silahkan dibaca

cara bercinta untuk harmosnis

NANTI ADA YANG LIHAT

jangan dibuka mas ya!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

JANGAN SAMPAI MAMA TAU

PELAN PELAN DIBELAHNYA.

TAK ADA COWOK CEWEK PUN JADI

LEPASKAN HASRAT INI

BISA NGAK PUASIN AKU

KESEPIAN SAMAPI GATAL.

Rabu, 21 Desember 2011

Pengalaman Melakoni Variasi Cinta bermacam-macam

Ini cerita kejadian pada waktu aku sedang ada masalah dengan pacarku, namanya Vina, tinggi badannya 160 cm, berat 57 kg, kulit putih bersih, bra 36B. Namaku panggil saja Yoga. Pacarku itu sangat seksi karena bokongnya menonjol ke belakang dan pinggangnya kecil jadi kata temanku dia sangat montok.

Masalahnya kami sedang bosan satu sama lain, karena hubungan kami sudah 2 tahun sementara untuk pikiran menikah masih dibahas tidak kunjung selesai karena ada faktor X diantara kami. Untuk menghilangkan kebosanan pada saat kami berhubungan badan dia sering membayangkan yang melakukan hal ini dengan batang kemaluan yang besar dan hot, batang kemaluanku sendiri panjangnya 15 cm dan diameter 2,5 cm, katanya kurang? dan karena saat itu aku sedang sibuk kerja di kantor maka kalau sedang berhubungan badan, biasanya bisa 30 menit di luar pemanasan, pemanasan biasanya 30 menit juga mulai dari atas sampai menjilat liang kemaluan, sekarang pemanasan 15 menit dan hubungan badan 5 menit. Wah, dia protes setiap selesai berhubungan badan, sudah pasti saya keluar duluan sementara dia naik saja belum. Sementara saya juga tidak terpikir untuk menyeleweng dan dia juga menjaga perasaan saya dengan tidak menyeleweng, tapi yang terjadi kami sering berantem kecil-kecilan dan dia kalau diajak berhubungan badan sering malas.Ceritanya sendiri kami jalan-jalan malam itu kurang lebih jam 9.00 malam berkeliling di daerah Thamrin. Sambil jalan kami membicarakan masalah hubungan badan, dia protes karena kondisiku yang tidak berubah. Dia bicara begini, Yoga, aku bosen nih kamu kalau hubungan sekarang cepet banget, kan Vina belum puas, katanya merengek.
Habis aku lagi capai sih.. kataku.
Ah, gitu terus alasannya.. katanya.
Yaa bukan gitu dong.. tapi lagi bener tidak fit, kataku.
Tapi aku kan jadi suntuk nih, kepalaku sering nyut-nyutan, aku jadi kepengen banget badanku digerayangin sama cowok lain! Aku pengen gituan yang hot yang lama 2 jam dan batang kemaluannya gede, kata Vina.
Enak kali ya.. sama bule, katanya menyambung.
Memang kamu berani Gin.. kataku sedikit cemburu tapi ada perasaan lain ingin menantang dia.
Yaa, iyalah.. tapi aku kan tidak enak sama kamu, katanya.
Memang kamu pengen batang kemaluan yang gede dan yang hot? tanyaku.
Yaa.. habis kamu kalau hubungan sepertinya sudah tidak full lagi tegangnya dan mana cepet lagi. Pusing aku, tahu! katanya.
Yaa.. sudah kalau gitu sini kamu tiduran biar tidak pusing.
Kemudian jok kursinya dia mundurkan dan dia rebahan di pangkuanku, tangan kiriku langsung membelai rambutnya.

Terus kupijat kepalanya dan ternyata dia keenakan, lalu merem pelan-pelan. Tanganku turun ke leher, pundak dan ke dadanya. Kuremas perlahan, dia diam saja, kancing bajunya satu persatu kubuka sambil mobil jalan terus berputar di sekitar Monas dan Sabang. Perlahan tanganku meremas buah dadanya ternyata sudah mengeras. Dadanya montok, bentuknya bulat penuh dengan puting berwarna merah jambu. Ketika kusuruh melepas branya, dia langsung membuka kancing branya dan melepas bra tersebut sehingga buah dadanya yang montok itu menantang keluar kedua-duanya karena bajunya sudah kupinggirkan ke samping. Dengan leluasa tangan dan jari-jariku bermain meremas dan memijat pelan putingnya yang telah mengeras.

Akkhh.. desah Vina keenakan.
Mhh.. enak Gin.. tanyaku.
Iyyaa.. desahnya keenakan.
Jari tanganku lalu turun ke bawah mengusap perut dan pusarnya, terus ke bawah membuka kancing celana jeans-nya dan menarik reitsletingnya. Srett.. terbuka sudah dan perlahan jari ini menyentuh bulu-bulu halus di atas bibir kemaluannya. Kemudian kuremas perlahan dan kuusap.
Aakhh.. Yogai.. keenakan rupanya dia dan.., Aduuhh, aku pengen batang kemaluan yang gede .. Wah mulai deh dia ingin berhubungan badan.
Yang lamaa.. yang hot.. akhh.. desah dia keenakan.

Jariku naik turun dari dada ke sekitar liang kemaluannya, dengan perasaan cemburu aku bertanya kepadanya, Kamu mau sama yang gede kayak bule Gin..? tanyaku.
Mauu.. desahnya sambil badannya bergetar.
Wah, kepalang tanggung nih pikiranku jadi kotor.
Kamu pengen yang hot yaa? tanyaku lagi.
Akhh.. aahh iyaa.. katanya.
Ya sudah kamu cari aja.. kataku penasaran ingin membuktikan kepadanya.
Pikir-pikir dari pada dia main di belakang lebih baik terus terang kalau memang berani.

Ketika di jalan sekitar McDonald, kulihat ada bule sendirian di pinggir jalan sedang berdiri, badannya besar dan tinggi. Aku melihat dia sedang mencari bantuan. Ketika kulihat, dia juga melihat. Setelah sekali putar kulihat dia masih di tempat, sementara jariku sedang merayap di sekitar bibir kemaluan Vina, kemudian mobil kupinggirkan. Ehh, bule itu mendekati mobil kami, Vina tidak tahu kalau kaca jendela kubuka. Dia pikir aku ke pinggir karena capai keliling terus, jadi dia biarkan saja dadanya terbuka dengan putingnya yang mengeras dan bulu-bulu halus yang terlihat dari luar. Bule tersebut mendekat dari sisi pintu Vina dan melihat ke dalam sambil berbicara,
Maukah anda menolong saya.. ups.. maaf.. katanya sambil terbelalak matanya.
Dia kaget melihat posisi Vina terlihat buah dadanya yang putih mulus keluar dengan puting yang telah mengeras dan bulu halus kemaluan Vina terpampang tepat di wajahnya. Karena badannya menjorok ke dalam pada saat berbicara.

Vina tidak kalah kaget. Lhoo? dia segera bangkit dari tidurnya dan merapikan kemejanya.
Kok kamu tidak bilang kalau ada orang sih.. wajahnya merah karena malu.
Sudah tidak apa-apa.. kataku tersenyum, lalu aku bilang ke bulenya, Maaf, ini pacar saya. Apa yang bisa saya bantu.
Setelah tenang sedikit sambil melihat ke Vina dia bilang, Mobil saya rusak dan tidak ada bantuan, kata si bule.
Mobil saya rusak dan saya sudah minta tolong teman saya tapi teman saya sedang pergi jadi saya tunggu di sini, katanya lagi.
Ya sudah, anda masuk saja ke belakang, kataku.
Ooh ya, terima kasih.. katanya sambil melirik ke arah Vina.
Dia naik dan duduk di belakang. Sementara Vina masih kaget sedikit tapi melihat bule itu ganteng (katanya) dia perlahan protes, Aku kan malu.. katanya.
Katanya pengen bule, kataku berbisik.
Tapi kan tidak begini dong.. katanya merajuk.
Kulihat dia tidak marah berarti dia juga kemungkinan suka.

Aah ya, saya Yoga, kataku bersalaman, Dan ini Vina..
Sambil tersenyum mereka berdua bersalaman dan terus mengobrol basa-basi dari mana dan seterusnya. Setelah basa-basi selesai lalu dia bilang, Kamu punya body bagus Gin..
Vina mencubit pahaku, Aku kan maluu..
Terus aku bilang, Katanya kamu pengen tahu Gin, gedenya seberapa, kataku.
Yaa, aku kan cuma.. kata dia tidak meneruskan karena si bule menyeletuk.
Kalau kamu pengen tahu, kamu lihat saja, katanya sambil tersenyum.
Tidak apa-apa kok.. kata si bule.

Aku yang sudah penasaran sejak tadi oleh keinVinan Vina terus menimpali, Ya sudah Gin.. kamu ke belakang saja Gin.. kataku.
Aakhh, tidak ahh. Gila kali.. kata Vina tersenyum.
Ya tidak, kan cuma lihat saja biar kamu tidak penasaran, kataku.
Eeh, si bule bilang mengenai hal tersebut tidak jadi masalah kalau di negaranya Prancis di sana mereka sudah bebas kalau suka ya bilang suka.

Kalau kamu penasaran ya lihat saja, katanya tersenyum.
Karena terus diajak bicara dan Vina antusias mendengarnya akhirnya dia mau juga ke belakang.
Lihat saja yaa.. kata Vina tersenyum malu.
Kemudian kujalankan mobil ke jalan Menteng, sementara Chal kulihat segera membuka kancing celananya dan reitsletingnya terus menarik ke bawah celananya. Vina yang duduk di sampingnya melihat keluar jendela sampai Chal mengeluarkan batang kemaluannya yang besar walaupun belum tegang sekali.
Hai.. lihat ini, katanya sambil tangan kirinya memegang batang kemaluannya sendiri dan tangan kanannya memegang tangan kiri Vina.
Vina melihat batang kemaluan bule itu dan terlihat wajahnya menegang terpaku melihat batang kemaluan yang besar berwarna putih dengan kepala batang kemaluan seperti topi baja. Sementara aku menyetir terus dan dapat melihat melalui spion atas kelakuan mereka berdua di belakang.

Kamu lihat ini dan pegang saja! kata Chal.
Wihh takut akhh.. desah Vina dengan suara serak.
Tidak apa-apa biar kamu tidak penasaran lagi, kata Chal.
Vina terpaku melihat batang kemaluan Chal di samping tangannya. Chal mengambil inisiatif, langsung dia mencium pipi Vina perlahan, karena Vina diam saja maka wajah Vina dipegangnya dan.. Gila dia mencium bibir Vina dengan perlahan dan perlahan kulihat Vina membalas ciuman itu dengan membuka bibirnya serta merta Chal melumat bibir itu dan memasukkan lidahnya.

Emmhh.. desah Vina perlahan.
Kamu suka Gin.. bisik Chal di kuping Vina.
Melihat reaksi positif dari Vina, tangan kiri Vina diarahkan untuk memegang batang kemaluan besar yang telah menyembul dari atas celananya. Ternyata Chal sudah melepaskan celananya berikut celana dalamnya sampai di paha. Walaupun belum keras tapi sudah berdiri tegak batang kemaluan itu berikut bijinya yang ditutupi rambut kemaluan. Vina mulai memegang batang kemaluan itu dan ternyata walaupun masih lemas jari telunjuk dan ibu jarinya tidak dapat bersentuhan (membuat bentuk huruf O) membuat Vina penasaran dan melihat secara jelas bentuk batang kemaluan bule tersebut dan mendesah, Aakkhh gedee bangeet.. desahnya dengan suara parau dan wajah memerah.

Wah, kudengar dia sudah birahi, panik juga aku. Kemudian Chal sambil mencium telinga Vina berbisik, Kamu kocokin dong.. desah si bule tidak tahan keenakan.
Wah sudah lupa mereka berdua, katanya hanya lihat saja, kok minta dipegangi dan dikocok lagi. Eeh, ternyata Vina menuruti permintaan Chal dan perlahan jari-jari tangannya meremas dan mulai mengurut ke atas dan ke bawah dan dalam relatif singkat batang kemaluan bule tersebut berdiri dengan kokohnya di tangan Vina. Panjangnya lebih dari batang kemaluanku atau lebih kurang 22 cm dan diameternya sekitar 4 sampai 5 cm.

Emmhh.. akhh.. desah mereka berdua di jok belakang.
Makin lama semakin hot saja mereka berdua, sementara tangan Vina terus mengocok kejantanan Chal. Chal pun dengan nafsunya mengulum bibir Vina dan jemarinya dengan cepat membuka kancing kemeja Vina, karena Vina belum mengancingkan semua kancingnya (sengaja barangkali) maka kemeja tersebut dengan cepat terbuka semua dan dengan sigap tangan dan jari Chal langsung meremas susu Vina yang ternyata telah mengeras dan menonjol.

Akhh enak Chal.. desah Vina menggelinjang. Baju itu disingkirkan ke samping dan begitu bibir Vina dilepas ciumannya maka mulut Chal langsung mendekat ke dada Vina sambil terus meremas perlahan. Puting Vina dihisap sambil dijilat, gundukan daging dada berganti-ganti sehingga, Akhh.. uuff.. erang Vina keenakan. Wajah Vina sudah menengadah ke atas dengan posisi pasrah, sementara tangan kirinya terus mengocok batang kemaluan Chal yang besar dan penuh digenggamannya dengan makin cepat, kadang-kadang diremas batang kemaluan itu dengan kuat tanda dia sudah tidak tahan karena rangsangan yang ada pada sekujur tubuhnya dan bergetar badannya.

Ooohh.. Anndii.. desahnya keenakan lupa kalau yang sedang bersamanya itu si Chal. Tangan kanan Vina menekan kepala Chal ke dadanya sementara tangan kirinya sudah tidak beraturan mengocok batang kemaluan besar dan menariknya ke atas seakan-akan ingin digesekkan atau dimasukkan ke dalam liang kemaluannya sendiri dan seakan-akan memaksa untuk segera dituntaskan semuanya.

Chal menyadari yang diminta Vina dan tangan kiri Chal segera membuka kancing celana Vina dan menarik ke bawah reitsleting celana Vina. Tahu atau pura-pura tidak tahu Vina membiarkan tangan itu membuka reitsleting dan dengan mengangkat sedikit pantat Vina tangan Chal itu berhasil meloloskan celana panjang berikut celana dalam Vina yang berwarna hitam tipis terbawa tertarik ke bawah. Celana itu tertarik hingga di tengah paha Vina di atas dengkul Vina sedikit. Tersembul sudah batang paha Vina yang putih mulus dan gundukan kemaluan Vina yang ditutupi oleh rambut kemaluannya yang halus berwarna hitam ikal.

Kamu mulus sekali Ginn.. bisik Chal sambil tangannya mengusap paha jenjang milik Vina.
Ahh kamuu.. Vina tersenyum keenakan dan mata memerah. Keadaan mereka berdua sudah sama-sama dengan celana yang telah merosot dan posisi celana mereka berdua telah berada di atas dengkul masing-masing. Vina hanya mendesah dan menggelinjangkan pinggulnya sambil merenggangkan paha atasnya ketika jari-jari Chal itu mulai merayap perlahan, mengelus dan menekan sekitar atas kemaluan Vina yang ditumbuhi bulu-bulu halus dan menyebarkan aroma yang khas dari kemaluan Vina. Mereka benar-benar telah tidak memperhatikanku yang membawa mobil dengan perlahan sekali dan terus memperhatikan kelakuan mereka berdua yang sudah seperti orang kepanasan.

Mereka sama-sama mendesah dan mengerang perlahan.
Saya suka sekali wanita Indonesia.. desah Chal.
Wanginya sangat enak sekali, kata Chal sambil mendesah.
Emmhh.. desah Vina sambil mengerakkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan. Sementara batang kemaluanku sendiri sudah kukeluarkan sejak tadi dan perlahan kukocok sendiri, Sialan, makiku dalam hati, cemburu tapi enak juga aku melihatnya serasa menonton film BF beneran di depan mata lagi. Jari bule itu mulai menyentuh belahan kemaluan dan mengusap perlahan terus dari atas ke bawah. Belahan kemaluan Vina sudah terlihat basah dan menjadi licin di sekitar belahan tersebut dan semakin lama menyebarkan aroma yang membuat Chal dan aku menjadi makin terangsang. Tangan Vina sudah terlepas dari mengocok batang kemaluan itu dan kedua tangan itu terkulai lemas meremas kepala Chal dan kadang-kadang mengusap punggung Chal dengan sangat merangsang sekali. Chal sabar sekali sementara tangan kiri dan jarinya terus membelai belahan kemaluan Vina, tangan kanannya terlihat meremas buah dada Vina, sementara itu mulutnya menghisap puting Vina yang telah mengeras serta menjilati permukaan dari gundukan buah dada Vina atau mengulum bibir Vina dengan emosi yang teratur.

Kurang lebih 20 menit Chal telah merangsang sekujur tubuh Vina sementara baju Vina telah terlepas membuat dia leluasa menggerayangi sekujur tubuh putih mulus itu. Terlihat Vina tersenyum puas dan memasrahkan diri sepenuhnya untuk diraba dan diremas oleh jari Chal dan Chal pun menciumi seluruh tubuh Vina yang telah polos sampai ke punggung pun dia ciumi dengan penuh gairah. Suatu pemandangan yang eksotik dan luar biasa, kupandangi kekasihku digerayangi dan dilumat habis seluruh badannya dan wajahnya tapi aku tidak cemburu, malah terasa puas dan bernafsu sendiri melihat adegan tersebut.

Sungguh sensasi luar biasa. Vina sudah bugil setengah badan ke atas tanpa sehelai benang pun di tubuh atasnya terlihat tonjolan buah dadanya yang putih bulat penuh mengeras dengan puting merah jambu dan sementara itu celana panjang Vina telah merosot sampai ke bawah dengkulnya sehingga dengan makin leluasa jemari bule tersebut meremas gumpalan daging kemaluan Vina dan jari tengahnya terus menggesek belahan kemaluan tersebut. Chal terus membelai belahan kemaluan Vina tanpa dia berusaha memasukkan jari tengah tersebut ke dalam kemaluan Vina yang telah terpampang dengan pasrah. Sementara Vina telah dalam posisi setengah rebahan dengan kaki terbuka atau bisa disebut mengangkangkan kakinya.

Chal melihat Vina sudah pasrah dan seluruh badannya bergetar seperti menahan sesuatu segera merubah posisi badannya menghadap ke Vina. Dia berlutut di depan Vina yang telah mengangkangkan kakinya sehingga posisi badannya sekarang telah berada di antara kedua kaki Vina yang mengangkang lebar dan lubang kemaluannya yang telah terlihat jelas telah basah. Karena posisi yang sempit di belakang mobil maka Chal mendorong dan melipat kursi di sampingku ke depan.

Wah aku takut juga kalau sampai batang kemaluan Chal yang panjang dan besar itu telah siap-siap mengarahkan ke belahan kemaluan Vina yang telah menantikan dengan mata terpejam dan mulut yang terbuka dengan desahan, Jangan Chal.. desah Vina.
Takuut.. erang Vina.
Tidak apa-apa.. sakitnya hanya sebentar, desah Chal sambil mengambil posisi sementara tangannya terus merayap di sekujur tubuh Vina.
Tapi aku takut tidak muaat.. nanti kemaluanku robeek.. kata Vina sambil ketakutan melihat batang kemaluan Chal yang benar-benar luar biasa besarnya telah berada di depan permukaan kemaluannya.

Kamu harus mencobanya Gin.. pelan-pelan saja.. desah Chal sambil mulai mengarahkan batang kemaluannya ke lubang kemaluan Vina yang telah terbuka sedikit akibat jari-jari Chal yang terus membelai belahan kemaluan Vina. Rupanya Vina benar-benar takut dan membuatku juga ketakutan. Wah, bahaya nih kalau sampai ada apa-apa aku juga yang ketimpa pulungnya, kami berdua juga nanti menanggung resikonya. Mobil segera kupinggirkan di sisi jalan yang agak gelap dan kuhentikan secara perlahan. Setelah kurasa aman di sekitar jalan aku segera membalikkan tubuhku ke belakang untuk melihat lebih jelas lagi.

Kamu jangan takut, saya tempelkan saja dahulu batang kemaluan ini sampai kamu nanti mau.. kata Chal merayu sambil lidahnya menjilati sekitar kuping Vina. Vina yang keenakan lalu membiarkan Chal melanjutkan aksinya, dengan menjepit pinggang Chal dengan kedua kakinya, Vina melihat batang kemaluan Chal yang besar itu ditempelkan tepat di belahan kemaluan Vina yang telah basah hanya setengah ke bawah menempel tepat di lubang kemaluan Vina sedangkan setengah lagi berada di atas belahan Vina, Vina merasa dengan posisi yang aman menerima kuluman Chal dan merasakan batang kemaluan besar milik Chal mulai secara perlahan menggeser di belahan kemaluannya.

Oohh.. Chal.. enaakk.. emmhh.. erang Vina.
Uuuff.. desah Chal keenakan.
Yaa enakk Gin.. kata Chal.
Teruss digeseek dan ditekan Chal.. pinta Vina.
Ya sayang.. kata Chal mulai mempercepat gesekan di belahan kemaluan Vina. Dengan cara naik turun posisi badan Chal terlihat seperti ingin naik dan tidak.
Tekan teruuss Chal.. erang Vina yang makin lama semakin keenakan.
Enaakk.. oohh.. puasin aku Chal.. ahkk.. desah Vina dengan suara yang telah parau.

Posisi kaki Vina telah mengangkang dengan lebar membuat Chal lebih leluasa menggerakkan badannya kadang naik-turun dan kadang mendorongkan batang kemaluannya ke depan sehingga lebih menekan belahan kemaluan Vina. Kulihat kemaluan Vina telah terbelah bibir kemaluannya karena tekanan batang kemaluan Chal yang terus bergerak menekan belahan bibir kemaluan Vina, sementara terlihat batang kemaluan Chal mulai mengambil posisi setengah ke atas, batangnya yang menggeser belahan bibir kemaluan Vina dengan sedikit tekanan yang terus menerus. Kepala batang kemaluan Chal mulai secara beraturan menyentuh dan mendorong klitoris Vina yang telah terbuka.

Aahh.. aduuhh.. ennaakk.. sshh, desah Vina sementara tangan Vina telah berada di belakang punggung Chal dan sambil menekan pantat Chal, Vina membetulkan arah gerakan batang kemaluan Chal yang terus berusaha mendobrak klitoris Vina.
Emh.. uff.. erang Chal menahan sesuatu. Aku tahu dia sudah ingin menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan Vina tapi kerena Vina tidak mengatakannya dia berusaha menahan keinVinannya yang telah di kepalanya.

Chal.. Chal.. eeng.. Vina bergumam, aku tahu kalau Vina telah siap dimasuki oleh batang kemaluan besar itu. Terlihat tangan Vina gerakannya sekarang mendorong dan menarik pantat Chal sedangkan posisi kepala batang kemaluan Chal telah terbenam melewati klitoris Vina. Terlihat batang kemaluan itu mulai bergerak mengikuti arahan Vina mencoba untuk terus menerobos liang kemaluan Vina yang terasa sempit sekali untuk ukuran batang kemaluan sebesar Chal. Kepala Vina sudah menengadah ke atas dengan mata terbelalak tinggal putihnya, sementara mulutnya terbuka mengerang, Ahhkk.. sakiitt.. ahh.. Chal menahan aksinya dengan mulai menarik kepala batang kemaluannya yang telah terbenam di dalam kemaluan Vina. Dia melihat Vina dan ada perasaan sedikit takut dan ragu untuk meneruskan aksinya.

Vinaa.. Ginnaa.. akhh, desah Chal meminta kepastian kesiapan Vina apakah seluruh batang kemaluannya dapat menerobos masuk ke dalam kemaluan Vina. Tapi Vina sudah tidak dapat berkata-kata karena mulutnya hanya dapat menganga terbuka.
Ekhh.. akkhh.. oohkk, dengan keraguan Chal terus melanjutkan aksinya dengan posisi sama seperti sebelumnya. Terlihat batang kemaluan Chal terus berusaha menekan lubang kemaluan Vina dengan kepala batang kemaluannya yang besar itu, tapi dia menarik kembali ketika Vina mulai seperti orang tercekik dan mulutnya yang mengerang kesakitan.

Uuff.. uff.. uuff.. desah Chal sambil terus memajukan dan menarik pantatnya dan makin lama semakin cepat dan terlihat begitu liar gerakan keduanya. Kepala batang kemaluan Chal terus menekan klitoris Vina berulang-ulang kadang masuk kadang di luar bibir kemaluan. Akhh.. akhh.. akhh.. engg.. engg.. aakhh.. eengg.. Vina mencengkeram pantat Chal kuat-kuat dan akibat sundulan kepala batang kemaluan, Oohh.. akuu.. keluaarr.. Chal.. uuff.. aahh.. enaak.. erang Vina kelonjotan dan bergetar seluruh badan Vina di dalam pelukan Chal. Chal merasakan siraman air hangat dari dalam lubang kemaluan Vina yang terus mengalir membasahi batang dan kepala batang kemaluannya, membuat batang kemaluan itu menjadi mengkilap dan basah.

Kamuu.. keluar Giinn.. sayaa.. jugaa mauu.. uuff.. uuff.. aahh.. aahh.. desah Chal dengan nafas berirama, nafasnya terdengar keras.
Eeennakk.. oohh akuu.. puaass, Vina terus mengerang karena terus merasakan sundulan kepala batang kemaluan Chal di dalam kemaluan dan gesekan batang kemaluan Chal di bibir dan dinding luar kemaluannya. Ternyata hanya sebatas leher kepala batang kemaluan Chal yang dapat terbenam di dalam lubang kemaluan Vina dan terasa terus menggesek dinding kemaluan Vina terus menerus.
Teruss.. Chal.. tekan teruuss.. oohh.. oohh.. benar enak.. ahh.. Vina tersenyum puas melihat Chal masih terus berusaha memberikan rangsangan di sekitar dinding kemaluannya. Chal melihat Vina tersenyum dan ikut tersenyum puas.
Kamu puass.. Gin.. enak.. kan.. senyum Chal sambil menjilat bibirnya sendiri dengan lidahnya.
Biar kamuu.. puaas Ginn.. kata Chal sambil terus menghujamkan sepertiga batang kemaluannya ke dalam liang kemaluan Vina.

Terdengar bunyi, Sleepp.. ahhkk.. sleepp.. brreet.. rupanya kemaluan Vina terus semakin basah dan semakin licin untuk batang kemaluan Chal yang terjepit di lubang kemaluan Vina.
Gilaa.. kamuu rapat sekali lubangnya.. uuffhh.. susah.. Ginn.. untuk masuk.. Chal penasaran sekali dengan kemaluan Vina yang terlalu sempit. Gila memang, batang kemaluan Chal yang besar itu berhasil menggelosor keluar masuk di lubang kemaluan Vina, posisi Vina sudah ditindih oleh badan Chal. Kulihat mereka berdua telah telanjang bulat saling merapatkan dan menggesekkan badannya. Sementara kulihat juga pantat Chal melakukan irama naik turun dan kadang diselingi gerakan mendorong dan menarik.

Benar-benar membuat penasaran karena gerakan Chal, aku merubah posisi duduk ke belakang mereka, tanpa mereka sadari aku melihat dengan jelas batang kemaluan Chal yang besar dan panjang itu sebagian telah keluar masuk di dalam kemaluan Vina, sementara gerakan mereka makin lama semakin lincah karena kemaluan Vina terus mengeluarkan cairan yang membuat batang kemaluan Chal terus dapat menerobos dinding kemaluan Vina.

Aakkhh.. uuff.. eennak.. aahh.. teruuss.. tekan.. sayang.. aahh.. ngg.. aku mau batang kemaluan gedee.. ahh enaak ngentot.. Vina kelojotan dihujami batang kemaluan bule walaupun belum semua batang kemaluan Chal masuk menembus kemaluan Vina. Tangan Vina terus memberikan remasan di pantat Chal dan kadang menekan pantat itu ke bawah.

Kamuu kuat.. Vinaa.. kemaluan kamu masih sempit.. sayang.. oohh.. nikmatnya.. kemaluan.. kamuu.. enak.. adduuhh batang kemaluan sayaa.. dijepit aah enak.. haa.. haa.. mhh.. ennak.. Chal tersenyum melihat Vina merem-melek keenakan. Sleep.. poof.. sleep.. poof.. breett.. aahh.. sleep.. breet.. breet.. gerakan pantatnya menekan dua kali dan memutar dua kali pada saat posisinya menekan, terlihat pantatnya kempes memberikan tekanan agar batang kemaluannya lebih masuk lagi ke dalam kemaluan Vina setelah 2 sampai 3 kali menekan batang kemaluannya ke dalam pada saat menekan terakhir, pantat Chal memutar ke kiri dua dan ke kanan dua kali.

Gila, Vina sudah tidak sempat lagi bergerak, posisinya hanya mengangkangkan kakinya lebar-lebar terlihat jari-jari kakinya menegang dan tangannya hanya dapat memegang punggung Chal dan sekali menjambak rambut Chal kadang-kadang seperti orang kehilangan pegangan menggapai-gapai mencari pegangan. Sementara nafasnya terdengar tidak beraturan yang ada hanya lenguhan dan lenguhan disertai erangan panjang.

Dengan gerakan itu Chal telah melakukan gerakan menghujamkan kemaluan Vina yang tadinya hanya menggesek-gesek bibir kemaluan Vina, sekarang batang kemaluannya telah masuk menembus dinding kemaluan Vina yang sempit dan basah. Terlihat bibir kemaluan Vina tertarik keluar dan terdorong masuk mengikuti gerakan batang kemaluan Chal, tiga puluh menit mereka berdua saling menerima dan memberikan kepuasan. Terlihat keringat telah membasahi badan mereka berdua.

Kamuu berbalik Vina.. desah Chal, lalu Chal menarik batang kemaluannya, terdengar bunyi Plooff.. dan Vina mengambil posisi menunggingkan pantatnya (gaya anjing) dengan satu kaki di atas jok dan satu kaki di karpet mobil sementara tangannya memegang sandaran jok belakang ini, posisi yang disukai bule dan tentunya kami juga. Melihat bibir kemaluan Vina dengan jelas telah terbuka sehingga terlihat cairan di pinggiran kemaluan Vina yang telah banyak mengeluarkan air kewanitaannya. Sementara klitorisnya terus bergerak mencari sesuatu untuk digesekkan, Chal mengambil posisi tepat di belakang pantat Vina setelah lima kali meremas bongkahan daging pantat Vina dengan remasan penuh nafsu. Sekali menguakkan kemaluan Vina dengan jarinya terlihat daging dalam kemaluan Vina yang berwarna merah karena terlalu lama digesekkan batang kemaluan Chal. Dengan sedikit demi sedikit Chal mulai menempelkan kepala batang kemaluannya dibelahan kemaluan Vina dan terus menggesekkan kepala batang kemaluan tersebut ke atas dan ke bawah belahan kemaluan Vina.

Aahh.. ennaak.. Chal.. desah Vina terpejam.
Nikmatnya batang kemaluan kamuu.. enak.. Chal.. setelah delapan gesekan naik turun Vina mendesah.
Masukin Chal.. aku mau ngentot.. yang enak.. aahhk, dengan sedikit hentakan kepala batang kemaluan Chal mulai menerobos dinding kemaluan Vina. Perlahan melakukan gerakan maju mundur dan makin lama semakin terasa gerakan pantat Chal. Terlihat mulai membuat batang kemaluan Chal sebagian tenggelam di dalam kemaluan Vina.
Ahhk.. aakhh.. uuff.. ahkk.. enaak.. aahh.. oohhkk.. yaa.. teruus.. akhh.. haak! haak! hak! Chal terlihat mengeram dengan nafas yang memburu begitu juga Vina.
Ookk.. yak.. yak.. Chal mulai dengan gerakan sepenuhnya tangannya memegang pinggul Vina untuk menahan gerakan akibat dorongan batang kemaluan Chal yang menghujam semakin dalam ke dalam kemaluan Vina.

Hee.. aakhh.. okh.. nafas Chal memburu dengan cepat sementara gerakan batang kemaluannya di dalam kemaluan Vina terus keluar masuk dan kadang berputar seperti mengebor kemaluan Vina.
Akhh.. aakhh.. eennak.. giila.. gila.. aakhh.. aduh.. duh.. gila.. mentok.. ahh.. batangnya mentook.. aahk ennak mmffhh.. terus.. yaa terus.. erang Vina. Sementara kepalanya terdorong dan berputar menambah makin seksi dilihat oleh Chal.

Giinaa.. enak.. aahk.. akhh.. gilaa.. masuk.. semuaa.. Ginn.. enaak.. mmffhh aakhh puas, gilaa.. kamu.. kuat aakh.. Chal terus menghujamkan batang kemaluannya dalam-dalam ke lubang kemaluan Vina. Sementara Vina hanya bisa mengerang dan menjerit ketika kepala batang kemaluan Chal mentok di dinding rahimnya.
Aku keluarr lagi.. Chal.. aahk ah.. ahk enak.. erang Vina terpejam.

Telah 20 menit Chal memainkan batang kemaluannya di dalam kemaluan Vina, keringatnya telah menetes ke punggung Vina. Sementara punggung Vina telah terdapat lima bekas gigitan Chal, tiga di pundak Vina dua di leher belakang Vina. Sungguh buas si Chal ini kalau sedang bersetubuh, kadang-kadang tangannya meremas buah dada Vina dan meremas serta menarik ke bawah sehingga memberikan dorongan lebih menekan batang kemaluan Chal. Vina benar-benar sudah lemas dan tidak bertenaga lagi. Kepalanya sudah rebah ke jok mobil, sementara tangannya terkulai lemas, terlihat rambutnya telah basah semua dan badannya telah bermYogakan keringat.

Aahk Chal, aku.. lemes.. gila.. keluarin Chal.. pinta Vina memelas.
Yaa.. akh yak.. duh.. yaa.. Ginn.. aku keluarin.. huu.. huuf.. aakh.. enaak kemaluan kamu.. akh aku mau keluarr.. aakh akh gila! Enaak.. ahh.. aku mamu keluaar.. aahh.. hak.. haakk.. uuff.. oohk.. kamu hebat Ginn.. Chal melakukan gerakan sangat cepat menghentakkan batang kemaluannya sampai berbunyi, Cepaak.. cepakk.. beradu pantat Vina dengan paha Vina dan bunyi peraduan kemaluan dan batang kemaluan.
Breet.. bret.. plooff.. broot.. ploof.. brot.. broot.. poof.. broot.. ahk.. ya.. Vina yang mengetahui Chal mulai menghentakkan batang kemaluannya dalam-dalam melakukan gerakan liar memutar dan menghisap serta memijat batang kemaluan Chal dengan lubang kemaluannya.
Akuu juga.. mau keluar.. ahh.. lagi.. Chal.. gila.. aahh.. ahh.. keluaar.. haa.. enak.. Chal tersenyum puas sambil tangannya meremas payudara Vina dan mulutnya mencium bibir Vina yang telah terkulai lemas di jok mobilku.

Keadaan menjadi hening lebih kurang lima menit, Chal tetap dalam posisi memeluk Vina dari belakang kudengar mereka berbisik dan berbicara perlahan sementara batang kemaluan Chal walaupun sudah mengeluarkan maninya di dalam kemaluan Vina terlihat masih berada di dalam kemaluan Vina, belum menyusut mengecil dan terlepas. Setelah saling membersihkan keringat dengan tissue, kami pulang dengan perasaan masing-masing puas telah saling memberikan kepuasan kepada pasangannya.

Peliharaan Tante Girang tapi enak

Kejadian ini terjadi ketika Aku kelas 2 SMP, yah Aku perkirakan umur Aku waktu itu baru saja 14 tahun. Aku entah kenapa yah perkembangan sexnya begitu cepat sampai-sampai umur segitu ssudah mau ngerasain yang enak-enak. Yah itu semua karena temen nyokap kali yah, Soalnya temen nyokap Aku yang namanya tante Fany ( biasa Aku panggil dia begitu ) orangnya cantik banget, langsing dan juga awet muda bikin Aku bergetar.
Tante Fany ini tinggal dekat rumah aku, hanya beda 5 rumah lah, nah tante Fany ini cukup deket sama keluarga Aku meskipun enggak ada hubungan saudara. Dan dapat dipastikan kalau sore biasanya banyak ibu-ibu suka ngumpul di rumah Aku buat sekedar ngobrol bahkan suka ngomongin suaminya sendiri. Nah tante Fany ini lah yang bikin Aku cepet gede ( maklum lah anak masih puber kan biasanya suka yang cepet-cepat ).Biasanya tante Fany kalau ke rumah Aku selalu memakai daster atahu kadang-kadang celana pendek yang bikin Aku serserserBiasanya kalau sudah sore tuh ibu-ibu suka ngumpul di ruang tv dan biasa juga Aku pura-pura nonton tv saja sambil lirak lirik. Tante Fany ini entah sengsaja atahu engenggak Aku juga enggak tahu yah. Dia sering kalau duduk itu tuh ngangkang, kadang pahanya kebuka dikit bikin Aku ser..ser lagi deh hmmm. Apa keasyikan ngobrolnya apa emang sengsaja Aku juga enggak bisa ngerti, tapi yang pasti sih Aku kadang puas banget sampai-sampai kebayang kalau lagi tidur. Kadang kalau sedang ngerumpi sampai ketawa sampai lupa kalau duduk nya tante Fany ngangkang sampai-sampai celana dalemnya keliatan ( wuih Aku suka banget nih ). pernah Aku hampir ketahuan pas lagi ngelirik wah rasanya ada perasaan takut malu sampai-sampai Aku enggak bisa ngomong sampai panas dingin tapi tante Fany malah diam saja malah dia tambahin lagi deh gaya duduknya. Nah dari situ Aku sudah mulai suka sama tuh tante yang satu itu. Setiap hari pasti Aku melihat yang namanya paha sama celana dalem tuh tante.

Pernah juga Aku waktu jalan-jalan bareng ibu-ibu ke puncak nginep di villa. Ibu-ibu hanya bawa anaknya, nah kebetulan mami Aku ngsajak Aku pasti tante Fany pula ikut wah asyik juga nih pikir ku. Waktu hari ke-2 malam-malam sekitar jam 8-9 mereka ngobrol di luar deket taman sambil bakar jagung. Ternyata mereka cerita hantu ih dasar ibu-ibu masih juga kaya anak kecil ceritanya yang serem-serem pas waktu itu tante Fany mau ke WC tapi dia takut . Tentu saja tante Fany di ketawain sama gangnya karena enggak berani ke wc sendiri karena di villa enggak ada orang jadinya takut sampai-sampai dia mau kencing di deket pojokan taman. Lalu tante Fany menarik tangan Aku minta ditemenin ke wc, yah Aku sih mau saja.

Pergilah Aku ke dalam villa sama tante Fany , sesampainya Aku di dalam villa Aku nunggu di luar wc eh malah tante Fanyn ngsajak masuk nemenin dia soalnya katanya dia takut
Dani temenin tante yah tunggu di sini saja buka saja pintu nya enggak usah di tutup tante takut nih kata tante Fany sambil mulai jongkok .
Dia mulai menurunkan celana pendeknya sebatas betis dan juga celana dalamnya yang berwarna putih ada motif rendanya sebatas lutut juga serrr..rr..serr.psstt kalau enggak salah gitu deh bunyinya. Jantungku sampai deg-degan waktu liat tante Fany kencing dalem hati Aku kalau saja tante Fany boleh ngasih liat terus boleh memegangnya hmmmm. sampai-sampai Aku bengong ngliat tante Fany.
Heh kenapa kamu Dani kok diam gitu awas nanti ke sambet kata tante Fany
Ah enggak apa-apa tante jawabku
Pasti kamu lagi mikir yang enggak-enggak yah, kok melihat nya ke bawah terus sih tanya tante Fany.
Enggak kok tante, aku hanya belum pernah liat cewek kencing dan kaya apa sih bentuk itunya cewek ? tanyaku.
Tante Fany cebok dan bangun tanpa menaikkan celana sama cdnya
Kamu mau liat Dani ? nih tante kasih liat tapi jangan bilang-bilang yah nanti tante enggak enak sama mama kau kata tante Fany
Aku hanya mengangguk mengiyakan saja. Lalu tanganku dipegang ke arah vaginanya. Aku tambah deg deg an sampai panas dingin karena baru kali ini Aku megang sama melihat yang namanya vagina. Tante Fany membiarkan Aku memegang-megang vaginanya
Sudah yah Dani nanti enggak enak sama ibu-ibu yang lain kirain kita ngapain lagi
Iyah tante jawab ku
Lalu tante Fany menaikan celana dalam juga celana pendeknya terus kita gabung lagi sama ibu-ibu yang lain.

Esoknya aku masih belum bisa melupakan hal semalam sampai sampai aku panas dingin. Hari ini semua pengen pergi jalan-jalan dari pagi sampai sore buat belanja oleh-oleh rekreasi. Tapi aku enggak ikut karena badan ku enggak enak
Dani kamu enggak ikut ? tanya mamiku
Enggak yah mam aku enggak enak badn nih tapi aku minta di bawain kue mochi saja yah mah kataku
Yah sudah istirahat yah jangan main-main lagi kata mami
Fany kamu maukan tolong jagain si aDani nih yah nanti kalau kamu ada pesenan yang mau di beli biar sini aku beliin kata mami pada tante Fany
Iya deh kak aku jagain si aDani tapi beliin aku tales sama sayuran yah aku mau bawa itu buat pulang besok kata tante Fany.

Akhirnya mereka semua pergi, hanya tinggal aku dan tante Fany berdua saja di villa , tante Fany baik juga sampai-sampai aku di bikinin bubur buat sarapan, jam menunjukan pukul 9 pagi waktu itu
Kamu sakit apa sih Dani ? kok lemes gitu ? tanya tante Fany sambil nyuapin aku dengan bubur ayam buatanNya
Enggak tahu nih tante kepala ku jug pusing sama panas dingin saja nih yang di rasa kataku ,
Tante Fany begitu perhatian padaku maklumlah di usia perkimpoiannya yang sudah 5 tahun dia belum dikaruniai seorang buah hati pun.
Kepala yang mana Dani atas apa yang bawah ? kelakar tante Fany padaku.
Aku pun bingung Memangya kepala yang bawah ada tante ? kan kepala kita hanya satu jawabku polos
Itu tuh yang itu yang kamu sering tutupin pake segitiga pengaman kata tante Fany sambil memegang si kecilku
Ah tante bisa saja kataku
Eh jangan2 kamu sakit gara-gara semalam yah aku hanya diam saja.

Selesai sarapan badanku dibasuh air hangat oleh tante Fany, pada waktu dia ingin membuka celanaku, ku bilang
Tante enggak usah deh tante biar aDani saja yang lap, kan malu sama tante
Enggak apa-apa tanggung kok kata tante Fany sambil menurunkan celanaku dan cd ku.

Di lapnya si kecil ku dengan hati-hati , aku hanya diam saja
Dani mau enggak pusingnya Hilang ? Biar tante obatin yah
Pakai apa tan, aku enggak tahu obatnya kataku polos
Iyah kamu tenang saja yah kata tante Fany
Lalu di genggamnya batang penisku dan dielusnya langsung spontan itu juga penisku berdiri tegak. Dikocoknya pelan-pelan tapi pasti sampai-sampai aku melayang karena baru pertama kali ini merasakan yang seperti ini
Achhcchh.. aku hanya mendesah pelan dan tanpa kusadari tanganku memegang vagina tante Fany yang masih di balut dengan celana pendek dan cd tapi tante Fany hanya diam saja sambil tertawa kecil terus masih melakukan kocokannya. Sekitar 10 menit kemudian aku merasakan mau kencing
Tante sudah dulu yah aku mau kencing nih kataku
Sudah kencingnya di mulut tante saja yah enggak apa-apa kok kata tante Fany ,

Aku bingung campur heran melihat penisku dikulum dalam mulut tante Fany karena tante Fany tahu aku sudah mau keluar dan aku hanya bisa diam karena merasakan enaknya
Hhgggg.achhh.. tante aku mau kencing nih bener kataku sambil meremas vagina tante Fany yang kurasakan berdenyut-denyut.
Tante Fany pun langsung menghisap dengan agresifnya dan badan ku pun mengejang keras
Croott.ser.err.srett muncratlah air mani ku dalam mulut tante Fany, tante Fany pun langsung menyedot sambil menelan maniku sambil menjilatnya. Dan kurasakan vagina tante Fany berdenyut kencang sampai-sampai aku merasakan celana tante Fany lembab dan agak basah
Enakkan Dani pusingnya pasti hilangkan kata tante Fany
Tapi tante aku minta maaf yah aku enggak enak sama tante nih soalnya tante.
Sudah enggak apa-apa kok, oh iya sperma kamu kok kental banget wangi lagi, kamu enggak pernah onani Dani ?
Enggak tante

Tanpa kusadari tanganku masih memegang vagina tante Fany
Loh tangan kamu kenapa kok di situ terus sih
Aku jadi salah tingkah
Sudah enggak apa-apa kok tante ngerti katanya padaku
Tante boleh enggak aDani megang itu tante lagi pintaku pada tante Fany
Tante Fany pun melepas kan celana pendek nya, kulihat celana dalam tante Fany basah entah kenapa
Tante kencing yah ? tanya ku
Enggak ini namanya tante nafsu Dani sampai-sampai celana dalam tante basah dilepaskannya pula celana dalam tante Fany dan mengelap vaginanya dengan handukku.

Lalu tante Fany duduk di sampingku
Dani pegang nih enggak apa-apa kok sudah tante lap katanya
Akupun mulai memegang vagina tante Fany dengan tangan yang Agak gemetar , tante Fany hanya ketawa kecil
Dani kenapa ? biasa saja donk kok gemetar kaya gitu sih kata tante Fany
Dia mulai memegang penisku lagi Dani tante mau itu nih
Mau apa tante
Itu tuh aku bingung atas permintaan tante Fany
Hmm itu tuh punya kamu di masukin ke dalam itunya tante kamu mau kan ?
Tapi aDani enggak bisa tante caranya
Sudah kamu diam saja biar tante yang sajarin kamu yah kata tante Fany padaku.

Mulailah tangannya mengelus penisku biar bangun kembali tapi aku juga enggak tinggal diam aku coba mengelus-elus vagina tante Fany yang di tumbuhi bulu halus
Dani jilatin donk punya tante yah katanya
Tante aDani enggak bisa nanti muntah lagi
coba saja Dani Tante pun langsung mengambil posisi 69 aku di bawah, tante Fany di atas dan tanpa pikir panjang tante Fany pun mulai mengulum penisku
Achhhh .. hgghhhghhh. tante
Aku pun sebenarnya ada rasa geli tapi ketika kucium vagina tante Fany tidak berbau apa-apa. Aku mau juga menjilatinya kurang lebih baunya vagina tante Fany seperti wangi daun pandan ( asli Aku juga bingung kok bisa gitu yah ) aku mulai menjilati vagina tante Fany sambil tanganku melepaskan kaus u can see tante Fany dan juga melepaskan kaitan bh nya , kini kami sama-sama telanjang bulat ,

Tante Fany pun masih asyik mengulum penisku yang masih layu kemudian tante Fany menghentikannya dan berbalik menghadapku langsung mencium bibirku dengan nafas yang penuh nafsu dan menderu
Kamu tahu enggak mandi kucing Dani kata tante Fany.
Aku hanya menggelengkan kepala dan tante Fany pun langsung menjilati leherku menciuminya sampai-sampai aku menggelinjang hebat , ciumannya berlanjut sampai ke putingku dikulumnya di jilatnya, lalu ke perutku, terus turun ke selangkanganku dan penisku pun mulai bereaksi mengeras. Dijilatinya paha sebelah dalamku dan aku hanya menggelinjang hebat karena di bagian ini aku tak kuasa menahan rasa geli campur kenikmatan yang begitu dahsyat. Tante Fany pun langsung menjilati penisku tanpa mengulumnya seperti tadi dia menghisap-hisap bijiku dan juga terus sampai-sampai lubang pantatku pun di jilatinya sampai aku merasakan anusku masuk keluar.

Kulihat payudara tante Fany mengeras, tante Fany menjilati sampai ke betisku dan kembali ke bibirku di kulumnya sambil tangannya mengocok penisku, tanganku pun meremas payudara tante Fany. Entah mengapa aku jadi ingin menjilati vagina tante Fany, langsung tante Fany ku baringkan dan aku bangun langsung ku jilati vagina tante Fany seperti mnjilati es krim
Achhh.uhh.hhghh.acch Dani enak banget terus Dani, yang itu isep jilatin Dani kata tante Fany sambil menunjuk sesuatu yang menonjol di atas bibir vaginanya.
Aku langsung menjilatinya dan menghisapnya , banyak sekali lendir yang keluar dari vagina tante Fany tanpa sengaja tertelan olehku
Dani masukin donk tante enggak tahan nih
Tante gimana caranya ?
Tante Fany pun menyuruhku tidur dan dia jongkok diatas penisku dan langsung menancapkannya ke dalam vaginanya. Tante Fany naik turun seperti orang naik kuda kadang melakukan gerakan maju mundur. Setengah jam kami bergumul dan tante Fany pun mengejang hebat
Dani tante mau keluar nih eghhhh.huhh achh kata tante Fany
Akupun di suruhnya untuk menaik turunkan pantatku dan tak lama kurasakan ada sesuatu yang hangat mengalir dari dalam vagina tante Fany. Hmm sungguh pengalaman pertamaku dan juga kurasakan vagina tante Fany mungurut-urut penisku dan juga menyedotnya. Kurasakan tante Fany sudah orgasme dan permainan kami terhenti sejenak.

Tante Fany tidak mencabut penisku dan membiarkanya di dalam vaginanya
Dani nanti kalau mau kencing kaya tadi bilang yah pinta tante Fany padaku
Akupun langsung mengiyakan tanpa mengetahui maksudnya dan tante Fany pun langsung mengocok penisku dengan vaginanya dengan posisi yang seperti tadi
Achh tante enak banget achhhh,.gfggfgfg.. kataku dan tak lama aku pun merasakan hal yang seperti tadi lagi
Tante Dani kayanya mau kencing niih
Tante Fany pun langsung bangun dan mengulum penisku yang masih lengket dengan cairan kewanitaanya, tanpa malu dia menghisapnya dan tak lama menyemburlah cairan maniku untuk yang ke 2 kalinya dan seperti yang pertama tante Fany pun menelannya dan menghisap ujung kepala penisku untuk menyedot habis maniku dan akupun langsung lemas tapi disertai kenikmatan yang alang kepalang nikmatnya.

Kamipun langsung mandi ke kamar mandi berdua dengan telanjang bulat dan kami melakukannya lagi di kamar mandi dengan posisi tante Fany menungging di pinggir bak mandi. Aku melakukannya dengan cermat atas arahan tante Fany yang hebat. Selasai itu jam pun menunjukan pukul 1 siang langsung makan siang dengan telur dadar buatan tante Fany, setelah itu kamipun capai sekali sampai-sampai tertidur dengan tante Fany di sampingku, tapi tanganku kuselipkan di dalam celana dalam tante Fany. Kami terbangun pada pukul 3 sore dan sekali lagi kami melakukannya permintaan tante Fany, tepat jam 4:30 kami menenggakhiri dan kembali mandi, dan rombongan ibu-ibu pun pulang pukul 6 sore.

Dani kamu sudah baikan ? tanya mami ku
Sudah mam , aku sudah seger n fit nih kataku
Kamu kasih makan apa Ni, si Dani sampai-sampai langsung sEhat tanya mami sama tante Fany
Hanya bubur ayam sama makan siang telur dadar terus ku kasih saja panadol kata tante Fany
Esoknya kamipun pulang ke jakarta dan di mobilpun aku duduk disamping tante Fany yang semobil denganku. Mami yang menyupir ditemani ibu herman di depan. Didalam mobilpun aku masih curi-curi memegang barangnya tante Fany.Sampai sekarangpun aku masih suka melakukannya dengan tante Fany bila rumahku kosong atau terkadang ke hotel dengan tante Fany. Sekali waktu aku pernah mengeluarkan spermaku di dalam sampai 3 kali. Kini tante Fanypun sudah dikarunia 2 orang anak yang cantik. Baru kuketahui bahwa suami tante Fany ternyata ejekulasi dini. Kinipun aku bingung akan anak itu. Yah begitulah kisahku sampai sekarang aku tetap menjadi PIL tante Fany bahkan aku jadi lebih suka dengan wanita yang lebih tua dariku. Pernah juga aku menemani seorang kenalan tante Fany yang nasibnya sama seperti tante Fany mempunyai suami yang ejekulasi dini dan suka daun muda buat obat awet muda, dengan menelan air mani pria muda.

Gairah Bapak Kost yang kuat

Pagi itu kulihat pak Yugi sedang merapikan tanaman di kebun, dipangkasnya daun-daun yang mencuat tidak beraturan dengan gunting. Kutatap wajahnya dari balik kaca gelap jendela kamarku. Belum terlalu tua, umurnya kutaksir belum mencapai usia 50 tahun, tubuhnya masih kekar wajahnya segar dan cukup tampan. Rambut dan kumisnya beberapa sudah terselip uban. Hari itu memang aku masih tergeletak di kamar kostku. Sejak kemarin aku tidak kuliah karena terserang flu. Jendela kamarku yang berkaca gelap dan menghadap ke taman samping rumah membuatku merasa asri melihat hijau taman, apalagi di sana ada seorang laki-lai setengah baya yang sering kukagumi. Memang usiaku saat itu baru menginjak dua puluh satu tahun dan aku masih duduk di semester enam di fakultasku dan sudah punya pacar yang selalu rajin mengunjungiku di malam minggu. Toh tidak ada halangan apapun kalau aku menyukai laki-laki yang jauh di atas umurku.Tiba-tiba ia memandang ke arahku, jantungku berdegup keras. Tidak, dia tidak melihaku dari luar sana. pak Yugi mengenakan kaos singlet dan celana pendek, dari pangkal lengannya terlihat seburat ototnya yang masih kecang. Hari memang masih pagi sekitar jam 9:00, teman sekamar kostku telah berangkat sejak jam 6:00 tadi pagi demikian pula penghuni rumah lainnya, temasuk Tante Pram istrinya yang karyawati perusahaan perbankan.

Memang pak Yugi sejak 5 bulan terakhir terkena PHK dengan pesangon yang konon cukup besar, karena penciutan perusahaannya. Sehingga kegiatannya lebih banyak di rumah. Bahkan tak jarang dia yang menyiapkan sarapan pagi untuk kami semua anak kost-nya. Yaitu roti dan selai disertai susu panas. Kedua anaknya sudah kuliah di luar kota. Kami anak kost yang terdiri dari 6 orang mahasiswi sangat akrab dengan induk semang. Mereka memperlakukan kami seperti anaknya. Walaupun biaya indekost-nya tidak terbilang murah, tetapi kami menyukainya karena kami seperti di rumah sendiri. pak Yugi telah selesai mengurus tamannya, ia segera hilang dari pemandanganku, ah seandainya dia ke kamarku dan mau memijitku, aku pasti akan senang, aku lebih membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari obat-obatan. Biasanya ibuku yang yang mengurusku dari dibuatkan bubur sampai memijit-mijit badanku. Ah.. andaikan pak Yugi yang melakukannya

Kupejamkan mataku, kunikmati lamunanku sampai kudengar suara siulan dan suara air dari kamar mandi. Pasti pak Yugi sedang mandi, kubayangkan tubuhnya tanpa baju di kamar mandi, lamunanku berkembang menjadi makin hangat, hatiku hangat, kupejamkan mataku ketika aku diciumnya dalam lamunan, oh indahnya. Lamunanku terhenti ketika tiba-tiba ada suara ketukan di pintu kamarku, segera kutarik selimut yang sudah terserak di sampingku. Masuk..! kataku. Tak berapa lama kulihat pak Yugi sudah berada di ambang pintu masih mengenakan baju mandi. Senyumnya mengambang Bagaimana Lina? Ada kemajuan..? dia duduk di pinggir ranjangku, tangannya diulurkan ke arah keningku. Aku hanya mengangguk lemah. Walaupun jantungku berdetak keras, aku mencoba membalas senyumnya. Kemudian tangannya beralih memegang tangan kiriku dan mulai memjit-mijit.

Lina mau dibikinkan susu panas? tanyanya.
Terima kasih Pak, Lina sudah sarapan tadi, balasku.
Enak dipijit seperti ini? aku mengangguk.VDia masih memijit dari tangan yang kiri kemudian beralih ke tangan kanan, kemudian ke pundakku. Ketika pijitannya berpindah ke kakiku aku masih diam saja, karena aku menyukai pijitannya yang lembut, disamping menimbulkan rasa nyaman juga menaikkan birahiku. Disingkirkannya selimut yang membungkus kakiku, sehingga betis dan pahaku yang kuning langsat terbuka, bahkan ternyata dasterku yang tipis agak terangkat ke atas mendekati pangkal paha, aku tidak mencoba membetulkannya, aku pura-pura tidak tahu.

Lin kakimu mulus sekali ya.
Ah.. Pak bisa aja, kan kulit Tante lebih mulus lagi, balasku sekenanya.
Tangannya masih memijit kakiku dari bawah ke atas berulang-ulang. Lama-lama kurasakan tangannya tidak lagi memijit tetapi mengelus dan mengusap pahaku, aku diam saja, aku menikmatinya, birahiku makin lama makin bangkit.
Lin, Pak jadi terangsang, gimana nih? suaranya terdengar kalem tanpa emosi.
Jangan Pak, nanti Tante marah..
Mulutku menolak tapi wajah dan tubuhku bekata lain, dan aku yakin pak Yugi sebagai laki-laki sudah matang dapat membaca bahasa tubuhku. Aku menggelinjang ketika jari tangannya mulai menggosok pangkal paha dekat vaginaku yang terbungkus CD. Dan astaga! ternyata dibalik baju mandinya pak Yugi tidak mengenakan celana dalam sehingga penisnya yang membesar dan tegak, keluar belahan baju mandinya tanpa disadarinya. Nafasku sesak melihat benda yang berdiri keras penuh dengan tonjolan otot di sekelilingnya dan kepala yang licin mengkilat. Ingin rasanya aku memegang dan mengelusnya. Tetapi kutahan hasratku itu, rasa maluku masih mengalahkan nafsuku.

pak Yugi membungkuk menciumku, kurasakan bibirnya yang hangat menyentuh bibirku dengan lembut. Kehangatan menjalar ke lubuk hatiku dan ketika kurasakan lidahnya mencari-cari lidahku dan maka kusambut dengan lidahku pula, aku melayani hisapan-hisapannya dengan penuh gairah. Separuh tubuhnya sudah menindih tubuhku, kemaluannya menempel di pahaku sedangkan tangan kirinya telah berpindah ke buah dadaku. Dia meremas dadaku dengan lembut sambil menghisap bibirku. Tanpa canggung lagi kurengkuh tubuhnya, kuusap punggungnya dan terus ke bawah ke arah pahanya yang penuh ditumbuhi rambut. Dadaku berdesir enak sekali, tangannya sudah menyelusup ke balik dasterku yang tanpa BH, remasan jarinya sangat ahli, kadang putingku dipelintir sehingga menimbulkan sensasi yang luar biasa.

Nafasku makin memburu ketika dia melepas ciumannya. Kutatap wajahnya, aku kecewa, tapi dia tersenyum dibelainya wajahku.
Lin kau cantik sekali.. dia memujaku.
Aku ingin menyetubuhimu, tapi apakah kamu masih perawan..? aku mengangguk lemah.
Memang aku masih perawan, walaupun aku pernah petting dengan kakak iparku sampai kami orgasme tapi sampai saat ini aku belum pernah melakukan persetubuhan. Dengan pacarku kami sebatas ciuman biasa, dia terlalu alim untuk melakukan itu. Sedangkan kebutuhan seksku selama ini terpenuhi dengan mansturbasi, dengan khayalan yang indah. Biasanya dua orang obyek khayalanku yaitu kakak iparku dan yang kedua adalah pak Yugi induk semangku, yang sekarang setengah menindih tubuhku. Sebenarnya andaikata dia tidak menanyakan soal keperawanan, pasti aku tak dapat menolak jika ia menyetubuhiku, karena dorongan birahiku kurasakan melebihi birahinya. Kulihat dengan jelas pengendalian dirinya, dia tidak menggebu dia memainkan tangannya, bibirnya dan lidahnya dengan tenang, lembut dan sabar. Justru akulah yang kurasakan meledak-ledak.

Bagaimana Lin? kita teruskan? tangannya masih mengusap rambutku, aku tak mampu menjawab.
Aku ingin, ingin sekali, tapi aku tak ingin perawanku hilang. Kupejamkan mataku menghindari tatapanbya.
Pak pakai tangan saja, bisikku kecewa.
Tanpa menunggu lagi tangannya sudah melucuti seluruh dasterku, aku tinggal mengenakan celana dalam, dia juga telah telanjang utuh. Seluruh tubuhnya mengkilat karena keringat, batang kemaluannya panjang dan besar berdiri tegak. Diangkatnya pantatku dilepaskannya celana dalamku yang telah basah sejak tadi. Kubiarkan tangannya membuka selangkanganku lebar-lebar. Kulihat vaginaku telah merekah kemerahan bibirnya mengkilat lembab, klitorisku terasa sudah membesar dan memerah, di dalam lubang kemaluanku telah terbanjiri oleh lendir yang siap melumasi, setiap barang yang akan masuk.

pak Yugi membungkuk dan mulai menjilat dinding kiri dan kanan kemaluanku, terasa nikmat sekali aku menggeliat, lidahnya menggeser makin ke atas ke arah klitosris, kupegang kepalanya dan aku mulai merintih kenikmatan. Berapa lama dia menggeserkan lidahnya di atas klitosriku yang makin membengkak. Karena kenikmatan tanpa terasa aku telah menggoyang pantatku, kadang kuangkat kadang ke kiri dan ke kanan. Tiba-tiba pak Yugi melakukan sedotan kecil di klitoris, kadang disedot kadang dipermainkan dengan ujung lidah. Kenikmatan yang kudapat luar biasa, seluruh kelamin sampai pinggul, gerakanku makin tak terkendali, Pak aduh.. Pak Lin mau keluar. Kuangkat tinggi tinggi pantatku, aku sudah siap untuk berorgasme, tapi pada saat yang tepat dia melepaskan ciumannya dari vagina. Dia menarikku bangun dan menyorongkan kemaluannya yang kokoh itu kemulutku. Gantian ya Lin.. aku ingin kau isap kemaluanku. Kutangkap kemaluannya, terasa penuh dan keras dalam genggamanku. pak Yugi sudah terlentang dan posisiku membungkuk siap untuk mengulum kelaminnya. Aku sering membayangkan dan aku juga beberapa kali menonton dalam film biru. Tetapi baru kali inilah aku melakukannya.

Birahiku sudah sampai puncak. Kutelusuri pangkal kemaluannya dengan lidahku dari pangkal sampai ke ujung penisnya yang mengkilat berkali-kali. Ahhh Enak sekali Lin dia berdesis. Kemudian kukulum dan kusedot-sedot dan kujilat dengan lidah sedangkan pangkal kemaluannya kuelus dengan jariku. Suara desahan pak Yugi membuatku tidak tahan menahan birahi. Kusudahi permainan di kelaminnya, tiba-tiba aku sudah setengah jongkok di atas tubuhnya, kemaluannya persis di depan lubang vaginaku. Pak, Lin masukin dikit ya Pak, Lin pengen sekali. Dia hanya tersenyum. Hati-hati ya jangan terlalu dalam Aku sudah tidak lagi mendengar kata-katanya. Kupegang kemaluannya, kutempelkan pada bibir kemaluanku, kusapu-sapukan sebentar di klitoris dan bibir bawah, dan oh, ketika kepala kemaluanya kumasukan dalam lubang, aku hampir terbang. Beberapa detik aku tidak berani bergerak tanganku masih memegangi kemaluannya, ujung kemaluannya masih menancap dalam lubang vaginaku. Kurasakan kedutan-kedutan kecil dalam bibir bawahku, aku tidak yakin apakah kedutan berasal dariku atau darinya.

Kuangkat sedikit pantatku, dan gesekan itu ujung kemaluannya yang sangat besar terasa menggeser bibir dalam dan pangkal klitoris. Kudorong pinggulku ke bawah makin dalam kenikmatan makin dalam, separuh batang kemaluannya sudah melesak dalam kemaluanku. Kukocokkan kemaluannya naik-turun, tidak ada rasa sakit seperti yang sering aku dengar dari temanku ketika keperawanannya hilang, padahal sudah separuh. Kujepit kemaluannya dengan otot dalam, kusedot ke dalam. Kulepas kembali berulang-ulang. Oh.. Lin kau hebat, jepitanmu nimat sekali. Kudengar pak Yugi mendesis-desis, payudaraku diremas-remas dan membuat aku merintih-rintih ketika dalam jepitanku itu. Dia mengocokkan kemaluannya dari bawah. Aku merintih, mendesis, mendengus, dan akhirnya kehilangan kontrolku. Kudorong pinggulku ke bawah, terus ke bawah sehingga penis pak Yugi sudah utuh masuk ke vaginaku, tidak ada rasa sakit, yang ada adalah kenikmatan yang meledak-ledak.Dari posisi duduk, kurubuhkan badanku di atas badannya, susuku menempel, perutku merekat pada perutnya. Kudekap pak Yugi erat-erat. Tangan kiri pak Yugi mendekap punggungku, sedang tangan kanannya mengusap-usap bokongku dan analku. Aku makin kenikmatan. Sambil merintih-rintih kukocok dan kugoyang pinggulku, sedang kurasakan benda padat kenyal dan besar menyodok-nyodok dari bawah.

Tiba-tiba aku tidak tahan lagi, kedutan tadinya kecil makin keras dan akhirnya meledak. Ahhh Kutekan vaginaku ke penisnya, kedutannya keras sekali, nimat sekali. Dan hampir bersamaan dari dalam vagina terasa cairan hangat, menyemprot dinding rahimku. Ooohhh pak Yugi juga ejakulasi pada saat yang bersamaan. Beberapa menit aku masih berada di atasnya, dan kemaluannya masih menyesaki vaginaku. Kurasai vaginaku masih berkedut dan makin lemah. Tapi kelaminku masih menyebarkan kenikmatan.

Pagi itu keperawananku hilang tanpa darah dan tanpa rasa sakit. Aku tidak menyesal.

Bercinta Dengan Tetangga Idaman yang sexi

Kurasa tidak perlu aku ceritakan tentang nama dan asalku, serta tempat dan alamatku sekarang. Usiaku sekarang sudah mendekati empat puluh tahun, kalau dipikir-pikir seharusnya aku sudah punya anak, karena aku sudah menikah hampir lima belas tahun lamanya. Walaupun aku tidak begitu ganteng, aku cukup beruntung karena mendapat isteri yang menurutku sangat cantik. Bahkan dapat dikatakan dia yang tercantik di lingkunganku, yang biasanya menimbulkan kecemburuan para tetanggaku.

Isteriku bernama Diana. Ada satu kebiasaanku yang mungkin jarang orang lain miliki, yaitu keinginan sex yang tinggi. Mungkin para pembaca tidak percaya, kadang-kadang pada siang hari selagi ada tamu pun sering saya mengajak isteri saya sebentar ke kamar untuk melakukan hal itu. Yang anehnya, ternyata isteriku pun sangat menikmatinya. Walaupun demikian saya tidak pernah berniat jajan untuk mengimbangi kegilaanku pada sex. Mungkin karena belum punya anak, isteriku pun selalu siap setiap saat.Kegilaan ini dimulai saat hadirnya tetangga baruku, entah siapa yang mulai, kami sangat akrab. Atau mungkin karena isteriku yang supel, sehingga cepat akrab dengan mereka. Suaminya juga sangat baik, usianya kira-kira sebaya denganku. Hanya isterinya, woow busyet.., selain masih muda juga cantik dan yang membuatku gila adalah bodynya yang wah, juga kulitnya sangat putih mulus.

Mereka pun sama seperti kami, belum mempunyai anak. Mereka pindah ke sini karena tugas baru suaminya yang ditempatkan perusahaannya yang baru membuka cabang di kota tempatku. Aku dan isteriku biasa memanggil mereka Mas Danang dan Mbak Susi. Selebihnya saya tidak tahu latar belakang mereka. Boleh dibilang kami seperti saudara saja karena hampir setiap hari kami ngobrol, yang terkadang di teras rumahnya atau sebaliknya.

Pada suatu malam, saya seperti biasanya berkunjung ke rumahnya, setelah ngobrol panjang lebar, Danang menawariku nonton VCD blue yang katanya baru dipinjamnya dari temannya. Aku pun tidak menolak karena selain belum jauh malam kegiatan lainnya pun tidak ada. Seperti biasanya, film blue tentu ceritanya itu-itu saja. Yang membuatku kaget, tiba-tiba isteri Danang ikut nonton bersama kami.

Waduh, gimana ini Gus..? Nggak enak nih..!
Nggak apa-apalah Mas, toh itu tontonan kok, nggak bisa dipegang. Kalau Mas nggak keberatan, Mbak dian diajak sekalian. katanya menyebut isteriku.
Aku tersinggung juga waktu itu. Tapi setelah kupikir-pikir, apa salahnya? Akhirnya aku pamit sebentar untuk memanggil isteriku yang tinggal sendirian di rumah.

Gila kamu..! Apa enaknya nonton gituan kok sama tetangga..? kata isteriku ketika kuajak.
Akhirnya aku malu juga sama isteriku, kuputuskan untuk tidak kembali lagi ke rumah Danang. Mendingan langsung tidur saja supaya besok cepat bangun. Paginya aku tidak bertemu Danang, karena sudah lebih dahulu berangkat. Di teras rumahnya aku hanya melihat isterinya sedang minum teh. Ketika aku lewat, dia menanyaiku tentang yang tadi malam. Aku bilang Diana tidak mau kuajak sehingga aku langsung saja tidur.

Mataku jelalatan menatapinya. Busyet.., dasternya hampir transparan menampakkan lekuk tubuhnya yang sejak dulu menggodaku. Tapi ah.., mereka kan tetanggaku. Tapi dasar memang pikiranku sudah tidak bedian, kutunda keberangkatanku ke kantor, aku kembali ke rumah menemui isteriku. Seperti biasanya kalau sudah begini aku langsung menarik isteriku ke tempat tidur. Mungkin karena sudah biasa Diana tidak banyak protes. Yang luar biasa adalah pagi ini aku benar-benar gila. Aku bergulat dengan isteriku seperti kesetanan. Kemaluan Diana kujilati sampai tuntas, bahkan kusedot sampai isteriku menjerit. Edan, kok aku sampai segila ini ya, padahal hari masih pagi.Tapi hal itu tidak terpikirkan olehku lagi.

Isteriku sampai terengah-engah menikmati apa yang kulakukan terhadapnya. Diana langsung memegang kemaluanku dan mengulumnya, entah kenikmatan apa yang kurasakan saat itu. Sungguh, tidak dapat kuceritakan.
Mas.., sekarang Mas..! pinta isteriku memelas.
Akhirnya aku mendekatkan kemaluanku ke lubang kemaluan Diana. Dan tempat tidur kami pun ikut bergoyang.

Setelah kami berdua sama-sama tergolek, tiba-tiba isteriku bertanya, Kok Mas tiba-tiba nafsu banget sih..?
Aku diam saja karena malu mengatakan bahwa sebenarnya Susi lah yang menaikkan tensiku pagi ini.

Sorenya Danang datang ke rumahku, Sepertinya Mas punya kelainan sepertiku ya..? tanyanya setelah kami berbasa-basi.
Maksudmu apa ? tanyaku heran.
Isteriku tadi cerita, katanya tadi pagi dia melihat Mas dan Mbak Diana bergulat setelah ngobrol dengannya.
Loh, aku heran, dari mana Susi nampak kami melakukannya? Oh iya, baru kusadari ternyata jendela kamar kami saling berhadapan.
Danang langsung menambahkan, Nggak usah malu Mas, saya juga maniak Mas. katanya tanpa malu-malu.

Begini saja Mas, tanpa harus memahami perasaanku, Danang langsung melanjutkan, Aku punya ide, gimana kalau nanti malam kita bikin acara..?
Acara apa Gus..? tanyaku penasaran.
Nanti malam kita bikin pesta di rumahmu, gimana..?
Pesta apaan..? Gila kamu.
Pokoknya tenang aja Mas, kamu cuman nyediain makan dan musiknya aja Mas, nanti minumannya saya yang nyediain. Kita berempat aja, sekedar refdianing ajalah Mas, kan Mas belum pernah mencobanya..?

Malamnya, menjelang pukul 20.00, Danang bersama isterinya sudah ada di rumahku. Sambil makan dan minum, kami ngobrol tentang masa muda kami. Ternyata ada persamaan di antara kami, yaitu menyukai dan cenderung maniak pada sex. Diiringi musik yang disetel oleh isteriku, ada perasaan yang agak aneh kurasakan. Aku tidak dapat menjelaskan perasaan apa ini, mungkin pengaruh minuman yang dibawakan Danang dari rumahnya.

Tiba-tiba saja nafsuku bangkit, aku mendekati isteriku dan menariknya ke pangkuanku. Musik yang tidak begitu kencang terasa seperti menyelimuti pendengaranku. Kulihat Danang juga menarik isterinya dan menciumi bibirnya. Aku semakin terangsang, Diana juga semakin bergairah. Aku belum pernah merasakan perasaan seperti ini. Tidak berapa lama Diana sudah telanjang bulat, entah kapan aku menelanjanginya. Sesaat aku merasa bersalah, kenapa aku melakukan hal ini di depan orang lain, tetapi kemudian hal itu tidak terpikirkan olehku lagi. Seolah-olah nafsuku sudah menggelegak mengalahkan pikiran normalku.

Kuperhatikan Danang perlahan-lahan mendudukkan Susi di meja yang ada di depan kami, mengangkat rok yang dikenakan isterinya, kemudian membukanya dengan cara mengangkatnya ke atas. Aku semakin tidak karuan memikirkan kenapa hal ini dapat terjadi di dalam rumahku. Tetapi itu hanya sepintas, berikutnya aku sudah menikmati permainan itu. Susi juga tinggal hanya mengenakan BH dan celana dalamnya saja, dan masih duduk di atas meja dengan lutut tertekuk dan terbuka menantang.

Perlahan-lahan Danang membuka BH Susi, tampak dua bukit putih mulus menantang menyembul setelah penutupnya terbuka.
Kegilaan apa lagi ini..? batinku.
Seolah-olah Danang mengerti, karena selalu saya perhatikan menawarkan bergantian denganku. Kulihat isteriku yang masih terbaring di sofa dengan mulut terbuka menantang dengan nafas tersengal menahan nafsu yang menggelora, seolah-olah tidak keberatan bila posisiku digantikan oleh Danang.

Kemudian kudekati Susi yang kini tinggal hanya mengenakan celana dalam. Dengan badan yang sedikit gemetar karena memang ini pengalaman pertamaku melakukannya dengan orang lain, kuraba pahanya yang putih mulus dengan lembut. Sementara Danang kulihat semakin beringas menciumi sekujur tubuh Diana yang biasanya aku lah yang melakukannya.

Perlahan-lahan jari-jemariku mendekati daerah kemaluan Susi. Kuelus bagian itu, walau masih tertutup celana dalam, tetapi aroma khas kemaluan wanita sudah terasa, dan bagian tersebut sudah mulai basah. Perlahan-lahan kulepas celana dalamnya dengan hati-hati sambil merebahkan badannya di atas meja. Nampak bulu-bulu yang belum begitu panjang menghiasi bagian yang berada di antara kedua paha Susi ini.

Peluklah aku Mas, tolonglah Mas..! erang Susi seolah sudah siap untuk melakukannya.
Tetapi aku tidak melakukannya. Aku ingin memberikan kenikmatan yang betul-betul kenikmatan kepadanya malam ini. Kutatapi seluruh bagian tubuh Susi yang memang betul-betul sempurna. Biasanya aku hanya dapat melihatnya dari kejauhan, itu pun dengan terhalang pakaian. Berbeda kini bukan hanya melihat, tapi dapat menikmati. Sungguh, ini suatu yang tidak pernah terduga olehku. Seperti ingin melahapnya saja.

Kemudian kujilati seluruhnya tanpa sisa, sementara tangan kiriku meraba kemaluannya yang ditumbuhi bulu hitam halus yang tidak begitu tebal. Bagian ini terasa sangat lembut sekali, mulut kemaluannya sudah mulai basah. Perlahan kumasukkan jari telunjukku ke dalam.
Sshh.., akh..! Susi menggelinjang nikmat.
Kuteruskan melakukannya, kini lebih dalam dan menggunakan dua jari, Susi mendesis.

Kini mulutku menuju dua bukit menonjol di dada Susi, kuhisap bagian putingnya, tubuh Susi bergetar panas. Tiba-tiba tangannya meraih kemaluanku, menggenggam dengan kedua telapaknya seolah takut lepas. Posisi Susi sekarang berbaring miring, sementara aku berlutut, sehingga kemaluanku tepat ke mulutnya. Perlahan dia mulai menjilati kemaluanku. Gantian badanku sekarang yang bergetar hebat.

Susi memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya. Ya ampun, hampir aku tidak sanggup menikmatinya. Luar biasa enaknya, sungguh..! Belum pernah kurasakan seperti ini. Sementara di atas Sofa Danang dan isteriku seperti membentuk angka 69. Diana ada di bawah sambil mengulum kemaluan Danang, sementara Danang menjilati kemaluan Diana. Napas kami berempat saling berkejaran, seolah-olah melakukan perjalanan panjang yang melelahkan. Bunyi Music yang entah sudah beberapa lagu seolah menambah semangat kami.

Kini tiga jari kumasukkan ke dalam kemaluan Susi, dia melenguh hebat hingga kemaluanku terlepas dari mulutnya. Gantian aku sekarang yang menciumi kemaluannya. Kepalaku seperti terjepit di antara kedua belah pahanya yang mulus. Kujulurkan lidahku sepanjang-panjangnya dan kumasukkan ke dalam kemaluannya sambil kupermainkan di dalamnya. Aroma dan rasanya semakin memuncakkan nafsuku. Sekarang Susi terengah-engah dan kemudian menjerit tertahan meminta supaya aku segera memasukkan kemaluanku ke lubangnya.

Cepat-cepat kurengkuh kedua pahanya dan menariknya ke bibir meja, kutekuk lututnya dan kubuka pahanya lebar-lebar supaya aku dapat memasukkan kemaluanku sambil berjongkok. Perlahan-lahan kuarahkan senjataku menuju lubang milik Susi.
Ketika kepala kemaluanku memasuki lubang itu, Susi mendesis, Ssshh.., aahhk.., aduh enaknya..! Terus Mas, masukkan lagi akhh..!
Dengan pasti kumasukkan lebih dalam sambil sesekali menarik sedikit dan mendorongnya lagi. Ada kenikmatan luar biasa yang kurasakan ketika aku melakukannya. Mungkin karena selama ini aku hanya melakukannya dengan isteriku, kali ini ada sesuatu yang tidak pernah kurasakan sebelumnya.

Tanganku sekarang sudah meremas payudara Susi dengan lembut sambil mengusapnya. Mulut Susi pun seperti megap-megap kenikmatan, segera kulumat bibir itu hingga Susi nyaris tidak dapat bernapas, kutindih dan kudekap sekuat-kuatnya hingga Susi berontak. Pelukanku semakin kuperketat, seolah-olah tidak akan lepas lagi. Keringat sudah membasahi seluruh tubuh kami. Danang dan isteriku tidak kuperhatikan lagi. Yang kurasakan sekarang adalah sebuah petualangan yang belum pernah kulalui sebelumnya. Pantatku masih naik turun di antara kedua paha Susi.

Luar biasa kemaluan Susi ini, seperti ada penyedot saja di dalamnya. Kemaluanku seolah tertarik ke dalam. Dinding-dindingnya seperti lingkaran magnet saja. Mata Susi merem melek menikmati permainan ini. Erangannya tidak pernah putus, sementara helaan napasnya memburu terengah-engah.Posisi sekarang berubah, Susi sekarang membungkuk menghadap meja sambil memegang kedua sisi meja yang tadi tempat dia berbaring, sementara saya dari belakangnya dengan berdiri memasukkan kemaluanku. Hal ini cukup sulit, karena selain ukuran kemaluanku lumayan besar, lubang kemaluan Susi juga semakin ketat karena membungkuk.

Kukangkangkan kaki Susi dengan cara melebarkan jarak antara kedua kakinya. Perlahan kucoba memasukkan senjataku. Kali ini berhasil, tapi Susi melenguh nyaring, perlahan-lahan kudorong kemaluanku sambil sesekali menariknya. Lubangnya terasa sempit sekali. Beberapa saat, tiba-tiba ada cairan milik Susi membasahi lubang dan kemaluanku hingga terasa nikmat sekarang. Kembali kudorong senjataku dan kutarik sedikit. Goyanganku semakin lincah, pantatku maju mundur beraturan. Sepertinya Susi pun menikmati gaya ini.

Buah dada Susi bergoyang-goyang juga maju-mundur mengikuti irama yang berasal dari pantatku. Kuremas buah dada itu, kulihat Susi sudah tidak kuasa menahan sesuatu yang tidak kumengerti apa itu. Erangannya semakin panjang. Kecepatan pun kutambah, goyangan pinggul Susi semakin kuat. Tubuhku terasa semakin panas. Ada sesuatu yang terdorong dari dalam yang tidak kuasa aku menahannya. Sepertinya menjalar menuju kemaluanku. Aku masih berusaha menahannya.

Segera aku mencabut kemaluanku dan membopong tubuh Susi ke tempat yang lebih luas dan menyuruh Susi telentang di bentangan karpet. Secepatnya aku menindihnya sambil menekuk kedua kakinya sampai kedua ujung lututnya menempel ke perut, sehingga kini tampak kemaluan Susi menyembul mendongak ke atas menantangku. Segera kumasukkan senjataku kembali ke dalam lubang kemaluan Susi.

Pantatku kembali naik turun berirama, tapi kali ini lebih kencang seperti akan mencapai finis saja. Suara yang terdengar dari mulut Susi semakin tidak karuan, seolah menikmati setiap sesuatu yang kulakukan padanya. Tiba-tiba Susi memelukku sekuat-kuatnya. Goyanganku pun semakin menjadi. Aku pun berteriak sejadinya, terasa ada sesuatu keluar dari kemaluanku. Susi menggigit leherku sekuat-kuatnya, segera kurebut bibirnya dan menggigitnya sekuatnya, Susi menjerit kesakitan sambil bergetar hebat.

Mulutku terasa asin, ternyata bibir Susi berdarah, tapi seolah kami tidak memperdulikannya, kami seolah terikat kuat dan berguling-guling di lantai. Di atas sofa Danang dan isteriku ternyata juga sudah mencapai puncaknya. Kulihat Diana tersenyum puas. Sementara Susi tidak mau melepaskan kemaluanku dari dalam kemaluannya, kedua ujung tumit kakinya masih menekan kedua pantatku. Tidak kusadari seluruh cairan yang keluar dari kemaluanku masuk ke liang milik Susi. Kulihat Susi tidak memperdulikannya.

Perlahan-lahan otot-ototku mengendur, dan akhirnya kemaluanku terlepas dari kemaluan Susi. Susi tersenyum puas, walau kelelahan aku pun merasakan kenikmatan tiada tara. Diana juga tersenyum, hanya nampak malu-malu. Kemudian memunguti pakaiannya dan menuju kamar mandi.

Hingga saat ini peristiwa itu masih jelas dalam ingatanku. Danang dan Susi sekarang sudah pindah dan kembali ke Jakarta. Sesekali kami masih berhubungan lewat telepon. Mungkin aku tidak akan pernah melupakan peristiwa itu. Pernah suatu waktu Susi berkunjung ke rumah kami, kebetulan aku tidak ada di rumah. Dia hanya ketemu dengan isteriku. Seandainya saja..

Selasa, 20 Desember 2011

Ngentot Dalam Gedung Bioskop

Sebut saja namaku Tito. Aku adalah mahasiswa angkatan 2001 di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Malang dan sebagai pegawai swasta di sebuah kantor di Malang. Saat ini usaiku 25 th. Aku mempunyai seorang cewek yang baru masuk kuliah. Usianya sekitar 5 tahun lebih muda dariku. Aku dan dia sudah berpacaran semenjak dia kelas II SMU, sebut saja namanya Maya. Perlu diketahui bahwa hubunganku dengan Maya kurang mendapat persetujuan dari orang tua Maya khususnya Ibu, namun walau demikian aku tak mau menyerah dan terus berhubungan dengan Maya.

Oh.. iya, kejadian yang akan kuceritakan ini kira-kira terjadi pada bulan Agustus 2006, saat itu aku sedang main ke rumahnya yang berada jauh dari kotaku, Malang, karena lokasi Maya ada di Surabaya. Setelah menempuh dua jam perjalanan, Aku pun sampai di rumahnya. Aku langsung ketuk pintu rumahnya.

“Permisi.. Maya.. ada?”, ucapku pada orang tuanya.
Selanjutnya lereka memanggil namanya, tak lama kemudian Maya pun muncul dengan pakaian yang cukup seksi, dengan mesra Maya menyambutku dengan memeluk dan menciumku!
“Hai.. baru nyampe yah”, ucapnya.
“Iya.. nih”, jawabku.
Aku pun kemudian masuk ke rumahnya, disana hanya ada nenek serta adik-adiknya saja kerena ibunya berada di Jakarta.

Singkat cerita setelah ngobrol-ngobrol, Maya mengajakku pergi nonton ke bioskop 21 Surabaya. Aku hanya tersenyum menuruti kemauannya. Dalam perjalanan Maya senantiasa bergayut mesra di tanganku bahkan kadang-kadang Maya menciumku tanpa rasa risih sedikitpun. Jam 15.30 kami sudah sampai di bioskop yang kami tuju lalu kami memesan tiket dan sengaja memilih tempat paling pojok atas.
“Biar lebih enak”, katanya.

Satu jam ruangan theater pun dibuka tanda pertunjukan akan segera dimulai, aku dan diapun segera masuk menuju ke kursi paling pojok atas, saling bergandengan. Walau baru masuk dan lampu masih terang, Maya sudah tampak begitu bernafsu. Itu terlihat dari sorot mata dan tindakan Maya yang sering “nyosor” menciumku. Ketika film dimulai maka lampupun dipadamkan sehingga petualanganpun kami dimulai.

Dalam keremangan kulihat Maya tersenyum manis terhadapku lalu dia berbisik padaku, “Say.. Aku cinta kamu.. peluk aku dong say..”.
Akupun dengan tersenyum langsung merengguh Maya dalam pelukanku, entah siapa yang memulai bibir kamipun sudah bertemu dan melakukan French kiss, sungguh indah dan nikmat berciuman dengannya. Maya begitu pandai memainkan lidahnya.. kamipun mulai saling julur lidah dan saling melumat tak terasa desah indaHPun mulai kudengar dari mulut Maya
“Mmhh..”, Maya melenguh pelan.

Segera bibirnya kulumat dengan panas. Lidahku menyusup ke dalam mulutnya yang agak terbuka, mengais-ngais lidah dan rongga mulutnya. Mulutnya mulai bereaksi membalas lumatanku.. cukup lama lidahku bermain dalam mulutnya. Tanganku yang mengelusi lehernya mulai turun menyusuri leher ke bawah menuju buah dadanya. Dari luar pakainnya, tanganku menggapai.. meraba dada kanannya lalu dada kririnya. Perlahan tanganku mulai meremas lembut buah dada tersebut.

“Mmhh.. hh..”, Maya kembali melenguh pelan.
Sementara mulut dan lidahku kembali menyerang dengan ganasnya. Tanganku mulai menarik lepas ujung bawah pakainnya dari dalam celana dan menyusup masuk. Kusentuh lansung perutnya yang halus terus ke atas menuju dada kanan. Tanganku kembali meremas-remas dada dari luar beha. Sementara itu di atas Maya dengan panas mengimbangi kulumanku. Lidahnya tak mau kalah menyelusup ke dalam mulutku. Lidah kami saling membelit dengan mulut menghisap kuat. Tanganku bergerak melakukan belain mesra pada setiap lekuk tubuhnya. Kuremas punggungnya, rambutnya, lalu Tanganku mulai menyusup dari celah cup beha masuk menyentuh langsung dan membelai mesra buah dadanya.

Jariku mencari-cari puting payudaranya. Putingnya terasa mungil namun tegang mencuat. Kuelus?elus dengan jari sambil sesekali kupilin pelan. Lenguhan Maya semakin keras. Kualihkan serangan bibir dan lidahku ke lehernya yang halus.
“Oouhh..”, erang Maya.

Mayapun mulai mengerang kenikmatan. Kuremas susunya yang masih keras dan kenyal lalu ku coba melepaskan satu.. dua.. tiga kancing bajunya. Sekarang buah dadanya sudah terbuka. Dadanya begitu putih dan indah sekali, terbungkus beha ukuran 32 B warna krem berenda menutupi buah dada yang tidak begitu besar. Achh.. Aku sampai menelan ludah menyaksikan keindahan bukit yang ranum itu. Kutatap sejenak wajah Maya yang tampak merona merah menahan nafsu, kembali mulutku mengecupi leher dan belakang telinga, sementara tanganku sudah menyusup kebalik beha meremasi dan membelai mesra secara langsung bukit dada yang sudah mengembang tegang. Jariku memilin putingnya yang mungil.
“Oouuhh..”, Maya melenguh sambil menggelinjang.

Tanganku terus bermain di bukit dadanya sebelah kanan kemudian berpindah ke dada kiri. Mulutku bergerak menyusuri leher, dengan jilatan panas dan basah terus menuju bawah. Kubelai dan kukecup buah dadanya dari atas behanya oh.. begitu halus sekali kulitnya. Kuremas buah dada itu dari balik behanya.
“Ouggh..”, desisnya nikmat membuatku semakin bernafsu saja.

Sementara tanganku keluar dari dalam cup beha menyelinap dan mengelus-elus punggungnya yang halus. Kubuka kaitan behanya di punggung, lepas sudah. Kupandangi wajahnya, matanya terpejam. Terpampang lah keindahan yang sesungguhnya dan benar-benar elok.

Wow.. buah dadanya begitu putih, mulus, kencang, dihiasi puting kecil mungil berwarna kemerahan di kedua ujungnya. Walau memang tidak terlalu besar, bahkan cenderung kecil namun tampak sangat kenyal sekali bagai buah apel muda. Tapi justru itulah keindahannya. Buah dada yang tidak besar namun kencang seperti yang umumnya dimiliki gadis chinese, sungguh mendatangkan pesona bagai sihir yang sangat luar biasa dan tak pernah habis.

Perutnya rata, putih halus tanpa noda dihiasi dengan pusar yang indah. Mulutku segera mendarat di perut, lidahku menjilati pusarnya, bergerak terus ke atas dengan jilatan hangat menyusuri perut menuju dada kirinya. Sesampai di dada tidak langsung menuju pusat tapi mengitari lereng bukit dadanya dengan jilatan basah.
lalu dengan lembut ku kecup susu itu secara melingkar di setiap sisinya.
“Achh..oughh.. Mas..”, Maya kembali mengerang.

Puas menyusuri lereng dadanya mulutku menuju puncak dadanya, lidahku menjilati putingnya dengan mesra. Kemudian mulutku pun langsung mengulum buah dada tersebut. Buah dada kiri itu segera hilang dalam mulutku. Mulutku langsung menyedot kuat sambil lidahku mengais-ngais putingnya. Di bawah, jariku sudah masuk ke dalam kemaluannya. Kugerakan maju mundur perlahan, terasa lubang itu semakin basah. Tanpa disadari tangan Maya pun mulai bergerilya melakukan remasan pada selakanganku hingga membuat penisku mulai berdiri.
“Aduhh.. ohh.. sstt..”, Maya semakin mengerang.

Kembali kulumat dan kuremas habis buah dadanya yang wowww.. begitu kenyal dan nikmat, setelah puas kuturunkan ciumanku ke perutnya kusapu setiap jengkal halus kulitnya dengan juluran lidahku. Tanganku pun tak berhenti mengusap dan meremas setiap lekuk tubuhnya lalu dengan pasti kuremas selakangannya.
“Ehmm..”, Maya menggelinjang mesra.

Kubuka resulting celananya dan sedikit kutarik kebawah.. lalu tanganku pun mulai merayap membelai selakangannya yang masih tertutup CD warna krem juga
“Aahh.. sstt.. acchh..”, Maya terus mendesis tertahan menerima setiap rangsangan dariku.

Sementara itu tanganku sudah menyusup ke dibalik CDnya sambil tanganku mengelus-elus. Tanganku pun menyentuh bulu-bulu halus jembutnya yang tidak terlalu lebat. Terus bergerak ke bawah menuju pusat lubang kewanitaannya. Tampak Cdnya sudah mulai lembab basah. Jariku menggesek-gesek sesekali menekan dan meremas di mulut kewanitaannya.
“Ach.. mhh.. Mas”, Maya ,.

Segera saja kukecup bibirnya agar desahannya tidak terlalu keras dan mengganggu penonton lain. Di bawah, tanganku tetap menggesek-gesek mulut kemaluannya sambil jari-jariku mulai membelai dan sesekali menusuk menerobos ke dalam lubang kenikmatannya sehingga menjadi semakin basah.
“Oohh.. Mas..”, Maya kembali mendesah.

Tubuhnya menggeliat perlahan, terlonjak dengan pantatnya terangkat naik menhan geli dan nikmat karena takut menganggu penonton lain. Aku semakin bersemangat menyedot-nyedot buah dadanya dan jariku terus semakin cepat bergerak keluar masuk di lubang kemaluannya sambil ku gesek juga klitorisnya. Ada sekitar 5 menit aku mempermainkan buah dada dan lubang kemaluannya.

Hingga tak lama kemudian tiba-tiba tubuhnya menegang dibarengi dengan erangan tertahan. Kakinya kaku, lurus mengarah ke bawah. Pangkal pahanya menjepit tanganku. Tubuh Maya mengejang beberapa saat.
Kurasakan ada aliran cairan putih, kental dan hangat yang meleleh mengalir dari lubang kemaluannya dengan derasnya.
“Achh.. aku.. aku.. keluar.. sayang..”, desisnya tertahan ketika orgasme.

Maya tergolek lemas dengan mata terpejam. Kukeluarkan tanganku dari dalam celananya yang basah. Lalu kupeluk dan kukecup mesra Maya, kucium jariku yang blebotan cairan putih kental yang tadi keluar dari memek Maya setalah melaksanakan tugasnya. Ohh.. harum sekali bau cairan memeknya itu!

Setelah beberapa saat istirahat, kurasakan tangan Maya mulai menjalar lagi membelai mesra dadaku lalu Maya mencium dan mengulum bibirku serta tangannya yang mulai meraba-raba penisku dan diusap-usapnya di dalam. Kemudian Maya mulai membuka resulting celanaku.. dan dikeluarkannya penisku dari sarangnya yang sudah keras dan berdiri tegak bagai rudal scud AS. Dibelai dan dikocoknya dengan mesra penisku.
“Oochh..” desisku tertahan.

Terasa bergetar seluruh syarafku, ngilu, geli bercampur nikmat kini kurasakan dari belaiannya pada penisku. Maya terus mengocok dan mengurut-urut penisku membuat penisku makin tegak berdiri lalu kulihat mukanya di turunkan ke arah selakanganku.. tak lama kemudian.. auchh.. terasa lidahnya dengan lembut mengusap helm penisku
“Uiich..” kembali aku mendesah.

Rasanya bener-bener sulit dibayangkan lalu tanpa sadar ku tekan kepalanya agar lebih dalam lagi ke selakanganku hingga akhirnya penisku bener-bener masuk ke dalam mulutnya. Maya pun mulai menyedot, menghisap dan menjilati penisku di dalam mulutnya
“Ooh.. yess.. ohh..”, Aku menahan nikmat.
Aku blingsatan dibuatnya namun aku terus bertahan agar tidak teriak dan terlalu banyak gerak, takut dilihat penonton lain.

Ahh.. bener-bener hebat dan nikmat apa yang dilakukan Maya.. tangannya pun tak tinggal diam, ikut mengurut batang penisku.. Lama-lama akupun tak tahan, diiringi desis nikmat dari mulutku keluarlah spermaku dalam mulutnya
“Sstt.. aahh.. oohh.. Din.. aku.. keluar.. oohh.. nikmat Din.. oohh..” seruku.

Mayapun terus menjilati dan menelan habis semua spermaku. Lalu kuangkat mukanya dan kucium bibirnya yang masih ada sedikit spermaku, kukulum lidahnya, kuremas buah dadanya.. dengan nikmat.. lalu ku ucapkan, “Terima kasih Maya.. terima kasih sayang”!

Maya tersenyum dan kembali mengecupku.. mesra. Aku dan Maya pun segera merapikan pakaian kerana film akan segera habis. Benar saja.. baru saja kami selesai dan merapikan pakaian, lampu menyala terang benderang.. aahh untung.. udah selesai..! Andaikan tadi lagi tanggung tak dapat dibayangkan.. betapa malunya kami.

Lalu kamipun pulang dengan perasaan senang dan bahagia apalagi aku sampai pulangpun aku masih kerkenang peristiwa tadi.

Gairah Kedewasaan tumbuh dengan binal

Siang itu matahari bersinar terik. Anak anak sekolah yang lain sudah mulai dijemput, beberapa dari mereka masih menunggu sambil membeli jajanan murahan yang banyak terdapat di depan sekolah.
“Son, kok Pak Di belum datang juga yah?”
Soni menyeka keringatnya. Memandang sekeliling.
“Iya nih, biasanya sudah datang loh sekarang.”
“Awas kalau datang.. pasti deh kubilangin Mama.” Soni tertawa.
“Jangan begitu ah.” Dengan tertawa aku memukul lengannya.
“Kalau begitu kamu saja yang kumarahin.”
Aku bersyukur ada Soni yang mau menemaniku melewati siang ini.
“Van, setelah ini kita SMA ya?”
“Umm.. iya nih. Mau masuk mana Son?” Menyebalkan untuk memikirkan hal ini.
“Nggak tau yah, mungkin ke ”
Hhh.. sudah kuduga.
“Yaa.. pisah dong.”
“Kamu serius mau masuk negeri?”
“Iya dong.”
Sejenak kami terdiam. Aku tak tahu apa yang kurasakan saat itu.


Malam itu aku nyaris tidak bisa tidur. Pikiranku melayang-layang, mungkin Soni marah mengetahui aku lebih memilih untuk memasuki SMU negeri. Dalam statusnya, memang lebih baik sekolah di swasta, tapi buatku, kebosanan pada teman-temanku yang selalu memamerkan setiap perjalanan mereka ke luar negeri selalu mendorongku untuk lebih memilih sekolah negeri.
“Vani, ditunggu soni tuh”, teriak mamaku.
“Iya Maa..”
Cepat-cepat kukenakan bajuku. Sejenak kutatap diriku di depan cermin, dan aku mulai bertanya-tanya, mungkinkah aku sudah bisa disebut dewasa? Aku tinggi, buah dadaku sudah tumbuh, begitu juga dengan bulu-bulu kemaluanku. Aku sudah puber, setidaknya 6 bulan yang lalu. Apakah aku sudah dewasa? Aku pernah merasakan sangat gerah, tepatnya 2 hari yang lalu. Saat itu entah kenapa mendadak memijat-mijat kemaluanku membuatku merasa sangat tenang dan enak. Aku sering juga mengintip Papa melihat film-film orang dewasa. Dan aku bukan seorang anak yang bodoh untuk tidak mengetahui apa yang kulihat. Banyak majalah dan tabloid remaja sudah kubaca, dan aku merasa sudah cukup mengetahui apa yang ingin kuketahui. Aku sudah dewasa, demikian aku memutuskan, sebelum aku tersadar dan segera lari menuruni tangga menemui soni.



Hari ini soni mengajakku nonton di Delta, bersama dengan teman-teman yang lain.
“Vani.. umm.. aku suka kamu.”
“Huh?”
“Iya, aku suka kamu. Aku nggak pingin kamu pergi.”
“Kamu lucu deh.”
Sejenak kulihat ia terdiam, menghela nafas panjang.
“Aku juga”, kubisikkan kata itu di telinganya.
Benarkah? Entahlah.
“Aku kan nggak sekolah di Afrika.”
soni tertawa. Aku juga. Yup, aku juga suka soni.



Mungkin kekhawatiranku yang memicu kejadian ini. Entahlah. Tapi masih terbayang di benakku bagaimana dengan malu-malu soni mencium bibirku sebulan yang lalu, rasanya aku mendadak sangat dewasa. Jadi aku membiarkan saja dia mengulum bibirku, lagi pula aku sangat ingin mengetahui rasanya. Ternyata selain getir dan kenyal, enak juga. Aku juga membiarkan soni meletakkan tangannya di dadaku malam itu, rasanya geli dan sedikit menakutkan, tapi selebihnya, asyik-asyik saja. Namun kegelisahanku membuyarkan rasa enak di benakku saat soni meraih kancing bajuku dan berusaha membukanya.
“Son, ngapain sih.”
“Ahh.. sorry. Maaf..”
Aku melihat wajahnya memerah, dan astaga, dia menangis.
“Vani, aku cowok yang lemah.. maafkan aku.”
soni bangkit berdiri dan meraih tombol lampu.
“Son..”
soni menghampiriku dan mendadak terduduk dan memeluk lututnya. Ia menangis lagi.
“soni..” kataku.



Kupandangi wajahnya, lalu dia menatapku. Kemudian dia mendekati wajahnya ke wajahku dan akhirnya bibir kami bertemu. Kami berciuman lama, dia mencium lembut bibirku dan sambil tangannya memegang buah dadaku dan meremas-remasnya. Terasa nikmat sekali rasanya. Aku membiarkan saja soni membuka kancing-kancing bajuku. Juga kubiarkan ia melepaskan bajuku.



soni membuka bajunya, dan aku merasakan tubuhku bergetar saat ia menyentuh jepitan bra-ku dan melepasnya. Sekarang aku dapat merasakan kehangatan kulitnya di dadaku, kami mendesah berbarengan. Jantungku terasa berdegub kencang, antara takut dan rasa ingin tahu. soni meletakkan telapak kirinya di dada kiriku, perasaan nyaman dan hangat kurasakan saat ia menggerak-gerakkan jemarinya memijat dan menekan. Sejenak pikiranku terbayang kepada film-film yang sering kulihat dari balik pintu. Apakah begini rasanya? Aku diam saja saat soni mangangkat rok sekolahku. Lalu dia meletakkan tangannya di kemaluanku. Kemudian dia menyelipkan jarinya ke balik celana dalamku. Sambil bibirnya diletakkan di buah dadaku. Oh Tuhan, begitu bodohnya aku untuk menikmati saat itu.



Aku hanya bisa melihat saja saat soni membuka kancing celananya. Selanjutnya aku tak ingin melihat lagi. Mungkin karena saat itu aku merasa sangat malu. Namun yang kuingat saat itu, soni menarik celana dalamku ke bawah, dan membiarkanku merasakan ketelanjanganku. Selanjutnya ia membiarkanku sendiri beberapa saat, (aku tak tahu apa yang dilakukannya hingga beberapa hari kemudian setelah kejadian ini). Sejenak aku terhenyak saat sesuatu yang keras menusuk kemaluanku. Aku menjerit kecil dan membuka mataku lebar-lebar, sehingga aku dapat melihat raut wajah soni yang penuh keringat dan tampak merasa sangat bersalah.



Argumen-argumen yang dikeluarkan soni saat itu membuat hatiku kacau balau, antara norma-norma yang kupelajari dari agama dan kedua orangtuaku, dengan segala rasa ingin tahu yang kurasakan saat itu. Namun aku membiarkan saja rasa sakit itu menusuk-nusuk perutku. Perutku mengejang saat soni menekan-nekan barangnya ke kemaluanku, dan menggesek-gesekkannya, membuatku merasakan perih yang amat sangat. soni menciumi hampir separuh badanku bagian atas, membuatku menjadi gerah dan merasa basah. Aku tak tahu apa yang harus kuperbuat, rasa perih di pangkal pahaku membuat rahangku terasa kaku dan aku berusaha menggapai-gapaikan tanganku ke segala arah, mencari dan mencengkeram apa yang bisa kucengkeram.



Beberapa saat kemudian aku merasakan sesuatu menyembur ke permukaan perutku, dan kudengar soni menggeram lirih. Aku merasakan gerakannya berhenti, dan kemudian soni menjatuhkan kepalanya di dadaku, aku tak tahu apa yang terjadi (baru beberapa hari setelahnya aku tahu, dan sekarang mungkin aku akan tertawa mengingatnya).



Mungkin itu merupakan sebuah pengalaman yang bisa dikatakan pengalaman pertama buatku dalam mengenal seks. Namun, aku baru sadar (dan sedikit mensyukuri saat itu), bahwa ternyata aku belum kehilangan keperawananku. Mungkin karena aku ketakutan, atau mungkin karena soni merasa putus asa. Akhirnya, soni dan aku benar-benar berpisah menjelang kenaikan kelas dari kelas 1 ke kelas 2 SMU, dan seperti yang diduga sebelumnya, ia memilih memasuki SMU swasta, sedangkan aku tetap di pilihanku semula, yaitu di SMU negeri. Terus terang saja aku sekarang telah kehilangan keperawananku, dengan temanku sekampus. Tapi, satu hal yang masih kuingat dan kujadikan memori indah, yaitu bahwa soni, temanku yang tersayang, merupakan cowok yang bisa mengajakku melakukan pendidikan seks untuk yang pertama kali, walaupun belum berhasil 100%. Love you soni, dan ia sekarang sudah di USA bersama keluarganya, semenjak kerusuhan tahun 1998. Seandainya kamu membaca ini.