tanpa suami dan ayah diatara kami, pada malam hari aku selalu menangis, dan itulah sebabnya anak ku kehilangan masa2 riangnya, tetapi dia selalu datang kepadaku saat malam hari aku menangis dan melingkarkan tanganya di pundak ku, dan mengatakan,” Sudah Mam, Sudah”. Dia mencoba membuatku lebih nyaman, dan aku merasa seperti berbunga bunga dibuatnya ketika dia menyeka air mataku, ketika setiap malam perasaan ku hancur diterjang badai, aku akan terus sayang dan setia kepada anaku ini sepanjang hidupku. Dan pasti anda akan menduga, bahwa sepanjang hidupku aku pasti akan terus membutukan dan bergantung kepada anak laki ku. Hari ke hari, minggu ke minggu dan tahun ke tahun, Dian menjadi seperti Batu karang yang sangat kokoh, itu yang mungkin bisa kugambarkan tentang kepribadian anakku yang cukup tegar dalam mengarungi hidup ini, dan dia juga menjadi alasan utamaku untuk tetap hidup dan bertahan sampai saat ini, dan aku akan melakukan apapun untuknya.

Satu bulan setelah ulang tahunnya yang ke – 14 aku mulai memperhatikan dia, bahwa anak laki ku ini sudah mulai berubah. Dia bertumbuh semakin tinggi, terlihat semakin segar, dan ketampanan yang tetap melekat pada wajahnya, dan disuatu malam saya mulai menyadari bahwa dia lebih dari seorang anak laki – laki yang mulai bertumbuh dewasa dan itu memang benar saya akui, segala ketegaran dan ketabahannya yang hadir di dalam hidupku, juga memberikan dampak pada diriku.

Seperti yang anda ketahui, suatu malam aku mengalami kesepian yang teramat sangat. Dimana sudah terlalu larut malam, dan aku mengetahui bahwa anak ku juga sudah tidur. Jadi aku menenggak beberapa gelas anggur merah (red wine) untuk melonggarkan ketegangan dari kesepian yang ada pada diriku, lau aku kembali kekamar untuk kembali menghadapi kesepianku. Aku membuat suatu kegiatan pribadi untuk menghabiskan rasa kesepianku, mengganti pakaian ku dengan gaun tidur satin berwarna hitam yang bisa diterawang oleh mata, tembus padang yang bisa memerkan lekuk tubuhku, dengan celana dalam sexy yang terbingkai diantara selangkanganku yang bulu – bulu halusnya selalu tertata rapih. Aku juga tidak mengerti kenapa aku selalu sangat bangga untuk menjaga bagian vital kewanitaan tetap ditumbuhi bulu, mungkin hal tersebut adalah suatu fakta yang menjadikan aku tetap merasa sebagai wanita yang selalu tampil cantik. Aku tetap menjaga bulu2 pirangku, dan kadang kadang juga memakaikan formula khusus pada buluku ini. Aku ingin selalu tampil sexy, menggairahkan, dan selalu diinginkan. Aku menduga, mungkin yang menginginkan diriku ya hanya diriku, aku selalu ingin merasakan gairah itu, walaupun hanya sedikit terasa pada diriku, disaat suamiku masih hidup, dan sebelum dia sakit.

Setelah saya bercermin dan melihat diriku sendiri, aku membelai tubuhku dan merasakan suatu sensasi dari gaun tidur ku yang sexy, yang membelai kulitku, lalu aku manggapai laci lemariku yang paling atas dan mengambil dildo getar/vibrator (alat bantu massturbasi) kepercayaanku. Hal yang menyedihkan adalah karena aku teringat tentang hubungan suami istri tentang aku dan suami ku beberapa tahun yang lalu, yang memang aku sarankan kepada diriku untuk mengingatnya sebagi bahan masturbasiku, tapi aku tau aku tidak bisa mengigatnya kembali secara penuh untuk mencapai orgasme ku dalam bermasturbasi.

Aku langsung membaringkan tubuhku ke tempat tidur, dan membuka pahaku mengangkang selebar dan senyaman mungkin dan aku mulai memuaskan diriku. Dengan perlahan saat pertama, agar bisa merangsang vagina dan klitorisku yang perlahan semakin menonjol, aku merasakan getaran yang berdesir sangat halus namun terasa sangat kuat merangasang G-spotku yang sangat sensitif, yang secara otomatis membuat diriku menggerakan tubuhku naik dan turun mengikuti intonasi dari getaran2 tersebut, dan aku berharap kepada seluruh dunia bahwa itu adalah Penis yang sesungguhnya, yang mendesak dengan keras dan menggiringku ke dalam godaan, memaksa diriku masuk kedalam persetubuhan memuaskan yang sangat panjang.

Aku tidak tau kapan Anak laki ku terbangun, tapi intinya bukan karena dia terbangun. Intinya adalah, bahwa aku lupa untuk menutup pintu kamar tidurku, mungkin anggur (wine) yang aku minum tadi sebelum tidur telah membuat ku menjadi pelupa, tapi melihat kejadian ini aku menjadi ragu bahwa hal ini hanya kelupaan belaka.

Aku tidak tau sudah berapa lama dia memperhatikan diriku, tapi dari mataku yang setengah tertutup aku dapat melihat bayangannya dari cermin yang ada di kamarku. Matanya menatap sepenuhnya kepada diriku, dan bayangan tatapan mata coklatnya yang dalam memperlihatkan gairah nafsu birahi yang sedang terbakar yang tidak bisa aku temukan pada orang lain, kecuali dari almarhum suamiku yang telah lama meninggal.

Dan intinya juga, aku sedang melakukan penetrasi memasukan Vibrator ke dalam Vaginaku dengan pompaan2 yang sangat liar, merasakan getaran2 erotis dari vibrator itu yang menyentuh ujung dari klitorisku, sambil mendengarkan suara2 yang dikeluarkan dari Vaginaku yang basah dan becek sewaktu aku memompa vaginaku dengan genggaman alat seks yang batangnya aku tancapkan berulang kali sedalam dalamnya kedalam vaginaku. Sementara itu anak laki ku sudah berdiri menyenderkan badannya di bibir pintu sambil memperhatikan dengan sesksama, matanya terpaku pada setiap gerakan kecepatan sodokan yang kubuat dengan sangat bergairah dan menimbulkan suara gemercik dan kilauan basah pada celah vaginaku. Aku juga melihat dia mengocok batang penisnya dengan cepat, tangannya dengan liar mengocok batang penisnya yang keras, besar dan panjang dengan memompanya keatas dan kebawah sambil dia memperhatikanku dengan seksama.

Aku tau, seharusnya aku menghentikan perbuatanku disini, tapi sangat susah sekali untuk menghentikannya karena memang sudah 4 tahun tidak ada lagi yang menunjukan ketertarikan kepada diriku semenjak suamiku meninggal dunia, saya rasa saya mulai merindukan gairah yang pernah diberikan almarhum suami kepadaku.

Jadi, aku melanjutkan aksi masturbasiku dengan dildo yang berbentuk penis terbuat dari karet dan bisa bergetar itu lebih kencang dan lebih cepat lagi intonasinya menancapkan kedalam lubang surga ku, sementara anak lakiku terlihat bermasturbasi untuk ku. Mengetahui bahwa dirinya melihat diriku secara langsung, hal tersebut seperti mengirimkan getaran2 hasrat pada birahiku untuk menggerakan tubuhku yang terbaring terlentang di atas tempat tidur melalui gerakan punggungku naik dan turun secara perlahan mengikuti intonasi gerakan keluar masuknya vibrator ke dalam Vaginaku. Dan aku mulai menyadari bahwa diriku mulai megeluarkan suara rintihan-rintihan dan erangan-erangan yang aku sangat yakin dia pasti mendengarnya,”Ssssshhh.....ah...yesss....Mmmmpfff. ...aakhhh, enak sekali sayang, masukan semua penismu Sayang....akhhh....”. Suara rintihan yang memang memaksa untuk keluar dari mulutku, untuk sebuar rasa birahi yang tak mungkin tertahankan. Aku merasakan rangsangan yang sangat hebat pada saat itu. Walaupun aku tau bahwa sebenarnya dengan semua gerarakan, tidakan yang aku lakukan sekarang adalah suatu kesalahan.

Lalu aku merasa seperti ditampar oleh suatu kepuasan birahi yang sangat hebat, dan aku tidak bisa mengingat, kapan terakhir aku mendapatkan klimaks seperti itu dengan bermasturbasi beberapa tahun terakhir ini. Sebuah orgasme dari masturbasi yang membuat saraf pada Vaginaku terasa seperti tersetrum oleh listrik tegangan tinggi dan menggetarkan tubuhku serta membuat ku mengeluarkan cairan kepuasan yang mengalir dari lubang vagina yang berkontrasi sangat hebat dan aku merasakan suatu kepuasan yang luar biasa nikmatnya dalam masturbasi kali ini, suatu sensasi yang sungguh tidak bisa dilukiskan jika masturbasi itu ditonton oleh anak kandungku sendiri, yang juga sedang bermasturbasi karena melihat aksiku. Akupun pun terus merintih selama gelombang gelombag birahi terus berdatangan silih berganti menerpa diriku yang sedang sangat bernafsu,” Oh..ah...Oh...yeahhh....aakkkkhhh”,” tanpa kusadari aku Orgasme,”Sial, aku oragasme”, aku berkata kepada diriku sendiri, pinggulku terangkat, tersentak sangat liar dari tempat tidur, dan dari Vagina ku mengalirlah suatu cairan hangat berwana bening pekat seperti lahar yang tercurah dari gairah seksualku, dan aku bisa melihat bayangan anak laki ku yang tetap bermasturbasi mengocok batang penisnya dari cermin kaca yang ada di kamarku, dahinya berkerut dengan wajah yang penuh dengan konsentrasi memperhatikan garak geriku dan setiap inci dari tubuh ibu kandungnya ini, yang akhirnya dapat kulihat dengan jelas dengan kedua mataku bahwa dia juga berhasil menggapai sebuah intisari dari kenikmatan bermasturbasi dengan sugguhan nyata, aku melihat dengan jelas Penisnya menyemprotkan dengan hebat cairan berwarna Putih, dengan deras spermanya yang sangat pekat keluar dari ujung kepala penis seorang anak laki laki ku yang lembut dan penyayang, yang dia tumpahkan sangat banyak sehingga tercecer ke lantai. Pemandangan yang kulihat dengan keadaan mata tertutup setengah itu sungguh nyata, dan sangat cukup membuatku kembali terserang oleh gelombang rangsangan gairah orgasme, Vaginaku kembali bergetar sangat liar dan aku mulai merasakan kegilaan gairah orgasme itu sekali lagi, aku pejamkan mataku dan aku mulai mengerang dengan suara yang lebih keras dari sebelumnya, seiring aku merasakan orgasme untuk yang kedua kali akhirnya orgasme itu berangsur-angsur menurun dari gairah yang sangat tinggi, aku mulai membuka mataku dan melihat ke cermin, ternyata Anak ku telah pergi dari situ dan menghilang dengan cepat dari pandanganku.
Setelah kejadian itu, aku habiskan sisa waktu dari malam itu di kamar merenung sambil meringkuk di atas tempat tidur dan merasa bersalah dan malu akan kejadian yang baru saja terjadi, merasa menjadi seperti seorang Ibu yang paling buruk di muka bumi ini, sambil merasakan tetes2 terakhir cairan kewanitaanku yang keluar dari liang Vagina yang membasahi liang kenikmatan itu. Aku merasakan kenikmatan dari sebuah dosa, walupun bukan persetubuhan, tapi itu juga sudah pasti sebuah dosa. Dengan air mata yang berusaha aku bendung di mataku, aku mengutuk perbuatan yang tadi aku lakukan di depan anak lakiku, dan semua perbuatan buruk ku yang telah kuperbuat dengan penuh rasa penyesalan.

Setiap malam hari aku terus berpikir tentang kejadian itu kembali mengingat gerakan demi gerakan yang aku lakukan dan yang anak ku lakukan, dengan jelas sekali tergambar di dalam benakku dan kejadian itu benar2 menggetarkan hatiku dan membuatku sangat gerah dan gemas, saat anak laki ku menyemprotkan Spermanya sambil melihat Ibunya orgasme dengan liar berkali kali dihadapannya, tapi tetap saja peristiwa itu membuatku kagum walaupun aku merasa jijik dan muak bila mengingatnya. Semua kejadian saat itu secara terperinci berdesir ke di dalam benaku dan terus bertanya kepada diriku, mengapa aku mengizinkan itu terjadi. Apakah saya membutuhkan kejadian seperti malam itu, untuk membangkitkan gairah nafsuku, dengan cara mempertontonkan ketelanjanganku dan gaya masturbasiku di depan anakku? Aku berpikir dan menyadari bahwa aku tidak mempunyai jawaban untuk hal tersebut, dan aku meragukan kapan aku bisa menjawab pertanyaan itu.

Aku tidak tau mengapa, saat aku sudah terhanyut di dalam tidurku, dan aku terbangun sudah di pagi yang baru, dan aku cepat2 mengganti gaun tidurku yang sangat sexy itu yang memang setiap malam aku gunakan untuk tidur, memang aku akui setelah kejadian itu aku pernah bersumpah dengan sumpah serapahku untuk tidak akan pernah menggunakan gaun tidur itu lagi, aku merasa kotor, nista dan sangat mesum jika teringat kembali saat aku merasakan nikmatnya suatu kepuasan oragasme yang sangat tinggi yang pernah terjadi dalam hidupku dari masturbasi kali itu, dengan melihat Anak lakiku yang sedang oragasme menyemprotkan sperma serta ceceran spremanya mengalir ke lantai, dan melihat diriku yang sedang menyetubuhi diri sendiri. Langsung aku lepas gaun tidurku itu dan mengambil kimono ku memakai dan mengikatkan talinya di pinggangku. Dengan cepat aku menuju ke kamar mandi untuk segera mandi dan membersihkan diri, karena aku merasa jijik dan muak kepada diriku sendiri setelah semalaman tidur dengan gaunku itu. Sekarang aku mulai mengetuk dahulu pintu kamar madiku sebelum aku menerobos masuk kedalam, aku selalu waspada terhadap segala hal, jika ada yang diam2 mengintip atau tidak sengaja memperhatikan diriku sewaktu aku mandi atau berganti pakaian, tapi kadang aku juga berharap untuk tau jika memang dia sedang mengintip atau memperhatikanku selagi aku mandi atau mengganti pakaian.

Yang aku takutkan dan yang aku harapkan pun terjadi, ketika ku buka pintu kamar mandi, aku melihat sesosok tubuh yang ternyata adalah Anak laki ku yang sedang asik berada dibawah pancuran air dimana dia sedang mengocok batang penisnya yang keras dan besar dengan sangat liar dengan buih2 sabun yang berlumur pada tangan dan penisnya. Aku berdiri terdiam sejenak untuk beberapa saat memperhatikan dan menelan semua apa yang kulihat saat itu, tangannya yang sedang menggenggam dengan erat Batang kejantanan yang sangat keras seperti baja dan secara liar memaju mundurkan genggaman itu pada penisnya, lalu dia menyadari akan kehadiran ku disitu dan terlihat dari wajahnya yang pucat pasi disertai kepanikan,” Mam, aduh...ngapain disitu..aduh...!!!” kata anak ku dengan sangat panik, matanya terlihat langsung bekaca-kaca tapi dia berusaha menutupi rasa pucatnya, lalu dengan rasa malu dan kebingungannya dia berusaha menutupi penisnya dengan kedua tangannya.

“Oh..kamu, Maaf Sayang....seharusnya mama mengetuk dulu, sebelum masuk” kataku dengan nada suara halus dan penuh keibuan, tapi aku tidak beranjak dari situ, karena memang aku tidak mau pergi dari situ. Malahan aku melihat kearahnya sekali lagi. Dia tetap mencoba dengan susah payah menyembunyikan penisnya dari ku dengan kedua tangannya, tapi harus ku akui bahwa sangat susah untuk menyembunyikan penis yang sedang ereksi sebesar itu.” Gpp.., sayang...Memang sudah seharusnya kamu merasakan hal itu, dan itu merupakan hal yang umum di umurmu”, aku katakan hal itu kepadanya dengan senyum simpul di bibirku dengan penuh pengertian kepada.

Aku tau, kali ini dia tidak mengerti maksud dari ku barusan, dia masih terlihat takut dan kaget dengan kehadiranku didekatnya sambil melihat tubuh telanjang dan penis besarnya yang mulai perlahan mengecil berubah menjadi agak lembek karena ketakutannya.” Kita bicarakan hal ini, ketika kamu sudah selesai “, aku katakan kepadanya sekali lagi dan tidak lupa tetap menyimpulkan senyum di bibirku kepadanya, lalu aku meninggalkan dia di kamar mandi beranjak dari situ dan turun ke bawah menuju ke dapur.

Langkah demi langkah aku menjauh dari kamar mandi untuk menuju ke dapur, aku bisa merasakan rangsangan dari apa yang kulihat tadi, perlahan lahan dari satu langkah kelangkah selanjutnya mulai membuat Vaginaku menetesakan cairan sehingga aku mulai merasakan basah di daerah selangkanganku, dan dapat kurasakan wewangian dari gairah birahi yang mulai merasuk ke dalam napasku secara halus dan perlahan. Terbersit kembali olehku pada kejadian di kamar mandi tadi, hanya penis keras, besar dan panjang milik anak ku yang kembali membakar ku kedalam keinginan birahi, dan semua kutukan kasar yang pernah ku ucapkan untuk diriku sendiri atas kejadian yang pernah terjadi pada kami berdua tinggal kenangan, karena klitoris dalam vaginaku sudah mengemis dan memohon untuk sebuah perhatian.
Sesampainya aku di dapur, aku membuat secangkir kopi untuk diriku sendiri lalu aku duduk di kursi meja makan dengan kaki menyilang dimana kedua pahaku menumpu ke paha yang satunya, aku tegangkan silangan pahaku sekuat mungkin sehingga Vaginaku terjepit dan tertutup rapat akibat dari tekanan silangan pahaku untuk memudahkan diriku menahahan denyutan Vaginaku dari rangsangan birahi yang mulai menyergapku dan memberikan aku waktu sesaat sampai sebelum anak ku turun ke bawah. Menurutku ini adalah saat yang tepat bagi diriku untuk membuat sebuah keputusan, aku akan menjadi pengalaman sex yang pertama bagi anak ku. Tapi hatiku berkata bahwa aku tidak boleh menjadi pengalaman pertamanya. Dia sekarang sudah menjadi pemuda yang tampan, dan aku yakin, mungkin beberapa wanita di sekolahnya ada yang bersedia untuk disetubuhi untuk pertama kalinya oleh anakku. Kemudian setelah saya tau bahwa dia pernah bersetubuh dengan teman wanitanya, barulah aku akan menjadi pengalaman terbaiknya.

Itulah yang kupikirkan sesaat samapai akhirnya anak ku turun kebawah dengan mengenakan kaos dan celana yang agak basah berkeringat, kepalanya tertunduk kebawah dan matanya menatap lantai dengan perasaan yang sangat bersalah, dengan perasaan bercampur malu yang terlukis di wajahnya yang tampan dan manis. Perlahan-lahan dia duduk di kursi yang berada di seberang meja, duduk meghadap kearahku tapi dengan pandangan yang tidak berani memandang kearah mataku, melainkan menatap kearah sekelilingnya dan berharap bisa duduk di tempat lain daripada duduk di kursi itu.


“ Apakah kamu mau membicarakannya?” Aku bertanya kepada dirinya dengan menatap tajam dari seberang meja, walaupun sebenarnya adrenalin gairah birahiku sudah bedenyut berpacu dengan nafsu, dan aku mulai merasakan licin di bagian selangkangan dengan basahnya vaginaku yang perlahan lahan mulai terangsang dan mengeluarkan cairan bening kewanitaanku di diantara sela2 pahaku yang sedang tersilang rapat dan sangat erat, aku mencoba bersuara dengan sangat lembut dan natural tentang semua hal yang baru saja terjadi.
“ Bbbbiiiicara...mengenai apa Maamm.., aku tttiiiidak tauu”, akhirnya dia membalas pertanyaanku dengan suara yang terdengar sangat lemah lembut.

“Gpp ... sayaaang, Mama tidak akan berpikir buruk jika kamu mau membicarakannya”. Aku berbicara dengan tenang, agar membuat dia merasa sedikit lebih nyaman dan mudah untuk mengerti tetang situasi yang ada pada kami sekarang, dan memudahkan dia untuk membicarakannya.

“ Janji ya Mam..!!” Kata anak ku sambil melirik kearah mata ku sesaat, dan kembali menatap kearah meja.Aku menganggukan kepala dan melempar senyum kepadanya sambil berkata,” Ya, mama berjanji.” Jawabku dengan nada yang halus.

“Oke”, kata dia kepadaku sambil sedikit menganggukan kepalanya. Menurutku dia tetap tidak yakin untuk mengatakannya atau mungkin bingung bagaimana harus memulai pembicaraan.

“ Yang kamu tau, sudah sejak kapan kamu mengeluarkan itu kamu?” Aku bertanya terlebih dahulu untuk membuka pembicaraan dan memudahkan dia Anak ku untuk mengatakan yang sejujurnya, tapi pertanyaanku ini bukan dengan maksud untuk tau sudah berapa kali dia menyemprotkan mani/spermanya atau berapa kali dia onani/ masturbasi, atau sejak kapan dia bermasturbasi dengan cara menghayalkan diriku. Seperti anda baca sekarang, bahwa saya sudah mulai terbawa dengan halus kedalam sebuah godaan yang bejat.

“Aku gak tau Mam, kira-kira...Mmm...baru-baru ini aja koq..” Dia menjawab pertanyaan ku dengan menunduk menatap meja, gelisah dan sedikit tidak nyaman.

Sekali lagi aku menganggukan kepalaku menandakan aku mengerti atas jawabannya, dan aku mulai mengajukan lagi beberapa pertanyaan lagi dengan sangat hati-hati. “ Mmm..Setelah kamu...., kamu tau kan itu...,setelah kamu memuaskan dirimu dengan seperti itu, apakah kamu merasa lebih baik?”, aku bertanya sambil merasakan sesuatu yang terus menerus mulai membasahi diantara kedua belah pahaku.

“Kadang”, dia menjawab pertanyaanku. “ Kadang, aku juga merasa kurang puas, Mam.” Dia langsung menyambung jawabannya nada suara yang pelan.

Saya memberikan senyuman lembut kepadanya. Ya Tuhan, saya tau gimana rasanya itu, berarti faktanya adalah kita sama-sama merasakan hal yang sama dalam hal tersebut, aku berkata di dalam hati. “ Itu artinya kamu mulai bertumbuh menjadi Pria dewasa, sayang..., dan apa yang kamu lakukan itu merupakan suatu bagian dari proses pendewasaan kamu. Mmm... seperti yang kamu juga tau, Mama juga masih melakukan itu koq, kamu tau kannn...,bermain dengan diri Mama sendiri. Jadi Mama sangat mengerti tentang apa yang kamu lakukan.” Aku mengatakannnya dengan memberikan senyuman yang agak sedikit nakal dan menggoda.


Penampilan anak laki ku pada saat itu memperlihatkan rasa bersalahnya, dia seperti lebih merasa bersalah pada saat aku memberi tau mengenai proses pendewasaan daripada tampilannya ketika aku melihat kelakuannya tadi di kamar mandi. Maka aku mempunyai ide untuk bercerita, tentang hal diantara kami yang mempunyai kaitan khusus, dan aku memutuskan untuk membeberkannya di depan anak ku. “ Mama tau sayang..., kamu melihat Mama kan beberapa Malam yang lalu...Mama tau, kamu melihat dan menonton mama sedang bermasturbasi, dan Gpp juga Koq, It’s ok Sayang. Tidak ada yang salah dengan perlakuan kamu waktu itu.” Aku mengatakannya dengan lembut tapi agak mengagetkan dirinya, seperti yang aku bayangkan sebelumnya.

Mata anak ku terbuka lebar saat aku mengatakan hal itu, dia telihat sangat takut dan tertegun seakan akan tidak percaya dengan apa yang telah aku katakan. “ Mm..mama, melihatku, Jadi Mama tau...?” Pernyataan yang keluar dari mulut anak ku seakan akan melayang di udara diatara kami. Pertamanya, mukanya terlihat sangat pucat pasi, tetapi lama kelamaan berubah menjadi kemerah-merahan menahan malu. Aku menganggukan kepala dan kembali tersenyum kepadanya sambil menatap dia di seberang meja. “ Yup, Mama melihat kamu pada malam itu dan mama juga lihat apa yang sedang kamu lakukan saat itu, tapi jangan khawatir, mama suka koq.” Aku katakan hal itu kepada anak ku, dan akupun mulai merasakan rasa panas gairah libidokupun mulai terbangun dalam diriku, sepertinya Vagina ku ini sudah mulai berteriak teriak untuk di masuki dengan penuh, dan siap untuk disetubuhi.

“ Jadi Mama, tau semua?” dia bertanya kembali, sambil menyondongkan badannya kedepan lebih mendekat, dan aku dapat melihat ke dalam dirinya bahwa hal yang tadi dia takutkan menjadi suatu hal yang sangat menarik bagi dia, dan matanya mulai terlihat sama seperti ketika dia melihat diriku sedang menyetubuhi diriku sendiri yang terbuai dalam buaian kepuasan klimax pada malam itu.

“Yup, Mama melihat dan tau semuanya, dan itu menjadikan mama merasa lebih nyaman, karena melihat mu terlihat sangat enjoy waktu kamu menonton mama.” Aku menjawabnya dengan sangat jujur, meskipun kata – kata itupun terdengar agak bermasalah di kupingku, dan suara hati ku pun menyeringai hal yang sama. “ Sudah lama sekali Mama pengen itu, bahkan Mama sangat enjoy ketika Pemuda Ganteng seperti kamu melihat Mama sedang dalam keadaan begitu.” Secara tidak langsung aku membuat pengakuan kepada anak ku, bahwa aku juga membutuhkan SEKS, aku mengatakan hal tersebut secara tersirat sambil menyapu bibir ku dengan lidah dan juga menyelipkan senyum simpul dari bibirku. Dan keadaan menjadi sangat sunyi, kami terdiam sesaat dan keadaan menjadi sangat hening, karena perkataan ku yang baru saja aku katakan. “ Apakah kamu mau melihat yang lebih lagi dari yang kamu lihat pada waktu malam itu, sayang?” Aku bertanya lagi kepada anak ku, dengan suara yang halus sedikit pelan tetapi perkataan ku itu seperti memecah keheningan.

Wajah anak ku terlihat seperti dipenuhi dengan kebingungan, akibat pertanyaan ku, dan kepalanya perlahan lahan mulai setengah mengangguk dengan pelan, dan matanya kembali menatap kearahku. “ Ya..., aku mmm..mau Mmmaam,tapi...tapi....Mama kan tau....itu adalah tindakan yang salah...., itu gak boleh kan Mam?” Dia bertanya kepadaku, dan pertanyaanya membuat aku berhenti dan berpikir untuk sesaat, apa lagi yang harus ku jelaskan kepadanya. Apakah ada yang salah dengan semua ini? Apakah dia merasa seperti di diremehkan? Mengapa dia mengatakan itu? Tidak, aku hanya ingin memberikan kepadanya sesuatu yang special dari diriku, dimana agar dia tau bahwa kasih sayang ibunya hanya untuknya seorang.

“Tidak, sayang...gak ada yang salah dengan semua ini, apa yang akan kita lakukan bersama ini adalah sangat special, sebuah kasih sayang, dan hanya antara kita saja, kamu ngerti maksud Mama kan?” Aku bertanya untuk mengetahui apakah dia mengerti maksudku untuk masuk kedalam sebuah sumpah yang sangat rahasia, dan terjun ke dalam jalan yang merupakan bagian dari cinta dan persetubuhan sedarah, tapi pada saat itu aku tau bahwa aku memilih pilihan yang tepat.

Untuk sementara aku melihat dia sedang berpikir untuk melalui hal yang baru saja ku tawarkan kepadanya, seperti yang sudah pernah dia lakukan sebelumnya, lalu dia menganggukan kepalanya sekali lagi, dan berkata,” Ya, aku mengerti Mam”. Anak ku menjawab pelan, dengan sedikit malu dan kekhawatiran yang mulai terlihat jelas di wajahnya, dan sebuah senyum mulai terlihat dari bibirnya dimana tatapan matanya melihat kearahku dengan tatapan yang tidak meyatakan suatu syarat apapun dan penuh kasih sayang.

Pada saat itu juga aku langsung berdiri dari bangku, dan melepaskan ikatan kimonoku yang mebuat kimoku tertutup rapat. Sambil membuka dengan perlahan, aku melihat setiap gerak gerik anak ku, setiap emosi yang terlukis di wajahnya, perlahan aku buka ikatan kimonoku untuk memperlihatkan tubuh telanjangku yang berada di balik kimono, aku dapat melihat dia menatap secara langsung kearah payudaraku yang besar dengan putting susuku yang mulai mengeras, dan tatapannya terus mengarah dari atas ke bawah kearah Vaginaku yang tercukur sangat rapih dan mulai berkilau terbasahi oleh cairan kewanitaan yang memang sudah mengalir sejak tadi. “ Kamu suka sayang, dengan keadaan Mama yang telanjang seperti ini di depan kamu?” Aku bertanya dengan sedikit agak berbisik keras kepadanya.

Perlahan dia menganggukan kepalanya, dan aku tetap mengawasi gerak geriknya yang sedang menatap tajam kesetiap inci kearah tubuhku bagian demi bagian.” Ya, Mam aku suka...”. Dia bergumam di dalam kebingungan dari pemandangan yang sedang dia lihat sekarang.

Aku bergerak mengelilingi meja sampai pada akhirnya aku berdiri tepat di depan anak ku, dan aku dapat melihat bahwa ia mencoba untuk menyembunyikan keadaan celananya yang sudah mulai sesak dan menonjol dari ketelanjanganku, yang terlihat jelas dari keadaan celana yang dia pakai. Aku sudah tidak bisa menahan diriku pada saat, aku melangkah lebih dekat kepadanya dan agak membukukan badan, lalu aku mengangkat dagunya dengan salah satu tanganku. Ya Tuhan, dia melihatku dengan penuh kasih sayang, dengan sepasang matanya yang berwarna coklat, aku merasakan dirinya gemetar sewaktu kuangkat dagunya dan terlukis pada wajahnya suatu keterangsangan tersembunyi, dan sedikit bingung dengan apa yang akan kulakukan terhadap dirinya.”Ooohh..Sayang, apakah Mama membuat Penismu jadi tegang?” aku bertanya kepadanya dengan suara agak berbisik dan terdengar agak serak.

Dia mengangguk dengan sangat kaku dan menatap kearah wajahku, sebelum dia mengatakan,” i..i..iiya Mmma..am..” suaranya terdengar pelan dan gemetar, sampai dengan saat ini dia masih mengingat sopan santun terhadap diriku sebagai Ibu Kandungnya.

Aku mulai berlutut di depannya, dan aku bisa merasakan air liurku sudah mulai mengalir membasahi bibirku, jantungku berdegup dengan kencang dan aku merasakan gemuruh pada telingaku saat aku menyandarkannya di wajah anak ku yang kekanak-kanakan dan menurut ku dia tetap menjadi bayiku selamanya. Aku sandarkan kepalaku pada wajahnya sambil berbisik,” Santai aja ya sayang, Mama akan buat kamu merasa menjadi lebih nyaman.” Aku berbisik kepadanya dengan jarak hanya beberapa inci antara bibirku dengan bibirnya.

Aku tidak memberikan dia kesempatan kepadanya untuk menjawab apapun, aku langsung mencium bibirnya, dan itu bukan merupakan suatu ciuman seoarang Ibu, dan juga ciuman seorang anak. Itu adalah suatu ciuman bercinta. Aku julurkan lidahku dari mulut dan melesatkannya kedalam mulutnya, perlahan aku putar lidahku mengelilingi di setiap inci mulutnya, lidahku bagaikan berdansa di dalam mulutnya dengan godaan-godaan yang menggiurkan dan menjilat lidahnya. Oh Tuhan, mulutnya terasa sangat enak lidahnya begitu lembut menerima sapuan-sapuan liar dari lidahku, dan ciuman liarku itu membuatku merasa tidak bisa menahan libido ku yang semakin terbakar gairah telarang, aku merasakan rangsangan yang teramat sangat, klitorisku sudah mulai berdenyut-denyut dan vaginaku sudah sangat basah, dan aku sudah mulai tersakiti oleh siksaan-siksaan rangsangan birahi dari anak kandung ku sendiri. Puting susuku semakin mengeras, dan sudah sangat siap untuk di gunakan, yang mungkin akan dipergunakan dengan dihisap – hisap oleh anakku. Dalam kesempatan ini, selagi aku mengulum lidahnya dan menjilat lidahnya, aku turunkan tanganku dan bergerak masuk ke dalam kaos anakku lalu aku mulai membuka kaos yang dia pakai.

Anak ku merespon dengan baik, setiap bahasa tubuh yang aku berikan kepadanya, aku menginstruksikan dengan penuh ketenangan, aku sentuh tangannya dengan perlahan dan membimbing lengannya untuk meraba payudaraku, dengan respon yang baik dia mulai meraba belahan dadaku dan juga jarinya mulai menyentuh putting susuku. Aku kembali merasakan sentuhan tangan laki laki pada kulit ku, payudaraku yang terlihat secara nyata, dan dia mulai menelusuri kehalusan dari kulit payudarakuku setiap incinya dengan menggunakan jari-jarinya.

Setelah aku berhasil melepas bajunya aku mulai menciumi sepanjang leher dan tulang kerah dekat pangkal lehernya. Sambil aku mendengarkan nafasnya yang terengah – engah dan sangat cepat karena rangsangan birahi yang memang belum pernah dia rasakan, dan perlahan aku mulai mencoba untuk menyentuh bagaian sensitive pada tubuh anaku, yang membuat bibirnya semakin gemetar disambung dengan kibasan lidahku di bibir anak ku. Bahkan aku semakin berlutut dan mulai mencium, menjilat dan mengendus dada Anak ku yang bidang , dan sesekali aku menjilat putingnya dan kadang menghisap dengan gigit-gigitan kecil. Dimana tanganku terus bergerak meraba tubuhnya, membuat dirinya mabuk kepayang karena rabaan tanganku, dan akhirnya sampailah tanganku di bawah, dan perlahan lahan aku masukan tangan ku ke dalam celananya dan aku mulai merasakan denyutan penis anak ku, kuraih penis anak ku yang sudah mengeras itu, “ Ya Tuhan, Sayang...Penis kamu besar sekali “, aku mengatakan di depan muka anak ku, dan wajahnya pun memerah sangat malu, perlahan aku mulai menggenggam dan mulai mengocok penisnya dengan pelan di dalam celananya, sambil ku genggam penisnya aku perhatikan ekspresinya dan kukatakan, “ Ini biar Mama yang urus, kamu duduk saja dengan tenang ya sayang, nikmatin aja!!” Aku katakan hal tersebut pada anak ku sambil mengedipkan salah satu mataku, dengan pandangan yang penuh dengan gairah dan keinginan untuk mencapai suatu persetubuhan sedarah yang sangat nikmat.

“iii..yaaaa Mam, silahkan..”,dengan tergagap-gagap dia menjawab pertanyaanku, aku melihat reaksinya menggigit bibirnya dan pinggulnya agak sedikit mengangkat menahan kenikmatan kocokan tanganku yang teratur naik dan turun sangat perlahan pada batang penisnya yang semakin mengeras dan mulai mengeluarkan cairan bening dari ujung penisnya, yang membuat penisnya terasa semakin runcing dan mengkilat dalam genggaman jar-jari ku.

Aku genggam karet celana yang sudah mulia basah oleh keringat dan masih terlingkar di pinggangnya, dan anak ku mengangkat pinggulnya dari bangku yang dia duduki sekarang, lalu kuturunkan celananya sampai pada pergelangan kaki. Maka terlihatlah secara langsung di depan mataku, pemandangan indah sebatang penis yang besar dan keras serta urat – urat pada penis yang terlihat semakin dan tambah berdenyut. Kepala penisnya yang besar dan kemerahan mulai meneteskan cairan bening pelumas yang semakin melicinkan kocokanku sambil aku tetap memperhatikan dengan sekilas kedalam mata anakku, aku langsung mendaratkan ujung lidahku untuk menjilat penisnya mulai dari buah zakarnya, bantangnya, sampai kepada ujung kepala penisnya agar aku dapat merasakan cairan bening yang terasa agak asin berbau sangat khas dan sedikit kental yang keluar sedikit sedikit dari kepala penisnya. Lalu aku mulai menjilat lagi dengan ujung lidahku kearah buah zakarnya yang ditumbuhi bulu-bulu halus, aku jilat satu demi satu buah zakarnya, aku hisap satu persatu dengan jilatan-jilatan nakal yang mengeliling buah zakarnya, dan akhirnya aku lahap kedua buah zakarnya dengan mulutku yang memang sudah sangat lapar akan hasrat untuk bercinta, aku hisap kedua zakarnya sekuat dan seliar yang aku bisa.

Aku menyadari bahwa aku sudah melewati ambang batas, batas moral antara Ibu dan Anak, dan aku tidak mungkin kembali atau menghentikan kejadian yang sedang terjadi sekarang, nasi sudah menjadi bubur, kami sudah terbawa dan terperosok ke dalam hasrat birahi sedarah antara Ibu dan anak, dan aku juga tidak peduli apapun, yang pasti hasrat birahi yang sudah terangsang ini harus terpuaskan. Aku sangat menginginkan anaku dalam setiap keadaan, bagaikan seorang wanita yang menginginkan seorang pria yang jauh lebih muda dan lebih bertenaga dari padanya, tapi yang ada adalah sebuah keserakahan dari hasrat nafsu bersetubuh yang sangat menggebu gebu dalam diriku. Aku mau memuaskan anaku dan juga menyayanginya. Bukan hanya sebagai seorang Ibu, tapi aku juga mau dicintainya bagaikan seorang pacar atau Istri. Jadi bukan sebuah kejutan lagi untuk ku, waktu aku bersedia memasukan salah satu buah zakarnya kedalam mulutku dan menjilat batang penisnya yang panjang dan keras sampai dengan menjilati kepala Penis anak ku yang kemerahan, dan dengan perlahan mengocok penisnya sedalam mungkin kedalam kerongkongan melalui mulutku dengan jilatan jilatan halus pada kepala penisnya yang ada di dalam mulutku sehingga sapuan lidahku yang hangat dapat dengan bebas menjilati saluran kencing di ujung penisnya, yang pada akhirnya aku menghisap kepala penisnya dengan sekuat tenaga ku, dengan erangan-erangan yang membuat anakku makin terangsang dan juga menyodokan penisnya dalam-dalam sampai terasa tenggorokanku seperti tersodok-sodok.

“Oohh...Maam..iisssep...yang...kuu...”, aku mulai mendengar suara yang terucap dari mulut anak ku, mesikipun dia tidak menyelesaikan kata-katanya itu, mungkin dia agak segan kepadaku untuk menyapaikan maksudnya itu, tapi aku dapat mengerti dari bahasa tubunya, yang menegang kuat dan bergoyang seirama dengan kocokan mulutku kepada batang penisnya, aku sangat mengerti bahwa dia sedang menikmati nikmatnya sensasi menyodokan penisnya dengan kasar yang keras dan besar itu kedalam mulut sampai mentok ketenggorakan ibu kandungnya sendiri, yang mungkin tidak pernah dia rasakan sebelumnya atau mungkin anak lainpun tidak seberuntung dia.

Aku mengizinkan anak ku untuk menekan dengan keras sewaktu penisnya berada di dalam kerongonganku, sehingga aku terasa ingin muntah dan langsung melepaskannya ketika aku hisap penisnya dengan kuat, sehingga menimbulkan bunyi, “..plop..”, ketika dia menarik penisnya keluar dari mulutku dan kami ulangi hal tersebut bekali kali, sehingga air liurku keluar sangat banyak dan bececeran di penis dan di lantai, sampai air liurku membentuk seperti seutas benang yang terhubung antara penisnya dengan bibirku. Kadang aku merasa sakit di tenggorakanku ketika dia menghentakan penisnya yang besar, sehingga membuatku ingin memuntahkan seluruh isi perutku, tapi aku menyukai kekasaran itu, karena memang sensasinya sangat berbeda, antara menghisap penis anak kandung dengan menghisap penis pria lain. Terdengar ocehan yang keluar darimulutnya tapi tidak terselesaikan, “ Gpp sayang, kamu bisa berbicara apa saja kepada Mama, keluarkan semua kata2 kotormu yang ada di dalam pikiranmu, aku akan sangat menyukainya.”, aku katakan hal ini sebelum aku memulai untuk sekali lagi melahap seluruh penisnya dengan kedalam mulutku, sekali lagi kepalaku terayun ayun keatas dan kebawah seirama semangat nafsu birahi anak ku yang sedang terbakar hebat dengan tusukan dan hentakan penisnya ke dalam mulutku, suara dari hisapan mulutku pada penisnya bergema sangat indah di kedua kuping kami, tapi aku sangat sulit untuk menceritakan suara terengah – engah dan erangan dari anak ku, karena aku yakin kalian pasti sudah bisa membayangkanya.

“Oohh...Fuck...itu rasanya enak banget Mam.” Akhirnya keluar juga kata2 seperti itu dari dalam mulutnya, sambil mengerang dan terengah – engah, dan makin membuatku menggila dan semakin liar, dan aku bisa merasakan pinggulnya naik dan turun seiring dengan naik turunnya kepalaku dan hisapan demi hisapan yang aku lakukan, perlahan lahan aku mencoba untuk menurunkan tempo hisapan ku agar dia bisa dengan leluasa melakukan sodokan-sodokan satu demi satu secara perlahan ke dalam mulutku yang aku biarkan terbuka.

Penis anak ku adalah penis terbaik yang pernah aku rasakan di dalam hidupku, lembut tapi terasa sangat tebal di lidah, dengan aroma wewangian anak anak yang beranjak puber, bagaikan rusa betina yang mencari aroma sang jantan, tercium aroma kejantanannya yang merasuk menyengat ke dalam hidungku dengan aroma yang sangat memabukan. Aku biarkan satu tanganku untuk menolong memberikan kocokan dan hisapan keibuan pada penis anakku, kuhisap kepala penisnya bersamaan dengan kocokan tanganku pada batangnya, mengocok batang penisnya naik turun secara teratur dan perlahan dengan tempo yang sama dengan hisapan mulutku pada kepala penisnya yang sudah basah berlumur oleh ludahku, dimana tanganku yang satu lagi mulai menggapai bagian tubuhku yang lain yang berada diantara kedua belah pahaku dan mulai meraba ,mengaduk Vaginaku dan menggosok klitoris ku yang sudah merengek rengek untuk sesuatu yang lebih dasyat, klitorisku bagaikan suatu tombol yang sangat sensitif dari semua bagian tubuhku. Sambil mulutku mengulum penis anak ku, aku dapat mendengar serangan-erangan yang keluar dari mulutku sendiri diatara besarnya sumpalan kepala penis anak ku, akibat gesekan-gesekan klitoris yang aku lakukan sendiri, hisapan yang kulakukan pada penis anak ku kadang terputus oleh erangan dan desahan yang keluar dari mulutku itu, walaupun begitu suara2 tersebut bergema di telinga anakku dan membuatnya semakin terangsang dengan debaran jantung didadanya yang bidang itu.

Sudah lebih dari sepuluh menit aku berlutut dan bergumul dengan Penis anak ku sendiri, menghisap penis anak lakiku tersayang, dan akhirnya aku mulai memutuskan bahwa diriku ingin yang lebih dari sekedar mengihisap dan menghisap, aku pikir aku tidak perlu mengkoreksi tindakan yang telah kami lakukan sepanjang waktu ini, pokoknya aku ingin lebih dari ini. Perlahan dan semakin pelan tempo hisapan ku terhadap penisnya, dan aku berhenti menhisap penisnya dan menarik mulutku dari kepala penisnnya. “ Apakah kamu mau menyetubuhi Mama-mu, Sayang?Apakah kamu mau memasukan penismu yang keras dan besar ini kedalam Vagina Mama yang sudah Basah?” Aku menayakan dengan suara yang agak serak, dan pelan kepada anak ku, dengan keadaan tanganku yang tetap mengocok pelan batang penis anak ku yang masih dibasahi oleh air liur ku, sambil menatap matanya dimana mataku sudah terbakar oleh hasrat gairah nafsu yang sudah lama aku bendung dan sudah lama sekali aku tidak merasakannya.

Dia menganggukan kepalanya dengan cepat untuk merespon pertanyaanku, dan dia mengatakan dengan lembut kepadaku, “ Iya Mam, aku mau menyetubuhi Mama dengan sangat hebat.” Oh Tuhan, mendengar perkataannya seperti itu darahku seperti mendidih dan membuat lutuku gemetar, serta wajahnya yang menimbulkan kesan keperkasaan membuatku hampir orgasme pada saat itu juga, tapi dapat kutahan sehingga cairan bening vaginaku semakin membasahi selakanganku.

Akhirnya aku membuka semua kimonoku yang masih tergantung di bahuku dan melemparkannya ke lantai, dan aku bergerak untuk berdiri tepat di sebelah meja. Aku rasakan udara yang dingin membelai kulitku sering dengan posisi badanku yang kurebahkan diatas meja, payudaraku terasa dingin ketika bersentuhan dengan meja, kubuka selebar lebarnya kaki ku sehingga bisa terlihat dengan jelas dari belakang lubang anus dan lubang vaginaku, dan aku dapat merasakan kebasahan dari vaginaku yang cairannya mulai mengalir dari bibir vagina ke selangkangan sampai pahaku bagian dalam. “ Ayo sayang, setubuhi aku, masukan penismu ke lubang Mama!!” Aku merengek kepada anak ku dengan rintihan – rintihan genit sambil sedikit menunggingkan pantat ku yang bulat dan montok ke udara agar vaginaku semakin merekah, dan aku siap menunggu hujaman penis anak ku, aku tidak perlu memohon atau mengemis kepada anak ku agar dia datang dan memasukan penisnya kedalam liang kenikmatan Ibu kandungnya yang sudah sedari tadi basah.

Aku menoleh kebelakang dan melihat anak ku bangkit berdiri dari kursinya dan terlihat jelas penis besarnya ter ayun – ayun karena pergerakan tubuh anak ku. Lalu aku bisa merasakan anak laki ku berada di belakang tubuhku dan mulai meraih kedua buah pantatku dengan kedua tangannya dan mulai membuka kondisi vaginaku yang memang sudah terbuka lebar dan jadinya semakin lebar untuk mengetahui liang kenikmatan itu, dengan erat dia mencengkram kedua bongkahan pantatku, dan aku meraih penisnya yang berada diatara selangkangan ku yang sudah sangat becek dan basah untuk menuntun penisnya memasuki Liang vagina ku yang sudah meneteskan cairan cairan bening.

Dengan keadaan bokongku yang sudah terbuka lebar, akhirnya aku bisa merasakan secara langsung ujung dari kepala Penis anak ku sudah menyentuh bibir Vagina ku dan perlahan kepala Penisnya yang besar mulai memasuki liang Vagina ku, aku mulai melakukan dorongan kebelakang sebagaimana juga dia anak ku melakukan dorongan kedepan, akhirnya penisnya membelesak menerobos masuk kedalam Liang Vaginaku dan mengisi penuh setiap ruang yang ada di dalam vagina ku, meskipun aku masih bisa merasakan beberapa inci batangnya yang belum masuk semua ke dalam Vagina ku. Dengan sekali sentakan kebelakang yang aku lakukan maka masuklah semua penisnya kedalam Vaginaku, penis ayahnya pun tidak sebesar yang dia miliki, dan rintihan kenikmatan mulai keluar dari mulutku sebagaimana anak ku juga memulai dengan perlahan untuk menggoyangakan pinggulnya untuk menyetubuhi diriku dengan lembut, dan aku juga membalas dorongannya dengan dorongan, agar memberikan rasa nikmat kepadanya, sebagaimana yang dilakukan semua pasangan secara manusiawi.

“Oh...shit sayang, Mama merasa sangat nyaman dengan penismu berada di dalam Mama”, aku katakana itu dengan rintihian kenikmatan yang kau rasakan ketika Pantat ku bersentuhan dengan selakangannya yang memposisikan penisnya sedang dalam keadaan penuh di dalam Vagina ku, “ Ayo sayang, berikan Mama hentakan yang lebih keras lagi.” Hampir saja aku mengemis kepadanya. Oh Tuhan, aku hanya ingin suatu persetubuhan yang sangat memuaskan, yang pastinya keinginan itu tidak bisa aku tahan.

Aku merasa berada dalam suatu kebahagiaan yang sulit untuk dilukiskan, saat Anak ku menggenggam erat pinggulku dengan kedua tangannya dan memulai untuk menghantamkan batang kenikmatan besarnya yang indah itu kedalam liang kenikmatan ku yang sudah sangat basah dan meneteskan cairan-cairan kewanitaan. Aku bisa mendengarkan suara-suara halus dari tabrakan antara selangkangan Anak ku dengan bokong ku, ditambah lagi dengan suara gemericik yang mengairahkan dari vagina ku yang basah, dan suara dari lenguhan anak ku yang keluar dari mulutnya ketika dia melakukan hujaman ke vaginaku dengan Monster penisnya. Dengan gaya semi doggy ini, dengan meja sebagai tumpuan ku, maka aku bisa merasakan sensasi dari tepukan demi tepukan buah zakar anak ku yang berbulu halus di bagian klitorisku dan membuat ku seperti lupa ingatan sesaat terbang ke nirwana. Kenikmatan yang kurasakan ini membuatku mulai mengeluarkan suara rintihan – rintihan keras, dan lupa diri bahwa aku adalah ibu kandung dari anaku, aku seperti menuju kepada suatu tempat yang sangat liar sebagaimana aku pergi kepada suatu bintang yang terlihat sangat jauh dari mataku, dan suatu gairah mulai terbakar dalam naluriku yang sedikit demi sedikit mulai terbangun untuk suatu tujuan yaitu kenikmatan dari suatu kepuasan orgasme yang dimainkan secara keras.

Sudah setengah jam kami bergumul, dia masih tetap menyetubuhi ku dengan posisi yang sama, membungkuk dengan meja sebagai penopangku, sementara aku berusaha dengan sekuat tenaga yang tersisa menahan klimaks yang sudah mulai merongrong ku menuju orgasme, aku berusaha menahan itu untuk memperpanjang situasi persetubuhan sedarah ini sampai dengan saat-saat aku tidak bisa menahannya lagi. Aku bertahan dengan mengencangkan otot otot vaginaku agar aku tidak orgasme pada saat itu, karena aku mau suatu persetubuhan yang sangat panjang, hal ini malah membuat anakku tambah liar dengan sodokan nya, karena sodokannya yang sangat liar aku bisa merasakan vaginaku seperti sebuah bendungan yang sudah mulai banjir dan siap meluapkan semua cairan kenikmatan seorang wanita, tubuhku bergetar sangat hebat bagaikan diterpa oleh gelombang yang sangat keras, belum, aku belum orgasme, aku hanya menahan orgasme ini, yang membuat aku semakin meracau liar untuk menuju puncak kenikmatan dari sebuah persetubuhan sedarah antara Ibu dan anak lakinya.

“Oh Tuhan, Sayaaaang....Mama keluar, Naaak...aaakhhh...”, aku berteriak, akhirnya aku mengalami orgasme tidak lama setelah aku bertahan untuk menahan orgasme itu, aku terengah – engah merasakan oragasme ini, aku merintih keenakan sambil minggit bibir ku sendiri, saat Vagina ku mulai bergetar dengan hebatnya, berpacu dengan nikmatnya siksaan gairah persetubuhan terlarang yang memaksa ku untuk orgasme, klimaks yang sangat manis mencengkram naluriku dengan sangat kuat, dan cairan kewanitaan yang bening seperti madu keluar dari vaginaku dengan tersembur kepada penis anakku yang sedang keluar masuk di dalam Vaginaku, semakin memperlancar perjalanan batang penis anakku untuk keluar masuk Vaginaku dengan kasar dan liar, cairan lengket tetapi sangat licin yang ikut melumasi pergesekan sedarah ini, oragsme ini membuat ku mencengkram erat pinggiran meja, dan membuatku seperti terdongak keatas sambil menerima sodokan-sodakan anakku yang membuat payudaraku bergoyang dengan hebatnya.

Setelah beberapa saat aku merasakan nikmatnya orgasme, anakku tetap melakukan penetrasi penetrasi keras kepada liang Vaginaku, dan aku menghentikan penetrasi tersebut, “ Sebentar sayang, kita lakukan dengan posisi yang berbeda, biarkan mama membalik Badan mama.” Anak ku mencabut penisnya dari Vaginaku, dan aku bangkit dan memutar tubuhku, lalu duduk diatas meja dan mengangkat serta melebarkan kaki ku selabar lebarnya untuknya, agar dia bisa dengan jelas melihat vaginaku sama seperti gaya pada waktu malam itu dia melihatku sedang bermasturbasi di kamarku. Dengan posisi dan gaya seperti ini, aku dapat melihat mimik wajahnya dengan sempurna, wajah anak lelaki ku yang tampan masih kekanak kanakan yang mengucurkan keringat, dan tatapan matanya yang sangat bergairah terbakar oleh nafsu seksual yang sangat tinggi.

Sekali lagi aku raih Penisnya yang basah dan lengket karena cairan oragasme ku dengan genggaman tangan ku, untuk menuntunnya kembali masuk kedalam liang vaginaku yang hangat. Dengan sekali dorongan pinggulnya, penisnya masuk kembali kedalam vaginaku, dan kembali membawa perasaan kasih sayangku sebagai seorang ibu kandungnya kedalam suatu sensasi yang menakjubkan, dan sekali lagi persetubuhan sedarah itu dimulai yang mungkin merupakan wujud bahwa memang kiamat sudah dekat. Aku bisa mendengar bunyi dari meja yang aku khawatirkan patah, seiring dengan ayunan pinggul anakku yang terangkat seperti didongkrak dan meluncur menghantamkan penisnya kedalam Vaginaku. “ Ya, seperti itu sayang, setubuhi Mama sesukamu, lebih keras lagi sayang,....aaakhhh...buat mama ketagihan akan penis mu!!” Aku mengerang sambil meracau seperti pelacur, dan aku melingkarkan kedua kaki ku di pinggangnya mengunci pinggangnya dengan jepitan paha ku yang halus, aku tidak mau dia mencabut penisnya dari ku atau seperti aku tidak mau kehilangan dia. Hujaman demi hujaman penisnya yang mengantam vaginaku masuk semakin dalam dan sampai menerobos kedalam rahimku.

Ya Tuhan, ternyata dia tau betul bagaimana caranya bercinta, sehingga aku tidak perlu menunggu lama untuk merasakan seluruh penisnya masuk dan meluncur di sepanjang titik rangsangku. Sementara itu aku merasakan gelombang pasang surut klimax mulai menerpa ku kembali, kali ini aku harus bisa menahanya, aku menatap wajah anakku yang ternyata mungkin tidak lama lagi akan orgasme, aku rasakan penisnya mulai berdenyut kuat di dalam vaginaku yang siap untuk menyemprotkan cairan putih pekatnya.

Secepatnya aku tegakan badanku dan aku peluk Anakku sedekat dan serat mungkin dengan melingkarkan tanganku dilehernya dan kakiku melingkar erat di pinggangnya, seiring dia tetap melakukan penetrasi penetrasi liarnya terhadap diriku kedalam vaginaku tanpa mengenal rasa ampun. “Aaaaakkkhhhhh....Mmmmmpphhhh.....Ya Tuhan, Mama Keluar lagi sayang...ssshhhhh Ooohhh...!!!”, aku hampir berteriak di kuping anak ku seiring dengan orgasme ku untuk yang kedua kalinya, kali itu aku sungguh-sungguh kehilangan kontrol dan terlihat sangat liar, aku meng-eratkan lingkaran lengan dan pahaku pada tubuh anak ku sampai pantatku sedikit terangkat dari meja, yang semakin memudahkan hujaman-hujaman penisnya menerobos masuk sampai ke rahimku.

“ Ah Sial, aku juga mau keluar Mam”, belum selesai aku oragasme tiba-tiba anakku melenguh dan berkata seperti itu, sambil mencengkram bahuku, tetapi dia tidak mengeluarkan penisnya dari dalam vaginaku, dia terus menyodok vaginaku lebih dalam dan semakin dalam.

“ Keluarin sayang, keluarin aja jangan ditahan, keluarin aja di dalam !!” Aku instruksikan hal tersebut kepada anakku, yang memang situasi itu sudah tidak mungkin lagi untuk ditahan atau ditunda. “ semprotkan semua sperma mu kedalam Vagina Mama, Sayang!!!” Aku menyerukan kalimat itu kepada anak ku seiring dengan oragasme keduaku yang masih berlangsung panjang, yang membuatku lupa untuk berteriak puas karenanya, dan cairan kewanitaan ku mulai membanjiri dan menyembur bersamaan dengan kepuasan klimaks yang sedang dialami oleh anakku.

Aku bisa merasakan dua sampai tiga kali sodokan keras dan dalam sampai terasa ke dalam rahimku, waktu anak ku mengalami orgasme. Saat sodokan itu juga aku merasakan penis anakku mengembang besar di dalam Vaginaku lalu aku merasakan sesuatu yang hangat yang ternyata dia mulai menyeprotkan cairan kejantanannya yang kental dan pekat secara bertubi - tubi kedalam rahim ku, rahim dimana dia dulu dibuat, dan rahim dimana dulu dia tinggal selama 9 bulan dikandunganku, dan sekarang dia telah menumpahkan semua benihnya kepada indung telurku, dia telah membuahi ibunya sendiri, dan aku pasrah menerima benihnya untuk jatuh dan membuahi indung telurku. Pompaan demi pompaan penisnya mengeluarkan sperma pekat, dan sekarang sperma itu telah bergabung dan tercampur dengan cairan kewanitaanku, dan terikat menjadi satu oleh karena persetubuhan sedarah yang kami lakukan.

Setelah kami mencapai klimaks dari suatu orgasme secara bersamaan, aku langsung membaringakan tubuhku diatas meja dengan kakiku yang tergantung ke bawah, payudaraku terlihat dengan jelas dan tubuhku seperti mengkilat terbasahi oleh keringat. Anak ku mencabut penisnya dari vagina ku, dan aku merasakan Cairan kami berdua keluar mengalir dari liang Vaginaku menyusuri pahaku bagian dalam sampai kebetis dan akhirnya jatuh menetes ke lantai. Cairan putih sperma yang tadinya sangat kental telah berubah agak encer karena telah bercampur dengan cairan kewanitaanku. Lalu anak ku membaringkan badannya diatas tubuku, dengan kepalanya yang bersandar diatara kedua payudaraku yang besar, padat dan empuk. Tenaga kami benar – benar seperti terkuras, tapi kami merasa sangat senang dan puas. Lalu dia melihat kearah wajaku dan menatapku dengan tatapan mata yang dipenuhi dengan air mata, dan aku tidak akan pernah melupakan perkataannya kepadaku pada saat itu, “ Aku sayang sama Mama”, sepanjang hidupku aku akan terus mengingat kata-kata itu. Aku mengerti, apa yang dia katakan tadi bukan hanya saja dia menyayangiku sebagai seorang ibu, tapi maknanya jauh lebih luas, sebagai istri, teman, pacar dan segalanya. Yang pastinya menjadi seseorang yang terindah di dalam hidupnya. Begitu pula sebaliknya dengan diriku kepadanya.

“Mama juga sayang kamu”, aku membalas perkataannya dengan naluri keibuan yang pasti berbeda dengan wanita yang lain, kutarik tubuhnya sedikit keatas lebih dekat ke wajahku. Sepertinya kasih sayang kami berdua lebih dari kasih sayang antara ibu dan anak, seiring dengan penisnya yang berangsur-angsur mengecil dan buah zakarnya merapat pada vagina ku.

Atas kejadian itu, aku baru menyadari bahwa kami sempat kehilangan suatu kasih sayang yang tersembunyi, suatu hasrat yang terpendam selama ini, dan akhirnya kami bisa menemukan inti dari kasih sayang itu. Tetapi keadaan aslinya dari dunia ini jauh berbeda dengan keadaan kami sekarang, dibatasi oleh Moral, semua berjalan dengan tidak adil dan kejam tentang hubungan kami.

Untuk sekarang, aku akan menutup cerita ini rapat-rapat. Tapi memang banyak kejadian dan petualangan persetubuhan atau percintaan sedarah kami yang belum aku ceritakan lagi semenjak kejadian pagi itu dan setelah kejadian ini, petualangan cinta terlarang antara aku dan Anak laki ku. Mudah-mudahan, atau mungkin, dikemudian hari aku akan menceritakan kisah kami kembali. Mungkin.