silahkan dibaca

cara bercinta untuk harmosnis

NANTI ADA YANG LIHAT

jangan dibuka mas ya!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

JANGAN SAMPAI MAMA TAU

PELAN PELAN DIBELAHNYA.

TAK ADA COWOK CEWEK PUN JADI

LEPASKAN HASRAT INI

BISA NGAK PUASIN AKU

KESEPIAN SAMAPI GATAL.

Selasa, 18 Oktober 2011

Cerita Seks Treesome Lesbian Vera Dan Teman Cowoknya

Cerita seks ini kualami secara tidak sengaja, ketika aku menceritakan cerita seks ini aku sudah menjadi maniak seks lesbian, dan kurasakan seks sejenis itu sungguh luar biasa nikmatnya. Hal ini membuatku ketagihan seks, meskipun awalnya kualami itu aku merasakan sangat tidak nyaman namun lama-kelamaan aku merasakan juga kenikmatan dalam berhubungan seks. Hingga akhirnya bisa kuceritakan cerita dewasa seks ini. Ok kenalin dulu ya, nama saya Dinda, sebenarnya itu bukan nama asli saya. menurut orang, wajah saya cantik sekali. Mataku yang sayu sering membuat pria tergila-gila padaku. Saya sendiri tidak GR tapi saya merasa pria banyak yang ingin bersetubuh dengan saya. Saya senang saja karena pada dasarnya saya juga senang ML.

Saya dibesarkan di keluarga yang taat beragama. Dari SD hingga SMP saya disekolahkan di sebuah sekolah berlatar belakang agama. Sebenarnya dari kelas 6 SD, gairah seksual saya tinggi sekali tetapi saya selalu berhasil menekannya dengan membaca buku.

Selesai SMP tahun 1989, saya melanjutkan ke SMA negeri di kawasan bulungan, Jakarta Selatan.
Di hari pertama masuk SMA, saya sudah langsung akrab dengan teman-teman baru bernama Vera, Angki dan Nia. Mereka cantik, kaya dan pintar. Dari mereka bertiga, terus terang yang bertubuh paling indah adalah si Vera.
Tubuh saya cenderung biasa saja tetapi berbuah dada besar karena dulu saya gemuk, tetapi berkat diet ketat dan olah raga gila-gilaan, saya berhasil menurunkan berat badan tetapi payudaraku tetap saja besar.
Di suatu hari Sabtu, sepulang sekolah kami menginap ke rumah Vera di Pondok Indah. Rumah Vera besar sekali dan punya kolam renang. Di rumah Vera, kami ngerumpi segala macam hal sambil bermalas-malasan di sofa. Di sore hari, kami berempat ganti baju untuk berenang.

Di kamar Vera, dengan cueknya Vera, Angki dan Nia telanjang didepanku untuk ganti baju. Saya awalnya agak risih tetapi saya ikut-ikutan cuek. Saya melirik tubuh ketiga teman saya yang langsing. Ku lirik selangkangan mereka dan bulu kemaluan mereka tercukur rapi bahkan Vera mencukur habis bulu kemaluannya. Tiba-tiba si Nia berteriak ke arah saya..
“Gile, jembut Dinda lebat banget”

Kontan Vera dan Angki menengok kearah saya. Saya menjadi sedikit malu.
“Dicukur dong Dinda, enggak malu tuh sama celana dalam?” kata Angki.
“Gue belum pernah cukur jembut” jawabku.
“Ini ada gunting dan shaver, cukur aja kalau mau” kata Vera.

Saya menerima gunting dan shaver lalu mencukur jembutku di kamar mandi Vera. Angki dan Nia tidak menunggu lebih lama, mereka langsung menceburkan diri ke kolam renang sedangkan Vera menunggui saya. Setelah mencoba memendekkan jembut, Vera masuk ke kamar mandi dan melihat hasil saya.

“Kurang pendek, Dinda. Abisin aja” kata Vera.
“Nggak berani, takut lecet” jawabku.
“Sini gue bantuin” kata Vera.

Vera lalu berjongkok di hadapanku. Saya sendiri posisinya duduk di kursi toilet. Vera membuka lebar kaki saya lalu mengoleskan shaving cream ke sekitar vagina. Ada sensasi getaran menyelubungi tubuhku saat jari Vera menyentuh vaginaku. Dengan cepat Vera menyapu shaver ke jembutku dan menggunduli semua rambut-rambut didaerah kelaminku.

Tak terasa dalam waktu 5 menit, Vera telah selesai dengan karyanya. Ia mengambil handuk kecil lalu dibasahi dengan air kemudian ia membersihkan sisa-sisa shaving cream dari selangkanganku.
“Bagus kan?” kata Vera.

Saya menengok ke bawah dan melihat vaginaku yang botak seperti bayi. OK juga kerjaannya. Vera lalu jongkok kembali di selangkanganku dan membersihkan sedikit selangkanganku.
“Dinda, elo masih perawan ya?” kata Vera.
“Iya, kok tau?”
“Vagina elo rapat banget” kata Vera.

Sekali-kali jari Vera membuka bibir vagina saya. Nafasku mulai memburu menahan getaran dalam tubuhku. Ada apa ini? Tanya saya dalam hati. Vera melirik ke arahku lalu jarinya kembali memainkan vaginaku.

“Ooh, Vera, geli ah”

Vera nyengir nakal tapi jarinya masih mengelus-elus vaginaku. Saya benar-benar menjadi gila rasanya menahan perasaan ini. Tak terasa saya menjambak rambut Vera dan Vera menjadi semakin agresif memainkan jarinya di vaginaku. Dan sekarang ia perlahan mulai menjilat vagina saya.

“memek kamu wangi”
“Jangan Vera” pinta saya tetapi dalam hati ingin terus dijilat.

Vera menjilat vagina saya. Bibir vagina saya dibuka dan lidahnya menyapu seluruh vagina saya. Klitorisku dihisap dengan keras sehingga nafas saya tersentak-sentak. Saya memejamkan mata menikmati lidah Vera di vaginaku. Tak berapa lama saya merasakan lidah Vera mulai naik kearah perut lalu ke dada. Hatiku berdebar-debar menantikan perbuatan Vera berikutnya. Dengan lembut tangan Vera membuka BH-ku lalu tangan kanannya mulai meremas payudara kiriku sedangkan payudara kananku dikulum oleh Vera. Inikah yang namanya seks? Tanyaku dalam hati. 18 tahun saya mencoba membayangkan kenikmatan seks dan saya sama sekali tak membayangkan bahwa pengalaman pertamaku akan dengan seorang perempuan. Tetapi nikmatnya luar biasa. Vera mengulum puting payudaraku sementara tangan kanannya sudah kembali turun ke selangkanganku dan memainkan klitorisku. Saya menggeliat-geliat menikmati sensualitas dalam diriku. Tiba-tiba dari luar si Nia memanggil..

“Woi, lama amat di dalam. Mau berenang enggak?”

Vera tersenyum lalu berdiri. Saya tersipu malu kemudian saya bergegas memakai baju berenang dan kami berdua menyusul kedua teman yang sudah berenang. Di malam hari selesai makan malam, kita berempat nonton TV dikamar Vera. Oiya, orang tua Vera sedang keluar negeri sedangkan kakak Vera lagi keluar kota karenanya rumah Vera kosong. Setelah bosan menonton TV, kami menggosipkan orang-orang di sekolah. Pembicaraan kami ngalor-ngidul hingga Vera membuat topik baru dengan siapa kita mau bersetubuh di sekolah. Angki dan Nia sudah tidak perawan sejak SMP. Mereka berdua menceritakan pengalaman seks mereka dan Vera juga menceritakan pengalaman seksnya, saya hanya mendengarkan kisah-kisah mereka.

“Kalau gue, gue horny liat si Ari anak kelas I-6″ kata Nia.
“Iya sama dong, tetapi gue liat horny liat si Marcel. Kayaknya kontolnya gede deh” kata Angky.
“Terus terang ya, gue dari dulu horny banget liat si Alex. Sering banget gue bayangin ****** dia muat enggak di vagina gue. Sorry ya Vera, gue kan tau Alex cowok elo” kata saya sambil tersenyum.
“Hahaha, nggak apa-apa lagi. Banyak kok yang horny liat dia. Si Angky dan Nia juga horny” kata Vera. Kami berempat lalu tertawa bersama-sama.

Di hari Senin setelah pulang sekolah, Vera menarik tangan saya.

“Eh Dinda, beneran nih elo sering mikirin Alex?”
“Iya sih, kenapa? Nggak apa-apa kan gue ngomong gitu?” tanya saya.
“Nggak apa-apa kok. Gue orangnya nyantai aja” kata Vera.
“Pernah kepikiran enggak mau ML?” Vera kembali bertanya.
“Hah? Dengan siapa?” tanya saya terheran-heran.
“Dengan Alex. Semalam gue cerita ke Alex dan Alex mau aja ML dengan kamu”
“Ah gila loe Vera” jawab saya.
“Mau enggak?” desak Vera.
“Terus kamu sendiri gimana?” tanya saya dengan heran.
“Saya sih cuek aja. Kalo bisa bikin teman senang, kenapa enggak?” kata Vera.
“Ya boleh aja deh” kata saya dengan deg-degan.
“Mau sekarang di rumahku?” kata Vera.
“Boleh”

Saya naik mobil Vera dan kami berdua langsung meluncur ke Pondok Indah. Setiba di sana, saya mandi di kamar mandi karena panas sekali. Sambil mandi, perasaan saya antara tegang, senang, merinding. Semua bercampur aduk. Selesai mandi, saya keluar kamar mandi mengenakan BH dan celana dalam. Saya pikir tidak ada orang di kamar. Saya duduk di meja rias sambil menyisir rambutku yang panjang. Tiba-tiba saya kaget karena Vera dan Alex muncul dari balkon kamar Vera. Rupanya mereka berdua sedang menunggu saya sambil mengobrol di balkon.

“Halo Dinda” kata Alex sambil tersenyum.

Saya membalas tersenyum lalu berdiri. Alex memperhatikan tubuhku yang hanya ditutupi BH dan celana dalam. Tubuh Alex sendiri tinggi dan tegap. Alex masih campuran Belanda Menado sehingga terlihat sangat tampan.
“Hayo, langsung aja. Jangan grogi” kata Vera bagaikan germo.

Alex lalu menghampiriku kemudian ia mencium bibirku. Inilah pertama kali saya dicium di bibir. Perasaan hangat dan getaran menyelimuti seluruh tubuhku. Saya membalas ciuman Alex dan kita berciuman saling berangkulan. Saya melirik ke Vera dan saya melihat Vera sedang mengganti baju seragamnya ke daster. Alex mulai meremas-remas payudaraku yang berukuran 34C. Saya membuka BH-ku sehingga Alex dengan mudah dapat meremas seluruh payudara. Tangan kirinya diselipkan kedalam celana dalamku lalu vaginaku yang tidak ditutupi sehelai rambut mulai ia usap dengan perlahan. Saya menggelinjang merasakan jari jemari Alex di selangkanganku. Alex lalu mengangkat tubuhku dan dibaringkan ke tempat tidur. Alex membuka baju seragam SMA-nya sampai ia telanj*ng bulat di hadapanku. Mulut saya terbuka lebar melihat kont*l Alex yang besar. Selama ini saya membayangkan kont*l Alex dan sekarang saya melihat dengan mata kapala sendiri kont*l Alex yang berdiri tegak di depan mukaku. Alex menyodorkan kontolnya ke muka saya. Saya langsung menyambutnya dan mulai mengulum kontolnya. Rasanya tidak mungkin muat seluruh kontolnya dalam mulutku tetapi saya mencoba sebisaku menghisap seluruh batang kont*l itu.

Saya merasakan tangan Alex kembali memainkan vaginaku. Gairah saya mulai memuncak dan hisapanku semakin kencang. Saya melirik Alex dan kulihat ia memejamkan matanya menikmati kontolnya dihisap. Saya melirik ke Vera dan Vera ternyata tidak mengenakan baju sama sekali dan ia sudah duduk di tempat tidur. Alex lalu membalikkan tubuhku sehingga saya dalam posisi menungging.

Saya agak bingung karena melihat Vera bersimpuh dibelakang saya. Ah ternyata Vera kembali menjilat vagina saya. Nafas saya memburu dengan keras menikmati jilatan Vera di kemaluan saya. Di sebelah kanan saya ada sebuah kaca besar dipaku ke dinding. Saya melirik ke arah kaca itu dan saya melihat si Alex yang sedang menyetubuhi Vera dalam posisi doggy style sedangkan Vera sendiri dalam keadaan disetubuhi sedang menikmati vaginaku.
Wah ini pertama kali saya melihat ini. Saya melihat wajah Alex yang ganteng sedang sibuk ******* dengan Vera. Gairah wajah Alex membuat saya semakin horny. Sekali-kali lidah Vera menjilat anus saya dan kepalanya terbentur-bentur ke pantat saya karena tekanan dari tubuh Alex ke tubuh Vera. Tidak berapa lama, Alex menjerit dengan keras sedangkan Vera tubuhnya mengejang. Saya melihat kont*l Alex dikeluarkan dari vagina Vera. Air maninya tumpah ke pinggir tempat tidur.

Alex terlihat terengah-engah tetapi matanya langsung tertuju ke vagina saya. Bagaikan sapi yang akan dipotong, Alex dengan mata liar mendorong Vera ke samping lalu ia menghampiri diriku. Alex mengarahkan kontolnya yang masih berdiri ke vaginaku. Saya sudah sering mendengar pertama kali seks akan sakit dan saya mulai merasakannya. Saya memejamkan mata dengan erat merasakan kont*l Alex masuk ke vaginaku. Saya menjerit menahan perih saat kont*l Alex yang besar mencoba memasuki vaginaku yang masih sempit. Vera meremas lenganku untuk membantu menahan sakit.
“Aduh, tunggu dong, sakit nih” keluh saya.

Alex mengeluarkan sebentar kontolnya kemudian kembali ia masukkan ke vaginaku. Kali ini rasa sakitnya perlahan-lahan menghilang dan mulai berganti kerasa nikmat. Oh ini yang namanya kenikmatan surgawi pikir saya dalam hati. kont*l Alex terasa seperti memenuhi seluruh vaginaku. Dalam posisi nungging, saya merasakan energi Alex yang sangat besar. Saya mencoba mengimbangi gerakan tubuh Alex sambil menggerakkan tubuhku maju mundur tetapi Alex menampar pantatku.
“Kamu diam aja, enggak usah bergerak” katanya dengan galak.

“Jangan galak-galak dong, takut nih Dinda” kata Vera sambil tertawa. Saya ikut tertawa.
Vera berbaring di sebelahku kemudian ia mendekatkan wajahnya ke diriku lalu ia mencium bibirku! Wah, bertubi-tubi perasaan menyerang diriku. Saya benar-benar merasakan semua perasaan seks dengan pria dan wanita dalam satu hari. Awalnya saya membiarkan Vera menjilat bibirku tetapi lama kelamaan saya mulai membuka mulutku dan lidah kami saling beradu.

Saya merasakan tangan Alex yang kekar meremas-remas payudaraku sedangkan tangan Vera membelai rambutku. Saya tak ingin ketinggalan, saya mulai ikut meremas payudara Vera yang saya taksir berukuran 32C. Kurang lebih lima menit kita bertiga saling memberi kenikmatan duniawi sampai Alex mencapai puncak dan ia ejakulasi. Saya sendiri merasa rasanya sudah orgasme kurang lebih 4 kali. Alex mengeluarkan kontolnya dari vaginaku dan Vera langsung menghisap kontolnya dan menelan semua air mani dari kont*l Alex.

Saya melihat Alex meraih kantong celananya dan mengambil sesuatu seperti obat. Ia menelan obat itu dengan segelas air di meja rias Vera. Saya melihat kont*l Alex yang masih berdiri tegak.

Dalam hati saya bertanya-tanya bukankah setiap kali pria ejakulasi pasti kontolnya akan lemas? Kenapa Alex tidak lemas-lemas? Belakangan saya tau ternyata Alex memakan semacam obat yang dapat membuat kontolnya terus tegang.

Setelah minum obat, Alex menyuruh Vera berbaring ditepi tempat tidur lalu Alex kembali ******* dengan Vera dalam posisi missionary. Vera memanggil saya lalu saya diminta berbaring diatas tubuh Vera. Dengan terheran-heran saya ikuti kemauan Vera.

Saya menindih tubuh Vera tetapi karena kaki Vera sedang ngangkang karena dalam posisi *******, terpaksa kaki saya bersimpuh disebelah kiri dan kanan Vera. Saya langsung mencium Vera dan Vera melingkarkan lengannya ke tubuhku dan kami berdua berciuman dengan mesra. Saya merasakan tangan Alex menggerayangi seluruh pantatku.

Ia membuka belahan pantatku dan saya merasakan jarinya memainkan anusku.
Saya menggumam saat jarinya mencoba disodok ke anusku tetapi Alex tidak melanjutkan. Beberapa menit kemudian, Vera menjerit dengan keras. Tubuhnya mengejang saat air mani Alex kembali tumpah dalam vaginanya. Saya mencoba turun dari pelukan Vera tetapi Vera memeluk tubuhku dengan keras sehingga saya tidak bisa bergerak. Tak disangka, Alex kembali menyodorkan kontolnya ke vaginaku.

Saya yang dalam posisi nungging di atas tubuh Vera tidak bisa menolak menerima kont*l Alex.
Alex kembali memompakan kontolnya dalam vaginaku. Saya sebenarnya rasanya sudah lemas dan akhirnya saya pasrah saja disetubuhi Alex dengan liar. Tetapi dalam hatiku saya senang sekali dientotin. Berkali-kali kont*l Alex keluar masuk dalam vaginaku sedangkan Vera terus menerus mencium bibirku.

Kali ini saya rasa tidak sampai 3 menit Alex ******* dengan saya karena saya merasakan cairan hangat dari kont*l Alex memenuhi vaginaku dan Alex berseru dengan keras merasakan kenikmatan yang ia peroleh. Saya sendiri melenguh dengan keras. Seluruh otot vaginaku rasanya seperti mengejang. Saya cengkeram tubuh Vera dengan keras menikmati sensual dalam diriku.
Alex lalu dalam keadaan lunglai membaringkan dirinya ke tempat tidur. Vera menyambutnya sambil mencium bibirnya. Mereka berdua saling berciuman. Saya berbaring disebelah kiri Alex sedangkan Vera disebelah kanannya. Kita bertiga tertidur sampai jam 5 sore. Setelah itu saya diantar pulang oleh Vera.
****
Itu adalah pengalaman seksku yang sangat berkesan. Bertahun-tahun kemudian saya sering horny tetapi saya harus memendam perasaan itu karena belum tahu cara melampiaskannya. Dan sekarang saya merasa senang sekali karena akhirnya bisa merasakan kenikmatan bersetubuh baik dengan pria maupun wanita. Masing-masing ternyata mempunyai kenikmatan tersendiri.

Akibat Korban Jaman sex

"Maa.. Mamaa.." Adi (16 tahun) memanggil ibunya (Sri, 42 tahun) yang memang sudah 2 hari selalu di rumah, karena cuti selama 12 hari kerja untuk mengurus pernikahan kakak perempuan Adi yang bernama Surti (22 tahun).
Ternyata ia tidak mendapat jawaban, lalu terdengar langkah orang berjalan mendekati diri Adi, ternyata Sasma, pembatunya yang sudah bekerja di rumah Adi sejak 4 tahun yang lalu (waktu itu Adi berusia 12 tahun).

Bersamaan dengan meninggalnya ayah Adi karena kecelakaan lalu lintas, Ibu Adi mengambil keputusan untuk bekerja, karena alasan untuk mempertahankan kehidupan keluarga dan membiayai sekolah anak-anaknya. Sejak saat itu mereka tinggal hanya berempat termasuk Sasma.

"Nyonya sedang tidur Den.., di kamar atas.. Kata nyonya, kalo Den Adi ada perlu bangunin aja.."
"Iya deh Bi.. nanti saya ke atas.."
Adi membuka sepatunya dan melangkah ke lantai atas rumahnya. Adi berniat mengetuk pintu, tapi ia mengurungkan niatnya karena dilihatnya bahwa pintu kamar ibunya tidak tertutup dengan sempurna, sehingga masih terdapat celah yang cukup besar untuk melihat keadaan di dalam kamar.
Adi mencoba mengintip ke dalam kamar, dan terdiam sesaat karena melihat ibunya sedang tertidur lelap dan roknya tersingkap sampai ke perut. Terlihat ibunya mengenakan celana dalam yang terbuat dari nylon, dan terlihat sangat menggairahkan. Adi memang sudah biasa melihat pemandangan seperti ini, bahkan ia sering melihat ibunya bila sedang ganti pakaian, dan Sri memang tidak memperdulikan keberadaan anaknya pada saat ia sedang dalam keadaan setengah telanjang. Sri memang berumur kepala empat, tetapi ia sangat menjaga kebugaran tubuhnya dengan selalu mengikuti latihan-latihan aerobic di kantornya, jadi meskipun sudah berumur, Sri masih memiliki tubuh yang indah dan sexy, itulah sebabnya Adi mengagumi ibunya.

Tetapi kali ini Adi merasakan ada perasaan lain yang menjalar di seluruh tubuhnya, ia membuka pintu dengan perlahan dan masuk dengan mengendap-endap, dengan harapan bahwa kedatangannya tidak diketahui oleh Sri. Mata Adi menatap nanar ke arah selangkangan Sri, terlihat dengan jelas gundukan yang menyembul lembut di balik bahan nylon putih, dan terlihat samar-samar bulu-bulu hitam yang membuat Adi menelan ludah.

Adi mencoba ingin menyentuh paha mulus Sri, tapi sejenak ia mengurungkan niatnya, dan ia sempat berpikir akibat perbuatan yang akan dilakukannya. Ia merasa takut kalau-kalau nantinya Sri akan marah dan menghukum dirinya, dan Adi berusaha menekan nafsunya dengan berkata dalam hati bahwa apa yang dilakukannya adalah salah, karena Sri adalah ibu kandungnya. Adi tetap berdiri di sebelah tempat tidur dengan pandangan matanya tidak lepas dari tubuh Sri.

Entah setan apa yang mempengaruhinya, Adi mengulurkan tangannya dan mulai mengelus-elus paha Sri. Pada saat elusan tangan Adi hampir sampai ke pangkal paha ternyata Sri terbangun dan lagnsung menarik diri mengambil posisi duduk di atas kasur sambil membereskan pakaiannya. Adi terperanjat dan ketakutan setengah mati, tapi apa mau dikata, semuanya telah terjadi, Adi terdiam menunggu apapun yang akan terjadi selanjutnya.

"Kamu sudah pulang sekolah..? Mama pikir siapa..," Sri menegur Adi dengan nada yang sama sekali tidak terlihat marah.
Mendengar nada bicara ibunya, Adi yakin bahwa ibunya tidak marah kepadanya, Adi hanya mengangguk menjawab pertanyaan ibunya.
"Kamu sudah makan..?" tanya Sri.
"Belon nih Ma.. Tapi Adi sudah jajan Mie Ayam disekolahan, jadi masih kenyang..," jawab Adi sambil mengambil posisi duduk di pinggiran tempat tidur.

Adi duduk sambil memandang ke arah dada Sri yang memang tidak memakai bra. Sri menyadari bahwa anak sebaya Adi memang sedang terobsesi dengan lawan jenis.
Dengan tersenyum dan mengusap pipi Adi, Sri berkata, "Kamu liat apa sih, ko sampe bengong gitu..?"
"Ah nggak Ma.." jawab Adi grogi.
"Wajar ko, kalo seusia kamu berbuat seperti itu, tapi jangan ke Mama, soalnya Mama kan ibu kamu.."
"Adi kan cuma liat Ma.."
"Apa yang kamu liat..? Waktu kecil kamu minum susu dari sini." kata Sri sambil memegang tete sebelah kiri dengan tangan kanannya.

"Kalo sekarang susunya masih ada nggak Ma..?" Adi bertanya dengan lugu dan manjanya.
"Ya.. enggak lah.."
"Boleh nggak Adi cobain nyusu lagi..? Kan Adi udah lupa rasanya.."
"Ih.. kamu ini apa sih, udah gede ko masih kolokan.."
"Ya Mama.. sebentar.. ajaa.. Ya Ma.. Yaa..?"

Sri berpikir sejenak sebelum memberi keputusan, Sri memang berpikir bahwa permintaan Adi menyalahi aturan, tapi ia tidak ingin mengecewakan Adi, toh tidak ada salahnya kalau cuma sebentar pikir Sri.
Sri lalu mengangguk tanda setuju dan membuka bagian atas dasternya, dan mengeluarkan payudaranya sambil berkata, "Tapi kamu janji cuman sebentar yaa.."
Adi tersenyum dan mendekatkan mulutnya ke arah puting susu Sri.

Saat mulut Adi mengulum, Sri merasakan seluruh tubuhnya bagai tersengat aliran listrik, karena memang sudah empat tahun ia tidak merasakan bagian-bagian sensitif di tubuhnya disentuh oleh laki-laki. Adi bukan cuma mengulum, tetapi juga memainkan lidahnya di sekitar puting susu Sri, Sri menikmatinya untuk sesaat dan dia berusaha mendorong Adi yang mulai keasikan. Adi menahan dorongan Sri dan tetap pada posisi mengulum puting Sri.

"Adi.. cukup sayang.., udahan yaa..!"
Adi tidak menjawab dan tetap pada aksinya, malah Adi memberanikan diri menambah aksinya dengan mengelus paha ibunya. Sri mendorong Adi dengan sekuat tenaga sampai Adi terjatuh ke lantai. Sri membalikkan badan dan tidur telungkup sambil membenamkan wajahnya ke bantal. Adi berdiri dan berjalan ke arah lain sisi tempat tidur, dan duduk di tepian tempat tidur. Kini posisi Adi dan Sri saling membelakangi.

Adi berusaha memecahkan keheningan di dalam kamar itu dengan bertanya, "Mama marah sama Adi Ya..? Maafin Adi ya Maa.. Adi janji nggak lagi-lagi deh Ma.."
"Mama nggak marah ko Di.. Mama cuma inget sama Papa, dan Mama takut.. keterusan, lagipula apa yang kita lakukan tadi tidak dibenarkan."
Adi lalu naik ke tempat tidur dan berbaring di sebelah Sri yang masih membelakanginya, lalu Adi memeluk Sri dari belakang sambil mencium pipi Sri.

"Adi sayang sama Mama dan nggak mau Mama sedih karena inget sama Papa," sambil berkata Adi nekat mencium bagian belakang telinga Sri dan tangannya mengelus buah pantat Sri.
Kembali Sri terasa distrum dan membiarkan tangan Adi yang meremas dan mengelus buah pantatnya. Tanpa sepengetahuan ibunya yang memang menghadap membelakangi Adi, Adi membuka resleuting celananya dan mencopot celananya sampai tinggal hanya celana dalam yang tersisa. Adi kemudian menyilangkan tangannya ke depan dan meremas payudara Sri, sementara itu Adi menempelkan barangnya yang tampak menyembul ke belahan pantat Sri yang masih terbungkus CD. Sesaat kemudian Adi membalikkan tubuh Sri hingga telentang dan mengangkat daster Sri bagian bawah sampai ke atas, dan Sri hanya diam dan mengikuti semua gerakan Adi.

Kini Sri hanya tinggal mengenakan CD, Adi membuka pakaiannya dan keadaan Adi kini pun tinggal hanya mengenakan CD. Adi menindih tubuh Sri dan menempelkan barangnya yang masih terbungkus CD tepat di atas barang Sri yang juga masih terbungkus CD. Adi kembali mengulum puting susu Sri dan terus menjilat sampai ke perut, dan pada akhirnya sampai ke bawah pusar Sri. Adi menarik CD Sri ke bawah, dan Sri pun mengangkat pantatnya sehingga memudahkan Adi dalam membuka CD ibunya. Adi kembali menjilati perut Sri yang akhirnya ke paha dan mulai ke bagian sekitar pangkal paha.
Sri mendesah karenanya, "Shhshh.. Ouhh Adi.. Jilatin barang Mama sayang.. ouh..!"
Adi terus menjilat, dan akhirnya Adi menjilati kemaluan Sri, "Adi.. enak sekali sayang.. oohh.."
Adi terus menjilati dengan semangat, dan akhirnya Sri sampai pada puncaknya.
"Adi.. Mama keluar.. sayaang..!"
Ternyata baik Sri maupun Adi sudah dirasuki nafsu yang sangat mendalam, Sri menarik tangan Adi pertanda ia ingin merubah posisi. Ia membiarkan Adi berbaring, sementara ia duduk bersimpuh di tempat tidur dan menarik CD Adi sampai terbuka. Lalu Sri mengulum kepala kemaluan Adi.

"Ma.. enak Ma.. teruss Ma.. ouuhh.."
Mendengar Adi mendesah sedemikian rupa, nafsu Sri kembali bangkit dan dia mengambil posisi menduduki barang Adi dan menuntunnya masuk ke dalam vaginanya.
"Oooh.. Adi.. kenapa nggak dari dulu sayaang.. Mama kangen.. sekali pingin ngerasain seperti ini.."
"Iya Ma.. ouhh.. enak Ma.. sshhsshh.."
Ternyata karena sudah lama tidak bersetubuh, Sri sangat terobsesi dengan keadaan dimana ia dan Adi sedang menikmati permaianan sex, sehingga ia tidak dapat mempertahankan perasaannya dan sangat mudah sekali mencapai orgasme.

"Adii.. mama keluar lagi Adi..oouuhhgg.."
Adi mengambil inisiatif untuk merubah posisi, ia membalikkan tubuh ibunya, dan kini posisi Adi ada di atas tubuh ibunya. Adi mengocok keluar masuk kemaluannya dengan sangat penuh perasaan karena ia tidak ingin menyakiti ibunya. Karena kelembutan yang diberikan Adi, Sri kembali terangsang dan menggoyangkan pantatnya.
"Sshhss.. Adii.. kamu kuat sekali.. persis seperti Papamu.. ouuhhgg.. terus sayang.. shhgg..!"

Adi melepaskan kemaluanya, dan menarik tangan Sri untuk mengambil posisi menungging. Sri mengikutinya, kini mereka dalam posisi doggy style. Adi memasukkan kembali kemaluannya dan memompanya maju mundur. Sambil menggoyangkan maju mundur, Adi memasukkan ibu jari kanannya ke mulut, dan membasahkannya dengan ludah. Setelah basah, Adi memasukkan ibu jarinya ke dubur Sri.
"Adi.. auw.. ngapain kamu.. ouhhgg.."
"Tapi enak kan Ma.. shh.."
"Iya sayang.. ouughh..!"

Adi membenamkan semua ibu jarinya ke dubur Sri, Sri menggelinjang keenakan, semua lubang yang ada di selangkangannya sekarang terisi. Ia merasakan disetubuhi oleh dua orang.
"Adii.. ough.. Adi.. Mama mo keluar lagi sayang.."
"Kita bareng ya Ma.., Adi juga mau sampe.. oouughh..! Adi keluar Maa.."
Sri menggoyangkan pantatnya dengan cepat, dan terasa ada cairan hangat yang menyembur di dalam tubuhnya.
"Mama keluar juga sayang.."

Dan akhirnya mereka berdua terkulai lemas, Adi mencium kening Sri dan berkata, "Adi sayaang deh sama Mama.."
Sri hanya tersenyum karena masih terbayang kenikmatan yang baru saja ia rasakan.
"Boleh nggak kalo kapan-kapan kita begini lagi..?" tanya Adi sambil memelas.
Sri mengangguk dan berkata, "Boleh sayang.. kapan pun kamu mau, kamu tinggal bilang, tapi janji jangan sampai orang lain tau."

Demikianlah semenjak kejadian itu Adi dan Sri sering melakukannya setiap ada kesempatan. Nantikan cerita selanjutnya yang pasti akan lebih seru, karena Surti kakak Adi dan pembantunya Sasma turut ikut serta dalam skandal dalam keluarga itu, dan juga suami Surti kelak.

sex Lewat SMS

"Mas, komputernya hang lagi nih..!" teriakku.
Tidak berapa lama, Bryan masuk ke kamarku.
"Kamu emang gatek, Yen.." celetuk Bryan kakak iparku.
Belum sempat aku bangun dari tempat duduk, kedua tangan Bryan sudah berada di bawah ketiakku. Jemarinya yang berbulu, begitu cepat menekan tombol 'Ctrl-Alt-Del'. Komputer di depanku kembali berfungsi. Aku terhenyak. Bryan masih berdiri menunduk di belakangku. Dengan sengaja kedua tangannya menyentuh payudaraku. Aku tidak bereaksi. Memang ini yang kuinginkan. Jujur saja, aku sebetulnya dapat mengatasi masalah komputer 'hang'. Sebenarnya yang tadi hanya trik saja untuk 'memancing' Mas Bryan masuk ke kamarku.

"Lembut banget Yen..," bisiknya lirih.
Tidak lama kemudian dia keluar kamar. Hampir aku tidak mendengar ucapannya. Pikiranku jauh menerawang.
"Seandainya Mas Bryan menjadi milikku..," gumanku dalam hati.
Aku terus membayangkan bagaimana bahagianya Priscilla, kakak sulungku, bersuamikan seorang Bryan. Badannya tinggi tegap. Kulitnya yang putih bersih, ditumbuhi bulu-bulu halus. Mas Bryan yang peranakan Jawa-Pakistan, sudah satu setengah tahun tinggal di rumah kami. Karena Cilla, panggilan kakak sulungku, sedang mengandung, Mama meminta mereka tinggal sementara di rumah ini.
Dering handphone membuyarkan lamunanku. Ahh, rupanya hanya SMS saja. Tapi, wooww ternyata itu pesan dari Mas Bryan.
Isinya singkat, "YEN, TOKETNYA INDAH BANGET, SORRY YA NGACENG AJA."
Aku tersenyum membacanya. Aku mengerti maksud kata-kata terakhirnya, bukan ngaceng aja, tapi ngga sengaja. Kalaupun Mas Bryan benar-benar terangsang ketika berada di kamarku, memang wajar. Bukan hanya dia yang mengatakan buah dadaku indah, bahkan teman-teman cewek di kampus pun iri melihat punyaku ini. Apalagi sebelum Mas Bryan masuk kamarku, aku sengaja hanya mengenakan kaos oblong tanpa BH.

Malamnya, Mas Bryan SMS lagi. Dia sedang asyik menonton liga Italy di home theatre rumahku. Dalam pesannya, dia minta ditemani nonton bola. Kujawab tidak. Aku memang tidak senang menonton bola.
"KALO BOLA YANG LAIN MAU." pancingku me-reply pesannya.
Sebetulnya aku ingin sekali berdua dengannya di malam seperti ini. Tetapi yang menjadi masalah adalah letak home theatre yang di pojok dekat taman persis bersebelahan dengan kamar tidur Mamaku. Kalau ketahuan kan jadi kacau semua. Kamar Mas Bryan sendiri ada di lantai atas, bersebelahan dengan adikku yang bungsu. Tetapi, kalau nonton TV Mas Bryan lebih senang di bawah. Mbak Cilla sudah tahu kebiasaan suaminya menonton bola di bawah. Kesempatan ini kumanfaatkan sekalian. Tetap lewat sarana SMS, kupancing Mas Bryan masuk kamarku.

Gairah seksku sedang memuncak-muncaknya malam itu. Mungkin karena mau dapat mens. Aku harus berterima kasih banyak pada fasilitas SMS lintas operator ini. Sudah dua minggu lebih, saya dan Mas Bryan saling kirim pesan rahasia. Padahal kami sama-sama berada di rumah. Kalau bicara langsung atau telepon kan beresiko ada yang menguping. SMS benar-benar menghubungkan cintaku padanya.

Pintu kamar terkuak perlahan. Dengan sedikit berjinjit Mas Bryan masuk kamarku. Mengenakan celana pendek dan kasus oblong. Kumis dan cambangnya baru dicukur. Birahiku menggelora melihat wajah Mas Bryan di depanku. Bahunya yang lebar mendatar ditambah dadanya yang bidang membuatku ingin segera menggelayutinya manja.
"Blom tidur Yen..?" tanyanya berbasa-basi.
Tidak kujawab. Aku hanya tersenyum manja sambil mengibas rambutku. Malam itu aku memakai baju tidur model 'you can see' dan celana selutut. Agak lama kukibaskan rambutku. Mas Bryan pasti tidak melewatkan kesempatan emas ini. Dengan kaos 'you can see', jelas terlihat olehnya payudaraku yang putih menyembul.

Pelukan hangat Mas Bryan langsung menyergap. Memeluk dari belakang, membuat tangannya bebas-puas menggerayangi payudaraku. Sambil mendesis-desis, bibirnya yang seksi mulai melumat leher dan belakang kupingku. Pantas saja Mbak Cilla betah di kamar. Mas Bryan memang paling jago memanjakan cewek. Permainannya lembut dan halus. Baru kali ini aku merasakan sentuhan-sentuhan seorang lelaki yang membuatku nikmat keenakan.

Tidak seperti Joko pacarku, Mas Bryan sangat sabar menelusuri seluruh bagian tubuhku. Dia begitu menikmati jengkal demi jengkal lekuk tubuhku. Aku sangat menikmati permainan jilatan lidah dan remasan jari-jarinya yang nakal. Kini aku hanya menyisakan celana dalam saja. Pakaian tidur dan BH sudah dicampakannya. Entah kenapa, Mas Bryan belum juga menjamah bagian paling peka dari tubuhku. Padahal aku sudah sangat mengharapkan jilatan demi jilatan merambah bibir kemaluanku yang sudah mulai membasah.

Ternyata, kesabaran Mas Bryan menjelajahi bagian tubuhku berhenti sampai disitu. Tiba-tiba dia mengangkat tubuhku ke tempat tidur. Dengan sedikit tergesa-gesa, dia membaringkan tubuhku di pinggir tempat tidur. Buru-buru dia melepas celana dalamku dan CD-nya. Dengan berlutut di pinggir tempat tidur, Mas Bryan sudah mengeluarkan senjata pamungkasnya. Sebatang daging keras memanjang sudah mendekati selangkanganku.

"Jangan dulu Mas..!" sahutku lirih.
Aku kecewa berat. Kenapa sih setiap lelaki selalu ingin cepat-cepat memasukkan batangnya ke lubang kemaluannya wanita. Padahal aku masih butuh foreplay yang lama. Kenikmatan tidak hanya didapat ketika batang itu ada dalam lubang kemaluan.
"Mas sudah ngga tahan, sayang..!" katanya.
Batang kokoh berurat itu mulai menekan-nekan. Aku meringis kesakitan.
"Ahh.., perlahan dong Mas..!" aku menahan sakit.

Seperti tidak mendengar permintaanku, Mas Bryan semakin kencang menekan. Kedua tangannya menyangga tubuhnya di bibir tempat tidur. Sementara kedua lututnya bertekuk di lantai. Gaya seperti ini pernah saya lihat di film biru. Kedua kakiku ditekuknya seperti kecoa kepanasan. Menurut cerita teman-temanku, posisi inilah yang didambakan setiap wanita. Dalam posisi seperti ini, penetrasi alat vital pria akan maksimal. Sementara kedua tangannya akan bebas meremas payudara si wanita. Tetapi semua itu tidak kuperoleh dari Mas Bryan.

Tidak seperti yang kuduga, sudah hampir tiga menit Mas Bryan belum berhasil menembus keperawananku. Puluhan kali dia mendorong batang kemaluannya, aku belum merasakan nikmatnya batangan daging memenuhi rongga vaginaku.
Tiba-tiba Mas Bryan berkata, "Mau keluar nih Cilla..!" sambil meringis menahan sakit.
Aku tersenyum mendengar ucapannya. Mas Bryan tidak sadar kalau tubuh yang dihimpitnya adalah tubuhku, adik iparnya, bukan Mbak Cilla istrinya.
Dan, "Cret.. cret.. cret.." cairan putih kental menghujam perutku.

Aku masih telentang ketika Mas Bryan mengenakan celananya. Tanpa permisi, dia langsung meninggalkanku. Cairan sperma Mas Bryan terasa meleleh ke bawah. Kemudian terhenti dan menggumpal di sela-sela bulu kemaluanku yang lebat. Seperti tidak percaya, aku mengenang kejadian beberapa menit yang lalu. Bukan tidak percaya pada hal yang kami berdua lakukan, tetapi pada 'kemampuan' Mas Bryan. Mungkin aku terlalu tinggi menghayal dan berharap Mas Bryan sebagai lelaki perkasa, sehingga aku merasa kecewa dalam kenyataannya.

Padahal, kalau Mas Bryan tidak terburu-buru, akan kuberikan pertama kali kenikmatan untuknya. Biarlah, Joko pacarku mengambil sisanya, karena memang aku tidak berharap banyak dari Joko. Hubunganku selama ini dengannya lebih karena aku menuruti keinginan Mama saja. Maklum sudah tua, menjanda pula. Mama ingin, aku Yennita, satu-satunya anak perempuan yang single, berjodohan dengan keponakan Papa almarhum.

Paginya aku bangun kesiangan. Seluruh badan terasa pegal, mungkin karena permainan semalam yang tidak tuntas. Kusambar handphone-ku, lagi-lagi SMS dari Mas Bryan. Tidak seperti biasanya, kali ini pesannya agak panjang. Intinya, dia minta maaf atas 'happy ending' yang kurang bagus tadi malam.

Menurut pengakuannya dalam SMS yang berturut-turut, sebelum tubuhku dibawanya ke atas tempat tidur, dia sudah merasa khawatir kalau Mbak Cilla atau Mama mengetahui kejadian itu. Dasar lelaki, Mas Bryan tidak mau melepaskan kesempatan itu begitu saja. Maka yang terjadi adalah dia buru-buru mengarahkan batang kemaluannya ke liang keperawananku. Dia masih sempat menikmati ejakulasi. Sementara aku, hanya dapat pegal dan kecewa saja. Tapi sudahlah.

Hari-hari berikutnya, kami masih sering ber-SMS ria. Isinya apalagi kalau bukan saling memancing birahi. Belajar dari film "Mission Impossible," kami selalu langsung menghapus setiap pesan SMS. Bahkan, kalau sedang tiduran di samping Mbak Cilla pun, Mas Bryan sengaja menyimpan handphone-nya di bawah bantal, agar dering atau vibrasinya tidak terdengar istrinya.

Pernah suatu ketika, lewat SMS Mas Bryan memberitahu kalau dia mau 'main' sama Mbak. Dia menantangku kalau mau mengintip permainan 'bola'-nya. Pintu kamarnya sengaja dibuka sedikit, memberi celah bagiku menikmati permainan seru mereka. Penasaran, kuturuti tantangannya. Dan alamaak, Bryan di atas ranjang memang seperti yang kudambakan selama ini. Kakakku sampai kewalahan mengimbangi irama permainan suaminya. Dari wajahnya, terlihat mereka lemas kelelahan. Kenikmatan duniawi akhirnya mereka renggut berdua malam itu. Sementara aku hanya dapat menelan ludah.

Ada juga lucunya Mas Bryan ini. Masih dengan SMS, dia 'melaporkan' hasil permainan dengan kakakku Cilla.
Ternyata isi dalam SMS-nya adalah, "Aku membayangkan tubuh Yennita ketika menindih Mbak Cilla."
Gila..! Aku balas SMS itu, "BUKTIKAN DENGANKU MAS, JANGAN HANYA MEMBAYANGKAN." aku mulai memancing dia lagi.

Cerita Seks Panas Terbaru Ngentot Sambil Tidur enak

Cerita seks panas yang coba saya hadirkan disini merupakan cerita panas pertama saya, saya mengalami kisah ini beberapa waktu yang lalu, sungguh cerita ini adalah cerita terpanas yang pernah saya buat, karena semua itu berawal dari sesuatu yang menurut saya itu mustahil namun ternyata memang benar-benar terjadi.


Cerita ini berawal dari ketidaksengajaan yang terjadi dari beberapa orang yang tidur bersama disebuah ruangan tempat meraka melalukan KKN atau praktek kerja nyata salah satu perguruan tinggi di Semarang. Mahasiswa yang menjadi pemeran utama dalam cerita panas ini minta untuk nama dan tempat kejadian disamarkan! terima kasih cerita dewasannya bos nice story for me, berikut cerita dewasa pura2 tidur sambil ngentot..

Waktu terus berjalan dan tak terasa sudah memasuki bulan kedua aku menjalani KKN di sebuah kecamatan, di kota Semarang. Kami bersama 5 cewek dan 3 cowok termasuk aku, kelompok ku sudah berintegrasi dengan masyarakat Bonomerto. Sudah merasakan susahnya melaksanakan tugas-tugas berat selama KKN. Keluar masuk pedesaan yang belum pernah dikenal sebelumnya. Jalan masih berbatu belum diaspal. Bila malam hanya diterangi lampu minyak karena belum terjangkau listrik. Mandi di sendang terbuka tanpa dinding. BAB di sungai dengan air jernih yang mengalir deras. Benar-benar kehidupan yang alami dan eksotik.


Dalam melakoni hidup sehari-hari dalam keadaan yang serba darurat itu, kami yang datang dari berbagai daerah dan berasal dari jurusan dan fakultas yang berbeda, tidak jarang mengalami konflik karena bertahan pada prinsip perjuangan masing-masing, tetapi selalu berakhir dengan happy karena bersama-sama menyadari, bahwa nama baik pribadi dan almamater menjadi taruhan di desa pengabdian ini. Kesibukan yang menguras tenaga dan pikiran, ditambah dengan kesulitan yang selalu muncul, membuat kelompok kami semakin kompak. Merasa senasib seperjuangan menderita dan bahagia bersama. Jika ada satu atau dua di antara kami sedang pulang ke Semarang, terasa sekali ada yang hilang. Kalau ada yang sakit, seisi Posko bergantian merawat dan memberi perhatian. Mesraaa sekali hubungan persaudaraan kami. Mendekati berakhirnya masa KKN, dibalik rasa senang karena tugas berat sudah berakhir, terbersit rasa sedih, takut berpisah dan tidak ketemu lagi. Kadang sampai larut malam kita tidak tidur, berkumpul di kamar depan, karena hanya ada dua kamar di posko itu. Aku pegang gitar, mengiringi teman-teman menyanyi lagu-lagu nostalgia. Lelah menyanyi berbicang-bincang membicarakan masalah pribadi, bahkan mencurahkan rahasia terdalam. Tentang keluarga, tentang pacar masing-masing, tentang suami atau isteri masing-masing. Para Pembaca perlu tau, bahwa ketiga cowok sudah berkeluarga, tetapi hanya 1 cewek yang sudah berkeluarga, Mbak Etty atau teman-teman panggil beliau Bu Etik. Yang empat itu masih gadis, tetapi mereka mengaku sendiri sudah tidak perawan lagi. Benar-benar tak ada rahasia di antara kami. Karena sudah mengantuk dan lelah ada yang tertidur di situ juga, malas masuk kamar. Akhirnya sampai pagi kita tidur di kamar depan semua. Hari pertama atau itu malam pertama kita tidur bersama di satu tempat. Tak terjadi apa-apa sampai pagi. Semua bangun pagi dengan selamat tak kurang suatu apa.

Penarikan mahasiswa KKN tinggal 10 hari lagi. Semua sibuk finishing program masing-masing. Aku dan Mbak Etty kebagian mempersiapkan pentas seni. Kita bekerja berpacu dengan waktu. Kami benar-benar sudah lelah lahir batin. Sampai di Posko sudah jam sembilan malam. Seperti sudah ada kesepakatan sebelumnya, kita tidur jadi satu lagi. Endah dan Mbak Etty mengapit aku. Endah memelukku . Kaki Bu Etik menimpah pahaku, berat. Joko berpelukan dengan Yuni, Ponijan yang mirip Temon itu malah dipeluk dua cewek cantik, Marsitah dan Duwik.

Karena kaki Bu Etik cukup berat, maka terpaksa kuangkat, akibatnya selimutnya mlorot dan pahanya yang mulus itu terpampang jelas di depanku. Berdesir darahku, tapi kucoba tepis pikiran kotor yang melintas sesaat. Bu Etik itu ternyata cantik juga, mirip Camelia Malik. Kesibukan tugas membutakan mataku terhadap kecantikan ibu beranak satu ini. Karena sibuk mengurusi kaki Bu Eti, aku terlepas dari pelukan Endah. Aku meluruskan kaki dan membenahi letak sarungku, bermaksud tidur lagi. Begitu aku merebahkan diri, meletakkan kepala di bantal, Bu Etik langsung miring ke arahku dan memeluk aku !! Entah sengaja atau tidak, tangannya tepat di atas kemaluanku. Hangatnya tangan Bu Etik terasa sekali. Membuat si kecil itu mengedut dan pelan-pelan bangkit. Akal sehatku bermaksud menyingkirkan tangan nakal itu, tapi bisikan setan lebih kuat, maka kubiarkan tongkat wasiatku membesar dan memanjang. Sekarang, tangan Bu Etik bergerak mengurut kemaluanku yang masih tertutup sarung. Genggaman tangannya semakin erat, tapi semakin lembut. Kuamati matanya, masih tertutup.

Tapi aliran nafasnya bukan seperti orang tidur, nafasnya berat dan cepat. Aku belum berani bereaksi, masih ragu-ragu dan juga kawatir kalau menyinggung perasaan beliau, jika kuhentikan. Dia adalah Kepala Sekolah yang berwibawa. Kalau aku berani pegang dia dan marah, bisa panjang urusannya. Satu-satunya yang aman kulakukan adalah membebaskan si kecil dari CD dan sarung yang membuatnya terjepit. Setelah tidak terhalang sarung, telapak tangan Bu Etik semakin terasa panas menggairahkan. Badanku panas dingin. Menahan rangsangan itu sampai gigiku gemeletuk seperti kedinginan. Kesadaranku makin lama makin hilang, otak sudah dikuasai rangsangan birahi yang menggelegak. Tanganku segera mencari sasaran. Kuraba sudut gelap di pangkal pahanya……astaga…….tak memakai CD dan sudah banjir…..?? Karena posisiku berhadapan tetapi lutut Bu Etik melipat ke depan, aku pindah ambil posisi di belakang beliau. Kini aku menghadap ke arah Endah, tetapi berada di belakang punggung Bu Etik. Wanita cantik setengah baya ini masih merem, tetapi tangannya terus mencari kemaluanku. Saat penisku kutempelkan di vaginanya yang berambut lebat itu, tangannya aktif menuntun masuk dan …..blesssss……diiringi dengusan nafas Bu Etik dan dengkur halus orang-orang di depanku, aku terus maju mundur menyodok lubang basah Ibu Kepala Sekolah ini. Dinding vaginanya meremas-remas tongkatku. Jika Endah membuka mata, tentu melihat pemandangan indah, bagaimana tongkat hitam jelek membelah bibir merah sumber keniKmatan. Lubang itu mengeluarkan cairan berbusa yang mengakibatkan tongkat hitam itu dipenuhi busa putih. Lendir kenikmatan. Tusukan itu begitu dalam menembus rahim wanita stw yang cantik ini. Wajahnya yang anggun masih terpejam. Buah dadanya seakan mau tumpah keluar, terguncang-guncang karena sodokan-sodokan yang menggetarkan. Lama berpisah dengan keluarga, menjadikan wanita anggun ini kehausan

Tiba-tiba Bu Etik meluruskan kakinya dan mengubah posisi tidurnya telentang. Kucabut penisku dan kini kutusuk dari atas. Tanpa menyia-nyiakan kesempatan, kubuka selimut yang menutupi dadanya. Kunaikkan beha hitamnya dan muncullah penampakan luar biasa. Buah dada yang montok , kenceng dan putih. Tak sabar bibirku ngenyot putting-putting merah jambu itu bergantian. Di bawah sana, pantat Bu Etik bergerak muter-muter disertai desahan lirih;” Uuhhhh….uhhhh…….uhhh…..” Seluruh pahanya kini terbuka dan dinaikkan, kedua tangannya memegang pahanya yang merapat ke dadanya, sehingga lubang kenikmatannya semakin lebar. Memudahkan penisku untuk keluar masuk. Mengetahui beliau sudah semakin basah mendekati orgasme, gerakan kupercepat, makin cepat dan ………oohhhhh…… kukeluarkan cairan kepuasan itu di dalam!!!! Bu Etik langsung tidur tanpa membereskan kainnya yang tersingkap dan buah dadanya yang luber ke mana—mana. Maka kurapikan seperti semula. Di wajahnya terlihat senyum kepuasan. Kini nafas Bu Etik mengalir teratur. Dengkurnya halus.

Beliau sudah tertidur pulas membawa mimpi indah. Tak lama aku pun menyusul menuju ke pulau impian. Tapi tengah malam sekitar jam dua aku terbangun oleh suara berisik. Aku tidak bangun, hanya membuka mata, dan meilhat pemandangan langka. Marsitah yang putih mulus itu bertelanjang dada, sedang “naik kuda”. Ponijan cowok hitam berotot tapi berwajah lugu itu, ngorok keras, sementara tongkat hitamnya yang besar keluar masuk lubang kenikmatan Marsitah yang ayu. Tangan Sitah meremas-remas payudaranya sendiri. Gerakannya liar semakin lama semakin cepat. Sampai akhirnya dia ambruk di dada Ponijan yang terus ngorok seperti suara gergaji. Ternyata jika nafsu sudah bicara, cewek se-ayu Marsitah bisa “makan” dengan lahap “bodin” Banyumasnya Ponijan yang hitam legam itu. Memikirkan hal itu ototku tegang lagi. Sayang sekali, tidak lama kemudian sudah terdengar azan Subuh. Tapi KKN belum berakhir